Hamba Allah yang Tidak Tertarik Sama Wanita Make Up: Mengutamakan Keaslian di Tengah Dunia Penuh Artifisial
Wanita make up bukanlah hal yang langka di dunia ini, mulai dari oplas (operasi plastik), suntik putih, sampai hanya sekedar memakai lipstik, foundation, bukanlah hal yang menyenangkan baginya untuk dilihat, apalagi menjadi menu makanan favoritnya,
karena baginya, justru itu akan merusak cita rasa asli dari seorang wanita.
Dan karena hamba Allah yang satu ini (dulu, entah sekarang) suka berburu barang langka, jadi barang yang umum tidak menarik baginya.
Di dunia modern, zaman now, di mana kecantikan seringkali didefinisikan oleh make up, dagu lancip, hidung filler, dan/atau standar kecantikan lain yang tidak alami, ada individu yang justru tidak terpesona dengan semua hal artifisial tersebut.
Hamba Allah yang satu ini terkesan sombong karena preferensinya yang unik:
dia tidak suka wanita yang memakai make up, dia tidak tertarik pada penampilan yang tidak alami.
Keunikan: Lebih Suka yang Alami dan Natural
Banyak pria tergoda oleh wanita yang menghias dirinya dengan make up untuk mempercantik penampilan.
Namun, bagi hamba Allah ini, kecantikan yang diperoleh melalui make up tidak lebih dari keindahan yang artifisial.
Kecantikan alami bisa membuatnya tertarik, karena aura murni yang terpancar bisa membuatnya menggila, dan untungnya, wanita zaman sekarang banyak yang mengguanakan make up, jadi dia aman, tidak menggila, dan bisa tenang
Sedikit back story:
Hamba Allah yang satu ini dulu lebih dikenal sebagai setan daripada sebagai manusia,
salah satu guru sekolahnya dulu, sampai menangis ketika berkunjung ke rumahnya dan melihatnya “jadi orang”.
Ini kata-katanya: “Alhamdulillah, (nama hamba Allah), kamu sekarang jadi orang juga“.
Itu adalah bukti bahwa dia benar seperti yang dikatakannya, dia bukan orang baik dan bukan orang baik-baik (sepuluh betul),
jadi setiap orang, menurutnya, seharusnya menjauh, bukan malah mendekat kepadanya.
Tidak ada satupun yang bisa mengendalikannya kecuali Allah.
Dan karena Allah itu baik, Dia tidak menzalimi hambanya, karena itu Allah menciptakan lingkungan yang aman baginya, lingkungan dimana wanita yang cantik alami (salah satu kelemahannya) tidak ada di sekitar lingkungan dimana dia ditugaskan.
Dunia sering kali mendorong perempuan untuk mempercantik diri mereka dengan cara apa pun, termasuk make up, karena itu dianggap sebagai cara untuk meningkatkan daya tarik mereka, “nilai jual” mereka, dan “nilai tambah” mereka.
Namun, bagi pria ini, justru penampilan yang dihasilkan oleh make up itu mengurangi daya tarik mereka, yang membuatnya merasa aman bekerja tanpa gangguan.
Make up justru membuatnya beruntung karena bisa memblokir pancaran aura asli seseorang, menutupi keindahan alami seseorang, dan membuat penggunanya terlihat palsu.
(terima kasih indusri make up)
Bersosialisasi Tanpa Rasa Takut
Karena preferensinya itu, hamba Allah satu ini dapat bersosialisasi dengan siapapun, termasuk wanita make up, tanpa perlu khawatir terjerumus dalam godaan fisik yang dapat mengundang nafsu atau syahwat.
Wanita yang menghias diri dengan make up, yang mungkin menarik perhatian orang lain, tidak memberikan dampak (damage) yang sama kepadanya.
Ini memberikan rasa aman dalam interaksinya dengan wanita-wanita di lingkungannya, bahkan yang biasanya dianggap “menggoda iman” oleh pria lain.
(Dia bahkan menganggap itu lucu, dalam arti sebenarnya ya, bukan lucu unyu-unyu gitu)
Dia dulu bahkan sering bergaul dengan “mbak-mbak simpanan om-om”, ani-ani, TGR (Tante Girang), orang-orang yang mungkin dianggap kontroversial dalam lingkup sosial dan tidak jarang menjadi subjek kritik masyarakat.
Namun, kehadiran mereka tidak mengganggu ketenangan batinnya.
