Dia Tidak Mengerti Value of Money

Orang yang Tidak Mengerti Value of Money

Dia adalah orang baik yang tidak mengerti Value of Money, jadi akan sedikit merepotkan untuk mengajarinya tentang arti dan nilai uang.
Karena di satu sisi kita tidak tega, namun di sisi lain dia mudah “dikerjai” dan/atau dibodohi oleh orang lain.

Dan saya tidak suka ketika ada manusia yang membodohinya.

Pendahuluan: Pintar, Tapi Gampang Dibodohi

Ada orang yang pintar secara akademis, logis, bahkan bisa mengalahkan banyak orang dalam debat.
Tapi anehnya, soal uang—mereka bisa jadi naif, mudah percaya, bahkan gampang dimanfaatkan.

Masalahnya bukan karena bodoh.
Justru kadang orang seperti ini pintar, tapi polos.
Mereka tidak terbiasa melihat uang dari perspektif “value” yang sebenarnya.


1. Value of Money Itu Apa?

Value of Money adalah kemampuan seseorang untuk memahami:

  • Apa arti uang dalam kehidupan nyata.
  • Bagaimana uang bisa “panjang” atau “pendek” tergantung cara mengelolanya.
  • Bahwa uang bukan sekadar angka, tapi alat tukar, alat ukur, dan alat bertahan hidup.

📌 Seseorang yang mengerti value of money akan tahu bahwa:

  • Rp100 ribu bisa habis dalam 10 menit di mall, atau cukup untuk makan satu minggu.
  • Rp1 juta bisa jadi penghasilan sebulan bagi sebagian orang, sementara bagi yang lain bisa hilang cuma sekali nongkrong.

2. Kenapa Banyak yang Tidak Mengerti Value of Money?

  1. Tidak pernah susah.
    Hidupnya selalu tercukupi, jadi uang dianggap sepele.
  2. Tidak pernah kerja keras.
    Kalau butuh, tinggal minta atau hutang.
  3. Lingkungan hedonis.
    Teman, keluarga, atau circle membentuk persepsi bahwa uang itu “kecil.”
  4. Terbiasa dimanfaatkan.
    Karena terlalu baik hati, uangnya sering habis untuk orang lain.

📌 Orang seperti ini bukan bodoh, tapi memang belum pernah dipaksa untuk menilai uang secara realistis dan/atau tidak pernah merasakan tidak punya uang sepeserpun sementara tidak ada satu manusia pun yang menolongnya.


3. Contoh Nyata: 100 Ribu, 200 Ribu, 1 Juta

  • Rp100 ribu: Bisa habis dalam sekali ngopi asik di cafe terkenal, tapi juga bisa untuk 7 hari makan sederhana.
  • Rp200 ribu: Dianggap receh oleh sebagian orang, padahal cukup untuk bertahan 2 minggu dengan pola hidup hemat.
  • Rp1 juta: Banyak orang kota menganggap itu kecil, padahal bagi sebagian pekerja desa itu adalah gaji sebulan penuh.

Perbedaan perspektif ini yang sering bikin orang salah menilai “value.”


4. Bahaya Tidak Mengerti Value of Money

Kalau dibiarkan, sikap ini berbahaya:

  • Uang cepat habis tanpa terasa.
  • Gampang dimanfaatkan orang (jadi “ATM berjalan”).
  • Tidak bisa menabung atau berinvestasi.
  • Tidak menghargai kerja keras suami/istri/orang tua yang mencari uang.

📌 Dalam jangka panjang, orang seperti ini akan sengsara, meskipun awalnya terlihat “mapan.”


5. Bagaimana Cara Mengajarkan Value of Money?

a. Kasih Tugas Mengelola Uang Kecil

Mulai dari nominal kecil:

  • Kasih Rp100 ribu, suruh buat bertahan seminggu.
  • Biarkan dia pilih: mau dihabiskan dalam sehari, atau diatur agar cukup 7 hari.
    📌 Dari sini dia akan belajar “uang kecil pun bisa panjang.”

b. Ajak Belanja Kebutuhan Harian

Bawa ke pasar tradisional, biar dia lihat harga beras, minyak, sayur. Bandingkan dengan nongkrong sekali di kafe.

📌 Perbandingan langsung ini bikin lebih “nendang” daripada teori.

c. Latih Buat Catatan Pengeluaran

Minta dia catat semua pengeluaran sehari-hari. Setelah sebulan, tunjukkan total uang yang “hilang” untuk hal-hal tidak penting.

d. Ajarkan “Opportunity Cost”

Jelaskan bahwa uang yang dipakai buat hal sia-sia berarti hilang peluang untuk:

  • Nabung.
  • Investasi.
  • Beli kebutuhan penting.

e. Terapkan Konsekuensi

Kalau uang habis karena salah kelola, jangan langsung ditolong. Biarkan dia merasakan susah, lapar, atau malu. Dari situ biasanya kesadaran muncul.


6. Perspektif Religius

Al-Qur’an sudah menyinggung soal pengelolaan harta:

“Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Isra: 27)

📌 Boros dan tidak menghargai uang bukan hanya kesalahan pengelolaan keuangan, tapi juga bisa menyebabkan anda melakukan dosa yang seharusnya tidak perlu dilakukan.


7. Filosofi: Uang Adalah Tes

Allah memberi uang sebagai ujian. Ada yang diuji dengan kekayaan, ada yang diuji dengan kekurangan.

Kalau uang dianggap remeh, ujian itu gagal. Kalau uang dihargai dan dipakai sesuai amanah, barulah ia lulus.


8. Krisna dan Pandangannya

Bagi Krisna, orang yang tidak mengerti value of money bukan orang bodoh.
Mereka pintar, tapi polos, gampang kasihan dan gampang dibodohi.
Karena itu harus diberitahu, dibimbing, dan diajari pelan-pelan (selama tidak bohong dan saya masih sabar).

Kalau dia tidak diajari sekarang, dia akan terus jadi ATM buat orang lain, sementara dirinya sendiri dan anaknya bisa sengsara.

📌 Lebih baik tersinggung karena omonganku sekarang. belajar sakit sekarang, daripada menderita seumur hidup karena tidak mengerti nilai uang dan terus-terusan dibodohi orang.


Kesimpulan: Ajari dengan Realitas, Bukan Teori

Mengajarkan value of money bukan dengan ceramah panjang, tapi dengan praktik langsung, konsekuensi nyata, dan perbandingan sederhana.

Karena uang bukan sekadar angka di rekening.
Uang adalah nafas kehidupan, penopang keluarga, dan ujian dari Allah.

Kalau tidak bisa menghargai Rp100 ribu, jangan mimpi bisa mengelola Rp1 miliar.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top