Saya, saat ini bekerja di kantor yang sebenarnya membolehkan Work From Anywhere (Kerja Dari Mana Saja), tapi arahan dari atasan, masih diperlukan dan diharuskan untuk kerja dari kantor, yang sampai sekarang saya masih tidak mengerti esensinya apa, karena di kantor kadang suasananya seperti di Pasar, rame banget, di sana ngomong, di sini ngobrol, di sana nge-ghost-ship (gosip), di sisi lain ada yang ketawa sambil teriak-teriak. Saya sudah mencoba beberapa kali dan sampai pada kesimpulan bahwa saya tidak bisa konsentrasi kerja di kantor yang berisik.
Jika anda kira kantor berisik adalah masalah utama dan satu-satunya, anda salah, karena saya sudah mengakalinya dengan membeli headphone canggih yang noise cancelling (saya tidak akan mendengar suara manusia yang berisik), tapi ada masalah lain lagi, di kala terlihat, ada yang akan mengajak saya ngobrol panjang lebar atau hanya sekedar small talk.
Sebenarnya saya sadar kalau hubungan sosial itu penting, tapi tidakkah anda bosan ngobrol yang itu-itu saja?
Ngobrol yang Itu-Itu Saja
Saya suka mendengar kisah kehidupan orang yang menarik dan luar biasa, tapi orang kantoran biasanya kisah hidupnya terbatas, jarang mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa (i.e.) misalnya jam 11 (sebelas) malam nabrak gerbang kosan yang sedang ditongkrongi oleh preman-preman timur yang badannya besar-besar dan jarinya sebesar pisang lilin.
Jadi ketika mendengar cerita yang membosankan, saya mendengarkan dan merespon karena saya sopan, tapi lama-lama mulai sangat mengganggu ketika ceritanya sama itu-itu saja.
Karena Waktu Saya Terbatas
Saya menyadari bahwa kesempatan hidup yang saya jalani kali ini disupplai dengan pasokan waktu yang sangat terbatas, umur saya tidak mungkin sampai 1000 (seribu) tahun kan? Karena saya manusia normal.
Jadi setiap jam itu berharga bagi saya, bayangkan saya harus mendengarkan cerita yang membosankan karena saya merasa harus sopan sama siapapun jika saya masih bekerja di sini. (Spoiler Alert: Gw harus sopan sama siapa saja, termasuk ketika ketemu kk Iblis).
Suasana Tempat Kerja yang Nyaman, Tenang, dan Kondusif
Suasana kerja yang nyaman, tenang, dan kondusif sangat penting bagi produktivitas dan kreativitas setiap individu.
Namun, sayangnya, tidak semua tempat kerja menawarkan kondisi ideal tersebut. Bising, gaduh, dan keriuhan seringkali mengganggu konsentrasi, menyebabkan pekerjaan menjadi terhambat dan tak jarang menimbulkan stres dan tekanan batin.
Padahal rumah adalah tempat kerja terbaik bagi saya, ketika di rumah, tidak jarang, saya tetap bekerja di luar jam kerja dan tidak dibayar sama sekali untuk lembur.
Penyebab Kebisingan dan Ketidaknyamanan di Tempat Kerja
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan tempat kerja menjadi berisik dan tidak nyaman, antara lain sebagai berikut:
- Desain Ruangan Terbuka (Open Plan Office):
Meski memiliki tujuan untuk memfasilitasi komunikasi antar karyawan, ruangan tanpa sekat justru seringkali menjadi sumber kebisingan. - Rapat Online:
Kebetulan di kantor kami, pegawainya sangat dibutuhkan sebagai “palu” (terkait hukum), sehingga di satu waktu bisa diadakan beberapa rapat di waktu yang sama yang dihadiri oleh beberapa orang berbeda.
Bisa anda bayangkan jika orang yang berada di dekat anda berbicara keras-keras dan membahas hal yang sama sekali berbeda dengan hal yang sedang anda pelajari terkait rapat lain yang anda sedang hadiri secara online juga.
