Barisan Penjilat yang Suka Tampil Menunjukkan Diri (Eww)

Barisan Penjilat yang Suka Tampil Menunjukkan Diri (Eww)

Penjilat tidak punya skill nyata, tapi suka tampil dan menjilat demi kepentingan pribadi.
Bagaimana ciri, dampak, dan cara menghadapinya?

Secara umum, individu yang menunjukkan perilaku sebagai penjilat ini cenderung memprioritaskan persepsi orang lain terhadap dirinya di atas integritas atau kontribusi yang tulus.

Pendahuluan: Fenomena Penjilat di Sekitar Kita

Dalam dunia kerja, politik, bahkan lingkaran sosial sehari-hari, kita sering menemukan satu spesies manusia yang mudah dikenali: penjilat.

Mereka hadir dengan wajah penuh senyum, kata-kata manis, dan sikap tunduk.
Tapi di balik itu semua, yang mereka jual bukanlah skill nyata, melainkan kepatuhan palsu.

NKRI.one menyebutnya: barisan penjilat yang suka tampil menunjukkan diri.


1. Ciri-Ciri Penjilat

Bagaimana mengenali penjilat?
Biasanya mereka punya beberapa ciri khas:

  1. Lebih suka tampil daripada bekerja.
    Mereka ada di depan dan mau tampil seolah yang paling pintar hanya ketika ada atasan.
    Kalau tidak, kerjaannya hampir nihil.
  2. Bicara lebih banyak daripada kontribusi.
    Omongan manis, pujian berlebihan, tapi tidak ada hasil yang bisa diukur.
  3. Menjual loyalitas, bukan kualitas.
    Mereka tidak punya skill nyata, jadi mereka menjual “kesetiaan palsu”, segera setelah dia merasa setara atau lebih tinggi, dia akan emninggalkan anda sesegera mungkin, dan bukan tidak mungkin akan melihat anda seperti sampah.
  4. Suka cari spotlight.
    Di rapat, di forum, bahkan di ruang publik, mereka cari cara agar terlihat “berguna,” padahal tidak (no, not really, karena pendapatnya biasanya ngawur dan/atau hanya copy paste dari mana saja tapi tidak terlalu practical).

2. Kenapa Penjilat Bertahan?

Ada satu alasan klasik: sistem yang membiarkan mereka hidup.

  • Atasan sering lebih senang dipuji daripada dikritik.
  • Organisasi lebih menghargai kepatuhan daripada kreativitas.
  • Lingkungan kerja yang toxic justru melahirkan banyak penjilat karena mereka bisa “naik” tanpa keringat.

Selama sistem ini ada, penjilat akan selalu punya tempat.


3. Dampak Negatif Penjilat

Penjilat bukan sekadar mengganggu pemandangan, tapi juga merusak:

  • Merusak meritokrasi. Orang yang benar-benar berprestasi jadi kalah suara karena tidak ikut menjilat.
  • Menurunkan moral tim. Rekan kerja lain jadi malas bekerja karena yang dihargai bukan kerja keras, tapi kepatuhan palsu.
  • Menghambat kemajuan. Ide-ide besar terbuang karena penjilat lebih sibuk membuat atasan senang daripada mencari solusi nyata.

4. NKRI.one: “Eww” untuk Penjilat

Bayangkan rapat kantor.
Ada masalah besar: proyek gagal, deadline molor, anggaran berantakan.
Alih-alih mencari solusi, muncullah si penjilat berkata:

  • “Sebenarnya ini bukan salah Bapak/Ibu, ini salah kondisi.”
  • “Bapak/Ibu sudah sangat bijaksana, kami semua salah tidak mengantisipasi.”
  • “Kami akan belajar lebih keras, asal tetap di bawah arahan Bapak/Ibu.”

Eww.
Menyebalkan sekaligus menjijikkan.


5. Filosofi: Penjilat Itu Produk Sistem

Perlu diakui, penjilat tidak muncul dari nothingness (ruang hampa).
Mereka adalah produk dari sistem yang tidak menghargai kejujuran, kompetensi, dan real skill plus ability..
Kalau meritokrasi ditegakkan, penjilat tidak akan punya ruang.
Tapi ketika kekuasaan lebih suka dipuja, penjilat akan tumbuh subur, dan akhirnya, ketika mereka yang punya skill minggat, cabut, caw, bye, dan/atau kabur, tinggal tunggu waktu sebelum struktur hancur.


6. Religius: Islam Mengutuk Penjilat

Dalam Islam, sikap menjilat (nifaq, munafik, atau berlebihan dalam memuji) sangat dibenci.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika kalian melihat orang-orang yang suka memuji, maka taburkanlah debu ke wajah mereka.”
(HR. Muslim, no. 3002)

📌 Artinya jelas: pujian berlebihan itu berbahaya, bisa merusak hati orang yang dipuji dan merendahkan martabat si penjilat.


7. Cara Menghadapi Penjilat

Tidak semua orang bisa menghindari penjilat, tapi ada cara untuk menghadapinya:

  • Jangan terjebak ikut-ikutan. Biarkan mereka menjilat, kita tetap fokus bekerja.
  • Fokus pada hasil, bukan kata-kata. Prestasi nyata sebenarnya lebih keras daripada suara penjilat. (Tapi ya itu, penjilat masih tetap diperlukan sistem).
  • Jangan jadi korban. Jika mereka mencoba menjatuhkan, ingat bahwa kebenaran dan integritas selalu punya jalan untuk menunjukkan kebenaran.

8. Krisna dan Sikapnya terhadap Penjilat

Bagi Krisna, penjilat itu tidak lebih dari polusi visual dan emosional.
Dia hanya berkata satu kata ketika melihat mereka: “Eww.”
Baginya, penjilat tidak penting.
Mereka hanya buih yang hilang lebih cepat daripada ombak ketika badai datang.

Tapi dia sangat mewanti-wanti temannya, “Jika by any day, kamu jadi penjilat, jangan berteman denganku lagi“.


Kesimpulan: Tampil Tapi Kosong

Barisan penjilat selalu suka tampil, tapi kosong di dalam.
Mereka menjual kesetiaan palsu karena tidak punya kemampuan nyata.
Mereka bisa bertahan karena sistem membiarkan mereka hidup.

Tapi ingat, dalam jangka panjang, kompetensi dan kemampian (skill) akan mengalahkan kepatuhan palsu.
Penjilat mungkin bisa naik sebentar, tapi mereka tidak akan pernah abadi.

Eww, gross.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top