Siapa yang Ngusulin, Siapa yang Naruh Nama, dan Siapa yang Meng-Iya-Kan

Siapa yang Ngusulin, Siapa yang Naruh Nama, dan Siapa yang Meng-Iya-Kan

Siapa?
Ketika keputusan diambil untuk menghancurkan atau merusak hidup seseorang, itu bukanlah proses yang terjadi dalam ruang hampa.
Selalu ada pihak-pihak yang berperan di balik layar.
Ada yang mengusulkan, ada yang menyebut nama, dan ada yang menyetujui tanpa mempertimbangkan akibatnya.
Dalam lingkaran ini, dosa mereka terikat bersama, dan tanggung jawab mereka tidak akan lepas begitu saja.


1. Siapa yang Ngusulin?

Ini adalah sosok awal yang biasanya merasa perlu memberikan ide untuk melakukan sesuatu.
Mereka adalah “otak” di balik sebuah rencana buruk.
Motivasi mereka bisa beragam:

  • Iri hati: Tidak tahan melihat orang lain bahagia atau sukses.
  • Balas dendam: Merasa dendam pribadi harus diselesaikan.
  • Kepentingan pribadi: Mengorbankan orang lain untuk keuntungan pribadi.

2. Siapa yang Naruh Nama?

Orang yang menunjuk target biasanya memiliki agenda tersembunyi.
Mereka tahu siapa yang akan dirugikan, dan mereka secara sadar memilih target.
Alasan mereka bisa berupa:

  • Ketakutan: Mengorbankan orang lain untuk melindungi diri sendiri.
  • Ambisi: Melihat peluang untuk naik dengan menjatuhkan orang lain.
  • Kejahatan murni: Tidak ada alasan lain selain ingin melihat orang lain menderita.

3. Siapa yang Meng-Iya-Kan?

Pihak ini adalah yang menyetujui rencana dan memberi lampu hijau untuk eksekusi.
Tanpa mereka, rencana hanya akan berhenti sebagai ide.
Mereka mungkin:

  • Pemimpin yang lemah: Tidak punya pendirian sehingga mengikuti alur tanpa berpikir panjang.
  • Orang oportunis: Melihat keuntungan pribadi dalam menyetujui rencana.
  • Pelaksana setia: Mengikuti perintah tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Konsekuensi untuk Mereka

Ketiganya—pengusul, penunjuk, dan penyetuju—tidak akan lolos dari akibat tindakan mereka.
Dalam sistem keadilan Allah, setiap peran yang dimainkan dalam sebuah tindakan, baik besar maupun kecil, membawa konsekuensi yang setimpal.
Mereka yang mengusulkan ide, yang menunjukkan jalan, dan yang akhirnya menyetujui keputusan akan dimintai pertanggungjawaban, tidak hanya di dunia ini, tetapi juga di akhirat.

Di dunia, dampak dari tindakan mereka mungkin terlihat dalam bentuk kerugian, kesalahan, atau ketidakadilan yang mereka sebabkan.
Mereka mungkin mencoba mengelak atau membela diri, tetapi akibatnya tetap akan mengejar mereka.
Hukum alam dan sosial sering kali menjadi sarana di mana keadilan ditegakkan, meskipun mungkin tidak selalu tampak segera.

Namun, keadilan sejati tidak berhenti di dunia.
Di akhirat, semua akan diungkap tanpa ada yang bisa disembunyikan.
Pengusul akan dimintai pertanggungjawaban atas niat mereka, penunjuk atas arah yang mereka berikan, dan penyetuju atas keputusan yang mereka ambil.
Di hadapan Allah, tidak ada posisi yang lebih kecil atau lebih besar dalam tanggung jawab; semua terikat pada keadilan-Nya yang sempurna.

Karena itu, berhati-hatilah dengan setiap peran yang diambil, sekecil apa pun.
Sebab, apa yang kita lakukan bukan hanya berpengaruh di dunia, tetapi akan menjadi saksi kita di hari pembalasan kelak.

Berikut yang akan mereka hadapi:

1. Penyesalan yang Tak Terhindarkan

Ketika kebenaran terungkap, mereka akan menghadapi rasa bersalah yang tak terelakkan.
Penyesalan ini bukan hanya mental, tetapi juga sosial.
Mereka akan diasingkan oleh orang-orang yang tahu keburukan mereka.

2. Balasan di Dunia

Orang-orang seperti ini tidak pernah benar-benar aman.
Jika mereka bermain kotor, mereka harus siap ketika orang lain melakukan hal yang sama kepada mereka.
Hukum sebab-akibat berlaku, dan roda kehidupan akan berputar.

3. Balasan di Akhirat

Allah tidak pernah lalai dari apa yang dilakukan hamba-Nya.
Setiap perbuatan buruk akan diadili:

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi?
Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya.
Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.
Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Q.S. Al-Mujadilah (58:7)

“Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib.”
Q.S. Surah At-Taubah (9:78)

“Dan tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.”
(Q.S. Fussilat: 46)


Ketika Waktunya Tiba

Orang-orang ini, yang mengusulkan, menunjuk nama, dan menyetujui, akan menghadapi balasan atas perbuatan mereka.
Tidak ada belas kasihan untuk orang yang dengan sengaja merusak hidup orang lain.

Sebagai hamba Allah, kita bukanlah penghukum. (lol, really?)
Tapi saat waktu dan izin-Nya tiba, mereka akan merasakan akibat dari pilihan mereka.
Dan ketika itu terjadi:

  • Tidak ada tempat bersembunyi.
  • Tidak ada pengampunan.
  • Tidak ada jalan keluar.

“Dan janganlah kamu sekali-kali mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.”
(QS. Ibrahim: 42)


Pesan: Janganlah menjadi bagian dari rantai kejahatan.
Karena ketika hari pembalasan tiba, mereka yang terlibat akan menyesali setiap keputusan yang pernah mereka ambil.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top