Para wanita itu, yang seringkali datang kepadanya dengan dandanan dan pakaian yang bisa membuat laki-laki normal langsung berdegup kencang, tidak membuat hatinya goyah ataupun lemah.
Dia tetap melayani mereka dengan ramah dan santai, mendengar cerita mereka, mendengar keluh kesahnya, tanpa menghakimi, tanpa menilai mereka rendah, dan tanpa mencela apapun yang “harus” mereka lakukan untuk tetap bahagia
(Layanan hamba Allah)
Sebagai perwakilan Allah di sini, berwujud manusia, dia harus menghadapi, melayani, dan ramah terhadap siapapun yang datang kepadanya.
Teman-Teman yang Terpengaruh, Tapi Dia Tidak
Menariknya, ketika beberapa temannya yang kadang bermain bersamanya, mengunjungi tempatnya, dan/atau kebetulan melihat wanita-wanita tersebut, mereka langsung terpana, shock (in disbelief), dan bahkan tidak jarang langsung menanyakan nomor kontaknya.
Ada yang merasa gugup, ada yang langsung jadi pendiam, bahkan ada yang langsung merasa pusing karena kecantikan yang terpampang di depan mereka.
Reaksi itu membuktikan betapa kuatnya daya tarik visual orang-orang yang berada di sekitar hamba Allah ini, yang bagi kebanyakan orang, bisa membuat mereka “pingsan”., kleper-kleper, dan/atau kejang-kejang.
Namun, hamba Allah ini bisa tetap tenang, santai, tidak terpengaruh, hidungnya tidak kembang kempis (mupeng dan/atau nafsuan), serta tetap menjalankan tugas dan/atau aktivitasnya tanpa sedikit pun merasa canggung.
Prinsipnya yang lebih menyukai keindahan alami atau ketidakpeduliannya terhadap kecantikan artifisial membuatnya lebih stabil dan tenang secara emosional.
Berbeda dengan pria lain yang mungkin langsung merasa panas dingin di dekat wanita-wanita tersebut, dia bisa tetap santai, bicara face to face berdua dengan orang yang dianggap super cantik, cute banget, dan/atau bidadari oleh orang lain, tanpa merasa terganggu sama sekali.
Selama wanita-wanita itu tidak menjadikannya target, menyerangnya, dan/atau menyentuhnya, maka kedamaian, keamanan, dan kenyamanan itu akan terus berlanjut,
(Dia tidak suka disentuh, kecuali oleh orang yang dia sayangi dan menyayanginya)
Mutual respect adalah prinsip utama di kehidupan circle (pelayanan) hamba Allah ini.
Mereka hanya ingin didengar,
mereka ingin dianggap sebagai manusia yang utuh,
mereka ingin dihargai dalam bentuk diri mereka yang sebenarnya,
mereka ingin bercerita dengan seseorang yang dapat mengerti mereka,
mereka ingin menunjukkan cerita hidup mereka,
mereka ingin menunjukkan sisi lemah mereka, kerapuhan jiwa mereka.
Dan tugas hamba Allah ini adalah:
Mendengarkan keluh kesah mereka,
mendengarkan cerita mereka,
mendengarkan rahasia tergelap hidup mereka,
menguatkan hati mereka,
menguatkan jiwa mereka,
menghibur mereka.
membuat mereka bisa tersenyum lagi (senyum yang asli),
membuat mereka bisa tertawa lepas tanpa beban,
membuat mereka mengeluarkan air mata yang murni (perasaan dan/atau beban yang terpendam dalam hati mereka),
mermbuat mereka merasa senang dengan kehidupan yang mereka miliki,
membuat mereka merasa bersyukur dengan apa yang baik dalam hidup mereka.
Teman-temannya, baik dari kalangan setan, kalangan manusia biasa, maupun dari kalangan orang alim pun iri dan ingin menggantikan posisinya,
berada di posisi, di mana wanita-wanita cantik, berkelas, dan baik itu datang dengan sendirinya, tanpa logika, tanpa paksaan, tanpa pertahanan (defense),
mendekat, percaya, dan super baik kepadanya.
Tapi, dia sendiri, selalu, dan selalu, meminta Tuhan menggantinya dengan orang lain, menggantikan posisinya sebagai hamba Allah yang ditugaskan untuk itu,
karena dia tidak tahan dengan sorotan mata manusia, sorotan iri mata manusia, dan sorotan jahat mata manusia.
Belum lagi fitnah manusia.