Dan kadang yang lebih parahnya lagi, ketika anda diminta memberi pandangan hukum dan pendapat juga, kebayang kan seperti rebutan ngomong padahal di 2 (dua) rapat yang berbeda dengan pembahasan masalah yang berbeda pula. - Percakapan Antar Pegawai:
Diskusi antar karyawan, ini yang paling mengganggu menurut saya, dan bukan hanya dapat mengganggu konsentrasi, tapi PASTI menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain yang sedang bekerja serius.
Tapi mau bagaimana lagi, mereka yang tidak bahagia di rumah, merasa lebih bahagia di kantor. - Telepon:
Terkadang kita sebagai manusia sosial, menerima telepon dari pacar, istri, anak, anggota keluarga lain, teman kantor, teman kantor lain, dan/atau sekedar telemarketing nawarin anda mendapatkan fasilitas yang akan menguras dompet anda jika anda iyakan.
Pernahkah anda mendengar penjilat menerima telepon dari yang dijilatnya?
Saya meminta kepada Tuhan agar saya bisa keluar secepatnya dari sini dengan cara yang baik.
Saya Tidak Sombong tapi Saya Mau Konsentrasi
Dari pembicaraan (melalui tulisan) di atas, anda bisa saja mengira saya adalah orang yang sombong dan angkuh. Bagi sebagian orang, itu mungkin benar.
Tapi kenyataannya saya lebih suka sendiri, menyendiri, dan belajar banyak hal yang menarik bagi saya.
Jadi repetisi kegiatan rutinitas kantor ini sangat menyiksa saya, dan saya bersyukur hukuman saya hanya ini tapi.
Dampak Kebisingan Terhadap Produktivitas
Konsentrasi yang terganggu karena kebisingan dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Selain itu, kebisingan juga bisa menimbulkan stres, kelelahan, dan bahkan gangguan pendengaran jika terpapar suara bising dalam jangka waktu lama.
Seperti yang sudah saya bilang di atas, orang yang stress di rumah, dia akan sangat senang di kantor dan bersosialisasi di kantor terasa sangat menyenangkan bagi orang seperti ini (saya tidak masalah dengan ini karena itu hak mereka, tapi jangan mengajak saya :p)
Karena saya sudah punya anak, saya tahu situasi di Taman Kanak-Kanak, mereka sangat antusias menceritakan masing-masing cerita mereka, yang menurut mereka menarik. Ya, seperti itulah suasana kantor yang saya hadapi ketika saya bekerja dari kantor.
Kenapa mereka suka bercerita di kantor, ketimbang di rumah, di lingkungan sosial sekitar rumah, atau ke teman mereka di luar kantor?
Jawabannya karena di rumah tidak ada yang menghormati dan menghargainya, di lingkungan sosial tidak ada yang mau mendengarkan cerita membosankan dan tidak menarik, sementara itu biasanya mereka tidak punya teman beneran di luar kantor. Sementara itu orang di kantor lebih sopan dan mendengarkan atas dasar kesantunan.
Solusi Menghadapi Tempat Kerja yang Berisik
Meskipun terkadang sulit untuk mengendalikan sumber kebisingan, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalisir gangguan yang anda alami:
- Penggunaan Headphone:
Menggunakan headphone noise-cancelling dapat membantu mengurangi gangguan dari suara luar.
Tapi sejujurnya saya kadang merasa ajaib, sudah lihat saya memakai headphone, masih saja ada orang yang mengajak ngobrol saya.
Tidak, itu bukan soal pekerjaan, tapi biasanya tentang orang lain alias ngomongin orang, yang sebenarnya tidak menarik bagi saya. - Pembatas Ruangan:
Memasang sekat atau panel bisa membantu mengurangi transmisi suara antar area.
Kalau bisa, sudah saya lakukan sejak lama, bahkan saya berencana pakai mobil dan kerja dari mobil yang diparkir di sekitar kantor, tapi nanti malah mati karena kekurangan oksigen pula kerja di dalam mobil yang terparkir. - Penyesuaian Jam Kerja:
Jika memungkinkan, bekerja pada saat jam-jam tidak sibuk atau ketika lingkungan kerja lebih tenang.
