Apakah Boleh Suami Tidak Menyentuh Istri Selamanya?

Apakah seorang Suami boleh untuk tidak menyentuh Istrinya lagi selamanya, karena dia merasa kecewa dan tersakiti oleh Istrinya?

Saya tidak mau marah lagi, saya tidak mau kecewa lagi, tapi saya juga tidak menghancurkan dunia sempurna bagi anak saya dengan bercerai hanya karena istri yang tidak setia, it’s unthinkable.

Ini memang sudah jalan hidup saya yang dulunya nakal mungkin, dihukum Tuhan selama hidup di dunia karena dosa-dosa saya di masa lampau yang menurut perhitungan saya, lumayan banyak, lebih banyak dibandingkan kebanyakan manusia.

So what (emang kenapa) kalau kita nggak maem manusia lagi (berhubungan seksual)?

So what (emang kenapa) kalau kita menderita sedikit selama di dunia?

Bukannya sudah sepantasnya kita dihukum atas dosa kita di masa lampau, masih mending kalau dihukum di dunia saja.

Selain itu, banyak orang lain yang lebih menderita (Naudzubillah) dibanding kita.

Apa yang saya harapkan dari seorang istri?

Kewajiban seorang istri adalah melayani suaminya, kapanpun dimanapun, setidaknya begitu menurut saya.

Dan begitulah yang saya tahu, begitulah yang saya mau, namun tidak begitu yang saya dapatkan.

Pada kenyaaannya, istri saya lebih sering menolak berhubungan badan dan tidak mau melayani, entah karena alasan apa dan berbagai alasan yang sering dikemukakan, entah itu capek, ngantuk, atau sekedar malas.

Apa itu menyakitkan (bagi saya)?

Tentu saja rasanya menyakitkan ketika ditolak dan ada perasaan tidak enak yang mulai merambat di hati.

Banyak wanita selain dirinya yang berusaha mendekati dan/atau mengakrabkan diri dengan saya, tapi saya tidak mau, karena bagi saya kesetiaan adalah hal yang luar biasa, dan harus dipertahankan sebisa mungkin, tanpa kompromi atau alasan untuk melanggar kesucian ikatan pernikahan.

Tapi satu-satunya sumber “makanan” saya, terkadang menolak menuruti kehendak saya.

Lalu saya bisa apa?

Memaksanya?

Hal itu memalukan dan sebisa mungkin tidak saya lakukan.

Alasan Mendiamkan Istri

Walaupun kelakuannya seperti itu, saya berusaha bertahan untuk tidak cari ribut dan menjadikan itu masalah yang serius untuk bercerai.

Sebelumnya, selain bekerja seperti biasa, saya juga membangun beberapa bidang usaha yang mungkin bisa saya jalankan dan mungkin dapat menjadi tumpuan utama finansial bagi keluarga kami.

Karena itu saya mengalihkan perhatian saya ke dunia bisnis di kala saya kesepian dan “kelaparan” (ingin wanita).

Note NKRI One: tidak ada laki-laki normal yang bisa tahan tanpa wanita, normalnya seperti itu.

: tidak ada laki-laki normal yang bisa tahan tanpa wanita, normalnya seperti itu.

Tapi sampai beberapa waktu yang lalu, saya tidak sepenuhnya fokus ke bisnis dan mengabaikan istri apalagi anak.

Komunikasi saya selalu terbuka untuk mereka, baik via telepon atau video call (panggilan vidio), dimanapun saya berada, kapanpun saya bisa.

Karena saya jarang tidur malam, istri saya bisa menghubungi saya 24/7 dimanapun saya berada, baik ketika dia tidak bisa tidur, ketika dia terbangun dini hari, maupun ketika dia merasa takut ketika saya tidak ada di dekatnya.

Oleh karena itu, saya dan istri pun bisa dekat, dan dia menceritakan semua yang mau dia ceritakan, seperti layaknya seorang teman.

Saya tidak keberatan, walaupun tanpa hubungan seksual, mungkin sudah hukuman saya, saya anggap seperti itu saja biar tidak ngenes (sedih) banget.

