Pernahkah kamu merasa terbebani oleh tugas dan tanggung jawab yang seolah tak ada habisnya? Pikiranmu dipenuhi dengan ketakutan dan keraguan, dan motivasi untuk melangkah maju semakin pudar. Kesalahan awalmu adalah menggunakan kekuatan empatimu untuk menjelajahi jiwa orang lain terlalu dalam dan mulai merasakan beban hidup yang mereka alami, maka dari itu, kamu harus bisa bebas dari beban orang lain, hiduplah untuk menaklukan tantanganmu sendiri.
Kapasitas otak dan kemampuan berpikirmu tak diragukan lagi. Kamu mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan gemilang. Namun, rintangan terbesarmu bukanlah kesulitan tugas itu sendiri, melainkan pengaruh orang lain. Kamu mulai memperhatikan komentar, pendapat, dan pandangan mereka yang sebenarnya sama sekali tidak menolongmu untuk mencapai apa yang ingin kamu capai.
Ketidakpercayaan, keraguan, dan ekspektasi yang tidak realistis dari orang lain dapat menghambat langkahmu. Komentar negatif, perbandingan yang tidak sehat, dan tekanan untuk menjadi sempurna dapat melumpuhkan semangatmu.
Saatnya membebaskan diri dari beban orang lain! Ingatlah bahwa hidupmu adalah milikmu, dan kamu berhak untuk menentukan jalanmu sendiri. Jangan biarkan orang lain mengendalikan hidupmu dan menghalangi mimpimu.
Berikut beberapa langkah untuk membantumu bebas:
1. Kenali Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk memahami kekuatan, kelemahan, keinginan, dan tujuan hidupmu. Semakin kamu mengenal diri sendiri, semakin kuat kamu dalam menghadapi tantangan.
Memang benar manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, tapi itu bukan berarti kita harus memikul beban mereka juga.
Jika pun kamu mendengar cerita orang lain, dengarkanlah dengan seksama, ambil pelajaran darinya dan bersyukur karena kamu tidak mengalami hal buruk yang mereka alami.
2. Percayalah pada Kemampuanmu untuk Bebas
Yakinlah bahwa kamu memiliki kemampuan untuk mencapai apapun yang kamu inginkan. Jangan biarkan keraguan orang lain merusak kepercayaan dirimu, jangan biarkan orang lain menghambat langkahmu, dan jangan biarkan mereka membuatmu terjebak di lingkaran setan yang sama.
3. Tetapkan Batasan yang Jelas
Belajarlah untuk mengatakan tidak pada permintaan yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuanmu. Jangan biarkan orang lain memanfaatkan kamu.
Walaupun penting bagi kita untuk menolong orang lain, sebagaimana perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang lain, dalam Surah An-Nisa (4:36):
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,.”
(Q.S. An-Nisa: 36)
Penjelasan Quran Ayat 36 Surah An-Nisa di atas:
Ibnu Sabil secara harfiah berarti “anak jalan,” yang dalam konteks Islam merujuk kepada seseorang yang sedang dalam perjalanan dan karena itu berada dalam kondisi membutuhkan bantuan, seperti kehabisan bekal atau dana selama perjalanan. Dalam syariat Islam, Ibnu Sabil dikenal sebagai salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60:
“Infaq (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil (pengelola zakat), muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan).
Suatu ketetapan dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. At-Taubah:60)
Sedangkan Hamba Sahaya itu, mungkin kurang lebih sama dengan pembantu dan mereka yang bekerja di bawah kita (asisten) kah?
Walaupun secara tradisional, Hamba sahaya merujuk pada budak atau orang yang dimiliki dan bekerja tanpa kebebasan atau hak untuk memilih pekerjaannya sendiri atau pindah dari majikannya. Mereka seringkali tidak memiliki hak atau kebebasan yang sama dengan orang bebas lainnya dalam masyarakat.
Sementara itu, pembantu rumah tangga atau asisten yang bekerja pada zaman sekarang di banyak negara memiliki hak-hak legal yang diakui oleh undang-undang, termasuk hak untuk mendapatkan upah, waktu istirahat, dan kondisi kerja yang layak. Mereka bekerja berdasarkan kesepakatan atau kontrak kerja dan memiliki kebebasan untuk meninggalkan pekerjaan jika mereka memilih untuk melakukannya, sesuatu yang secara fundamental berbeda dengan kondisi hamba sahaya.
Note:
KEP: “Ooo, berarti hamba sahaya itu mereka yang berjanji dan bersumpah setia pada kita saja ya?“
GS: “Indeed, and at this time and age, loyalty is almost non-existent.“
4. Fokus pada Tujuanmu untuk Bebas
Tetapkan tujuan yang jelas dan ukurlah kemajuanmu. Fokuslah pada pencapaianmu dan jangan bandingkan dirimu dengan orang lain.
Tanpa disadari jika kita tidak berusaha untuk keluar dari kubangan setan, maka tidak ada yang bisa mengeluarkan kita dari kendali setan yang berusaha menahan kita tetap pada ketidakmampuan dan ketidakberdayaan kita untuk bebas.
Percayalah, ketika kita bebas, maka kita tidak akan bisa dikendalikan setan yang berasal dari golongan manusia lagi, dan itu “menakutkan” bagi mereka, karena itu mereka, melalui wakil-wakilnya, terus menerus berusaha membuatmu tidak bebas.
5. Kelilingi Diri dengan Orang-Orang Positif
Habiskan waktu dengan orang-orang yang mendukung dan percaya pada kemampuanmu. Hindari orang-orang yang negatif dan selalu menjatuhkanmu.
Mereka yang memiliki energi positif , tidak akan segan membantumu, mereka memberikan cahaya cerah yang bisa menerangi jalanmu dari kegelapan orang-orang egois yang negatif.
Memutuskan rantai pengaruh orang lain bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kekuatan dan ketegasan. Ingatlah bahwa kamu berhak untuk bahagia dan menjalani hidup sesuai dengan keinginanmu.
#BeStrong dan taklukkan tantanganmu! Buktikan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa kamu mampu mencapai apapun yang kamu inginkan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin membebaskan diri dari beban orang lain dan mencapai potensi terbaik Anda.
Salam NKRI one!