Salah satu hambatan atau rintangan terbesar bagi Anda untuk maju dan sukses adalah Zona Nyaman (Comfort Zone) yang Anda miliki, keengganan Anda untuk sedikit merangkak dan secara perlahan meninggalkan Zona Nyaman (Comfort Zone) Anda demi masa depan yang lebih baik.
“Ah, saya tidak mau, mungkin saja itu akan gagal.”
“Saya merasa nyaman dengan gaji saya yang sekarang, ngapain susah-susah dan capek nyari sampingan…”
Kata-kata itu tentunya tidak asing Anda dengar, bahkan ada kemungkinan, Anda sendiri yang pernah mengatakannya, baik kepada Teman, Keluarga, Saudara, Rekan Kerja, atau bahkan kepada diri Anda sendiri.
Lebih jujurnya, saya pernah mengatakan itu, karena memang saat itu saya merasa puas dengan pekerjaan, gaji, dan keadaan saya saat itu.
Tapi dunia baru saya terbuka setelah bertemu dengan Istri saya, lebih tepatnya Mertua saya.
Kenapa?

Karena Mertua saya dulunya adalah Pejabat Tinggi. Saya shock (terkejut) karena saya tidak tahu sebelumnya, saya baru tahu setelah sepakat untuk melamar (saat itu masih calon) istri saya, dan kalau saya membatalkannya hanya karena alasan pribadi, “trauma dengan Pejabat”, tentunya tidak adil bagi calon istri saya.
Saya sangat trauma dengan yang namanya Pejabat, karena saya tidak suka arogansi dan kesombongan yang biasanya satu paket dengan kata Pejabat, karena sebelumnya saya batal menikah dengan anak mantan Pejabat juga, hanya karena saya tidak suka arogansi dan kesombongan orang tuanya.
Dan saya pikir, calon mertua saya yang ini setali tiga uang (sama) dengan yang dulu, tapi ternyata saya salah, mertua saya tidak pernah bertanya gaji saya berapa, orang tua saya kerja apa, dan tidak meminta apapun untuk (ditukar dengan/mas kawin) anaknya.
Well, in short story (singkatnya), mertua saya adalah orang yang baik, belakangan saya ketahui bahwa beliau juga tidak korupsi, hal itu terbukti dari pengunduran dirinya sebagai Pejabat saat dipaksa menandatangani tukar guling lahan, dan beberapa tahun kemudian ternyata beberapa orang yang terlibat dalam tukar guling lahan tersebut, ditangkap dan dipenjara karena korupsi.
Tapi, karena pengunduran dirinya yang mendadak itulah, mertua saya tidak mempersiapkan diri untuk pensiun, terutama secara ekonomi, tidak ada lagi tunjangan yang tinggi, uang dinas yang dapat dibelikan handphone sekali berangkat, maupun uang mudah yang datang seiring dengan posisi Jabatannya (yang halal Lillahi Ta’ala, hahaha-ketawa kering-).
Dan saya melihat beliau, seperti melihat ke arah diri saya sendiri,
“Oh, sh*t (arti sebenarnya nggak gitu, tapi disini kita artikan “gawat” saja ya), gimana nanti gw, pasti suatu saat gw akan pensiun juga.”
Nah, sejak itulah dunia baru saya terbuka, saya mencoba berbagai usaha yang bisa dijalankan, baik secara fisik (langsung/offline) maupun online (daring), dan Alhamdulillah, memang berhasil kok, ya walau dalam perjalanannya tidak sedikit uang saya dilarikan rekan bisnis, maupun beberapa usaha ada yang tidak berjalan sebagaimana mestinya sesuai yang saya harapkan.

Beberapa di antaranya:
- Jual Beli Handphone, gampang, keuntungan bisa sampai 1 juta rupiah atau lebih per 1 handphone, kelanjutannya bosan, karena selain alasan “lebih baik (handphone yang bagus) dikasihkan ke istri atau anak” juga karena saya hardcore gamer (gamer garis keras), yang artinya tidak sedikit handphone yang saya gunakan terbanting (?), eh, dibanting atau terpukul nggak sengaja.
- Jual Beli Playstation, menyenangkan dan untung banyak, tapi lama-lama bosan, karena tidak sempat main game besar dan mendalam lagi, setelah punya anak, bye-bye (sampai jumpa) game besar dan menarik,
- Jual Pulsa, ini mudah dan keuntungannya sangat besar, terutama jika anda mempunyai beberapa downlink (bawahan/pegawai), tapi lagi-lagi terabaikan, karena lupa sebenarnya.
- Jual Beli Batu di Zaman Batu, menguntungkan dan unik, karena memang batu-batu hias atau permata itu, sangat unik dan sebenarnya berkelas untuk dijadikan hiasan. Pernah untung 2 juta rupiah untuk 1 buah batu, tapi secara keseluruhan bisa dibilang rugi, karena zaman batu sudah lewat, untuk saat ini, I hope (saya harap).
- Jual Beli Ikan Hias Predator atau Ikan Hias Langka, menguntungkan, dan bisa jadi rencana jangka panjang, tapi…hiks…rekan bisnisnya menghilang, melarikan diri, dan uang saya menghilang sebagian. Pelajaran hidup.
- Jual Ikan Cupang Hias, keren lho ini, selain menyenangkan, juga menguntungkan, 1 ekor ikan cupang pernah saya jual 1 juta, dan laku, hohohoho, dan yang menyenangkan lagi, dalam perjalanannya, saya pernah mengekspor beberapa ikan cupang hias ke Amerika dan Eropa. Kalau tertarik melihat-lihat, silahkan kunjungi KEPBetta di Facebook Page, atau cari nama toko KEPShop atau KEPSh0p di Marketplace kesayangan anda. Tapi, ternyata capek juga melihara ikan cupang, pernah modalin orang bisnis, biar ikan-ikan saya dipeliharain sebelum dijual, eh malah ikannya mati semua, katanya.
Itulah beberapa jenis bisnis yang sangat mudah sebenarnya untuk dijalani, tapi karena beberapa hal dan alasan lain, saya selalu tertarik dengan tantangan baru, untuk mempelajari sesuatu yang baru, yang tentunya Inshaa Allah, bisa menjadi jaminan masa depan yang lebih baik.
Keajaiban yang didapat dalam menjalani awal yang baru adalah anda akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan ilmu-ilmu baru tentang sesuatu yang sebelumnya sangat asing bagi anda.
Tertarik untuk memulai awal yang baru?
Jangan takut melangkah, karena setiap peluang yang hilang, belum tentu akan datang kedua kalinya. Ambil kesempatan anda sekarang.