Cara Tidak Melihat Orang yang Menyebalkan di Depan Kita

Bagaimana Cara Tidak Melihat Orang yang Menyebalkan di Depan Kita

Hidup berdampingan dengan manusia lain adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari.
Namun, tidak semua orang yang kita temui membawa kenyamanan.
Ada kalanya kita berhadapan dengan orang yang menyebalkan: sikapnya mengganggu, perkataannya menusuk, atau sekadar kehadirannya membuat hati panas. Lebih buruk lagi, orang seperti itu bisa berada tepat di depan kita—dalam rapat, kelas, transportasi umum, bahkan dalam lingkaran pergaulan sehari-hari.

Pertanyaannya: bagaimana cara agar kita tidak terusik?
Bagaimana caranya tidak benar-benar melihat atau minimal tidak memberikan sedikitpun perhatian pada orang yang menyebalkan bagi kita?

Berikut adalah beberapa pendekatan praktis, psikologis, sekaligus spiritual yang bisa membantu.


1. Alihkan Fokus ke Objek Lain

Ketika seseorang di depan kita terasa menyebalkan, sebenarnya masalah bukan hanya dia, tetapi bagaimana kita merespons kehadirannya.
Mata adalah pintu masuk ke hati.
Jika kita terus menatapnya, pikiran negatif akan semakin kuat.

Alihkan pandangan ke hal lain yang lebih netral:

  • Lihat detail kecil di sekitar: meja, kursi, lantai, atau papan tulis.
  • Perhatikan tulisan, gambar, atau catatan di ponsel.
  • Jika di ruang rapat, fokus pada layar presentasi atau catatan pribadi.

Dengan begitu, perhatian kita tidak lagi tertuju padanya, sehingga rasa kesal berangsur mereda.


2. Gunakan Teknik “Glass Wall”

Bayangkan ada sebuah dinding kaca transparan (Glass Wall) yang tebal antara kita dan orang itu.
Kita bisa melihatnya, tapi secara mental kita menempatkan dia di balik penghalang.
Suaranya teredam, geraknya tak berarti.

Teknik visualisasi sederhana ini efektif karena otak manusia mudah dipengaruhi oleh imajinasi.
Dengan menghadirkan penghalang imajiner, kita otomatis mengurangi kedekatan emosional dengan orang tersebut.
Hasilnya, meskipun dia ada di depan mata, hati kita tetap tenang, dan tidak menganggap dia benar-benar ada di depan kita.


3. Latihan Menutup Pandangan (Lowering the Gaze)

Dalam ajaran Islam, ada konsep ghaddul bashar atau menundukkan pandangan. Konsep ini biasanya dikaitkan dengan menjaga pandangan dari lawan jenis, tetapi sebenarnya bisa diperluas pada apa pun yang dapat merusak hati.

Menundukkan pandangan bukan berarti menutup mata, melainkan mengendalikan arah tatapan agar tidak mengunci pada sesuatu yang membawa mudarat. Saat kita merasa terganggu, cukup palingkan pandangan pelan-pelan ke arah lain.

Langkah kecil ini tidak hanya menenangkan pikiran, tapi juga melatih hati untuk tidak terpancing oleh hal-hal negatif.


4. Gunakan Inner Dialogue (Dialog Batin)

Sering kali, yang membuat orang menyebalkan terasa kuat adalah karena kita membiarkan pikirannya mendominasi kita.
Untuk melawan itu, gunakan dialog batin positif.
Katakan pada diri sendiri:

  • Dia bukan siapa-siapa untukku, tidak perlu aku beri ruang dalam pikiranku.”
  • Kalau aku marah, aku kalah. Kalau aku tenang, aku menang.”
  • Dia tidak lebih penting daripada kesehatan mental diriku sendiri.

Self-talk semacam ini membantu kita merebut kembali kendali atas emosi.
Lama-lama, kehadiran orang yang menyebalkan tidak lagi mengusik batin kita.


5. Beri Label Netral

Alih-alih melabeli dia dengan kata-kata emosional seperti menyebalkan, toxic, atau pengganggu, cobalah mengganti labelnya dengan sesuatu yang lebih netral.

Misalnya: si A, orang itu, atau bahkan hanya background.
Dengan memberi label netral, secara psikologis kita mengurangi kekuatan emosional yang dia miliki atas diri kita.
Semakin netral kita menilai, semakin kecil dampaknya bagi hati kita.


6. Terapkan Selective Ignorance

Tidak semua hal di dunia ini layak mendapat perhatian.
Bahkan, salah satu seni hidup bahagia adalah seni mengabaikan.

Konsep ini disebut selective ignorance—pilih apa yang ingin kita pedulikan, dan abaikan sisanya.
Orang menyebalkan? Abaikan.
Omongan negatif? Abaikan.
Ekspresi yang memancing emosi? Abaikan.

Selektif dalam memperhatikan membuat energi kita tetap terjaga untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.


7. Ingatkan Diri Lewat Doa

Ketika semua cara rasional tidak mempan, berdoalah. Doa adalah tombol reset yang mengembalikan hati kita kepada ketenangan.

Doa sederhana seperti:

Ya Allah, lindungi aku dari keburukan orang ini dan keburukan diriku sendiri.

Dengan doa, kita mengalihkan kendali penuh kepada Allah.
Kita sadar bahwa tidak semua hal bisa kita atur, tetapi Allah selalu bisa melindungi kita.


8. Sadari Bahwa Orang yang Menyebalkan Juga Ujian

Dalam kehidupan, tidak semua ujian berbentuk bencana besar.
Kadang ujian itu hadir dalam bentuk manusia yang menyebalkan. Kehadirannya adalah tes kecil untuk mengukur seberapa kuat kesabaran kita.

Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia akan diuji dengan berbagai cara, termasuk lewat orang lain.
Jika kita bisa melewati ujian berupa orang menyebalkan tanpa kehilangan kesabaran, maka nilai kita di hadapan Allah naik.


Penutup: Kendali Ada di Tangan Kita

Menghadapi orang menyebalkan memang tidak mudah, apalagi jika dia berada tepat di depan kita.
Tapi pada akhirnya, kendali penuh ada di tangan kita. Kita bisa memilih untuk:

  • Menatap dan membiarkan hati terbakar.
  • Atau mengalihkan perhatian, menenangkan diri, dan tetap fokus pada hal yang penting.

Kunci utamanya adalah tidak memberi energi pada hal yang tidak layak.
Semakin sedikit perhatian yang kita berikan, semakin kecil pengaruhnya.

Jadi, jangan biarkan orang menyebalkan mengendalikan hidupmu.
Belajarlah mengendalikan pandangan, pikiran, dan hati.
Dengan begitu, dunia ini akan terasa lebih tenang, meskipun orang itu masih ada di depan mata.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top