Saya akan bertahan sebisa mungkin, karena saya tidak mau anak saya kehilangan sosok seorang bapak dan/atau sosok seorang ibu.

Karena tidak ada Bapak yang bisa sesayang bapak kandungnya, begitupun saya yakin bahwa tidak ada wanita lain yang bisa sesayang Ibu Kandungnya.

Saya Mulia? Tidak, Saya Hanya Seorang Hamba Allah

“Ooh baik banget”.

“Kok ada suami seperti itu?”

Jika ada yang berpikir seperti itu, ngeri sekali, saya paling tidak suka ketika saya dibilang baik.

Karena saya tidak sebaik itu, sebab aslinya saya yakin bahwa manusia itu adalah makhluk yang tidak bisa setia 100% (seratus persen), dan sebenarnya saya tidak ada niat sama sekali untuk menikah, karena saya yakin suatu saat pasti akan dikhianati.

Dan dikhianati itu, sakitnya pasti terasa banget, bahkan bisa menimbulkan trauma mendalam dan meninggalkan bekas untuk waktu yang lama.

Jadi, siapa yang mau dikhianati orang lain?

Apakah anda mau menikah kalau anda sudah tahu bahwa anda akan dikhianati?

Jiwa yang Terluka

Ketika saya menulis ini, ya tentu saja saya merasa sangat kecewa, karena bagaimana bisa istri saya memikirkan laki-laki lain.

Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia berbohong, mengatakan bahwa dia tidak memikirkan laki-laki lain.

Oh My God, apa dia lupa bahwa saya tidak suka ke mall?”

“Apa dia lupa saya bisa membaca pikiran orang?”

Note NKRI One: untuk menghindari kontroversi dan tes yang tidak perlu, anggap saja bukan membcara pikiran, tapi menebak pikiran ya.

Kenapa saya tidak suka ke mall?

Karena saat saya berada di kerumunan orang ramai, saya bisa membaca ratusan pikiran orang pada saat bersamaan, yang tentunya membuat kepala saya kadang sakit dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

Dan soal mengetahui pikiran orang, sejauh apapun kalau saya fokus, saya bisa mengetahui apa yang dia pikirkan.

Tentu saja saat ini saya juga tahu kalau dia sedang mau mengarang cerita ke orang-orang terdekat kami bahwa dia tidak bersalah (tapi akan pura-pura salah agar tidak disalahkan).

Kompleksitas Manusia yang Suka Berbohong, Khususnya Wanita

Tentu saja, selama pengalaman hidup saya, manusia biasanya rela bohong, dusta, bahkan memfitnah orang lain untuk kenyamanan pribadinya.

Khususnya wanita, mereka adalah makhluk yang tidak kalah kejam dibanding laki-laki bengis.

Karena itu ada peribahasa, bahwa kelak yang membuat dunia ini hancur adalah manusia itu sendiri.

Apakah Boleh Seorang Suami Tidak Menyentuh Istrinya?

Ini menjadi concern saya, karena saya orang yang tidak suka ditolak, dan setelah ditolak, kecuali untuk menjaga perasaan dan tidak menentang Tuhan, saya masih berusaha berhubungan dengan istri.

Tapi, karena sekarang sudah ketahuan bahwa dia ada memikirkan laki-laki lain, saya mencari aturan Tuhan dan Rasulnya (kalau ada) yang melarang saya untuk tidak menyentuh istri lagi.

Saya sudah tidak mau lagi merasa hina kelana karena “meminta jatah”, Naudzubillah.

Dan ternyata, guess what, ternyata tidak ada hukum yang melarangnya, kecuali hanya ayat Allah yang mengingatkan bahwa kita (laki-laki/suami) tidak boleh menyusahkan istri.

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

(Q.S. An-Nisa: 34)

Nusyuz itu artinya tidak tunduk kepada Allah untuk taat kepada suami.

Note KEP: Gw gak nyangka, kejadian ini akan terjadi pada diri saya, hahaha, dunia ini beneran seru!

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top