Dulu saya berusaha seperti ini bahkan saya mengerjakan pekerjaan saya sampai jam 12 malam, tapi paginya tetap diminta kerja seperti biasa (pagi). LoL. Gaji sama atau malah lebih rendah dibanding yang sedang tidur. - Pembuatan Ruang Tenang:
Ruangan khusus yang dirancang untuk bebas dari kebisingan, seperti ruang hening, bisa menjadi solusi bagi karyawan yang membutuhkan konsentrasi ekstra.
Masalahnya ruangan ini malah digunakan oleh pegawai yang membawa anak untuk bekerja, bagus sih, tidak menambah satu sumber kebisingan baru, tapi ya gitu.
Dan ruangan ekstra ini terletak di tengah kantor open space dan dengan kaca bening full, sehingga jika anda bekerja di ruang tenang itu, anda akan tampak sama seperti ikan cupang di kontes kompetisi kecantikan cupang hias. - Edukasi Karyawan:
Mengedukasi karyawan tentang pentingnya menjaga ketenangan di tempat kerja dan menghargai rekan kerja yang sedang berkonsentrasi.
Ini tidak mungkin, karena setiap orang tidak memiliki prioritas yang sama, ada yang memang niat kerja namun tidak sedikit yang niatnya ngobrol di kantor.
Kesimpulan NKRI One
Suasana kerja yang berisik memang bisa mengganggu konsentrasi dan produktivitas. Namun, dengan pemahaman dan upaya bersama, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif.
Kunci utamanya adalah kesadaran dan saling menghargai antar karyawan di tempat kerja.
P.S. (Tidak Perlu Dibaca)
Saya tahu saya sedang dihukum dengan hal seperti ini, melatih kesabaran sambil minum air (sambil dihukum).
Ini adalah hukuman yang pas, karena (dulu) saya tidak takut mati, malah cari mati terus karena bosan hidup.
Karena menurut saya, jika saya mati, saya tidak akan merasa bosan dan melihat keburukan yang membosankan lagi.
Jadi memang pas kalau kebosanan dijadikan hukuman saya di dunia ini.
Tapi kita tidak boleh mati secara sengaja (bunuh diri) dan/atau mati konyol (certain death).
Sebenarnya saya tidak melihat ada manfaat apapun saya di sini, kecuali melatih kesabaran, kesabaran, dan kesabaran.
Perintah Allah untuk Sabar
Allah tidak pernah menyuruh kita berbuat kerusakan, tapi Dia suka menyuruh kita untuk sabar, tabah, dan tenang menghadapai cobaan di dunia:
“…mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“
Q.S. Al-Baqarah (2:153)
Sambil melatih kesabaran, kita juga diperintahkan untuk selalu siap siaga.
“…bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”
Q.S. Al-Imran (3:200)
Jangan lupa minta pertolongan kepada Allah, karena Bumi ini milik Allah, bukan milik setan, Iblis (bos setan) hanya dipinjamkan saja bukan memiliki (baru tau gw).
‘Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah. Dia mewariskannya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.'”
(Q.S. Al-A’raf (7:128))
Perintah Allah untuk Sabar di Kitabullah selain AL-Quran
Kalau anda saklek Islam tapi tidak mematuhi perintah Allah untuk beriman pada semua kitab-kitab Allah yang lain, sebaiknya anda tidak membaca ini dan segera beli tiket konser “Semalam dan Selamanya bersama Iblis dan setan di Neraka Abadi”.
“Heninglah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam jalannya, karena orang yang melakukan tipu daya.”
Mazmur (Psalm) 37:7
Kita tidak boleh marah dan tidak boleh membunuh (ya iyalah, apa poin kamu belajar sabar kalau kamu suka “menghilangkan” orang sesukamu).
Torturing people is forbidden too, don’t try to get your way around, karena kamu sedang dilatih sabar bukan barbar.
Bahkan kamu tidak boleh merugikan manusia.
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;
Q.S. Al-Baqarah (2:153)