Jadi, kalau ada yang bisa menggantikannya, dia akan amat sangat senang sekali happy full joget-joget senang, kabur entah kemana.
(This is not gonna happen, God already chained him up good; he won’t be able to run away again)
Preferensi Sosial yang Berbeda
Hamba Allah ini memiliki standar yang berbeda dalam memilih interaksi sosialnya.
Dia memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang berada di level yang tinggi, baik dalam hal kecerdasan, karakter, maupun kepribadian.
Baginya, penampilan luar, kekayaan, dan/atau kedudukan saja tidak cukup untuk membuatnya tertarik dan merespon untuk membangun hubungan yang lebih dalam.
Bahkan, ia lebih memilih untuk menjaga jarak dari orang-orang yang terlalu mengandalkan hal-hal standar seperti itu. (dia gampang jijik-an)
Preferensi dimaksud, memberikan hamba Allah ini keamanan batin, ketenangan hiwa, dan kenyamanan bernapas.
Dengan bergaul dengan orang-orang yang menurutnya berada “di atas level 6”, dia merasa lebih aman, karena orang-orang seperti ini cenderung mempunyai harga diri yang tinggi dan akan menghargai batas-batas “pagar” yang sengaja ditaruh di sekelilingnya..
Mereka tidak akan melewati pagar pembatas yang sudah ia tetapkan dalam interaksi sosial.
Dengan kata lain, semakin tinggi kualitas seseorang, semakin sedikit risiko terjerumus dalam perilaku yang tidak pantas.
KEP: Dengan kata lain lagi, orang yang suka berperilaku tidak pantas adalah orang nirkualitas.
Jangan pernah dekat dengan orang yang tidak memiliki kualitas apapun, waktu kita hanya 24 jam sehari, dan menghabiskan waktu dengan “manusia sampah” hanyalah suatu hal yang sia-sia, jangan ya.
Ketidakpedulian pada Opini Orang Lain (Non-Essential Personnel)
Hamba Allah ini juga menunjukkan ketidakpedulian yang luar biasa terhadap opini orang lain, khususnya dari orang beracun (toxic people), orang tidak baik, dan/atau para NPC.
Wajar jika banyak orang menganggapnya aneh atau bahkan mempertanyakan orientasi seksualnya hanya karena dia tidak bereaksi dan tidak terlihat tertarik dengan wanita make up,
karena dia tidak peduli dengan pendapat orang yang melihatnya seperti orang aneh.
“Islam bermula dalam keadaan asing.
Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing.
Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.”
(HR. Muslim)
“Sesungguhnya Islam permulaan (datang) dalam keadaan asing dan akan kembali asing.
Maka berbahagialah bagi mereka yang (dianggap) asing.
Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang dianggap) asing itu?
Beliau menjawab : “orang-orang yang berbuat baik di kala rusaknya manusia“.
(HR. Muslim).
Baginya, label seperti itu tidak memiliki pengaruh apa pun pada hidupnya.
Dia menjalani hidupnya dengan tenang, fokus pada apa yang menurutnya benar, dan tidak terjebak dalam kebutuhan untuk mendapatkan validasi sosial.
Ini adalah bentuk dari kepribadian yang kuat dan kesadaran diri yang mendalam (self awareness).
Tidak semua orang bisa dengan mudah menepis pendapat orang lain, terutama dalam hal-hal yang bersifat sensitif seperti preferensi terhadap wanita.
Namun, hamba Allah ini tidak peduli, merasa nyaman dengan siapa dirinya, dan itu memberikan dia kebebasan untuk tidak mengikuti arus mayoritas (No FOMO).
Penutup: Tidak Suka Wanita Make Up
Dalam dunia yang semakin mementingkan penampilan luar, hamba Allah ini terlihat aneh karena dia tidak peduli dengan standar cantik menurut orang lain..
Dia bukanlah pria yang mudah tergoda oleh keindahan yang dibuat-buat, dan dia lebih memilih keindahan yang alami dan kejujuran.
Baginya, wanita yang memakai make up bukanlah sesuatu yang menarik, melainkan sesuatu yang justru membuatnya menjauh secara naluri.
(Jadi, terbayang bagaimana dia “effort” menahan rasa “ingin sudah”nya dalam menyelesaikan apapun tugasnya sebaik mungkin di tengah sesuatu yang dia tidak sukai?)
Dengan standar prinsip moral yang ia pegang, ia merasa lebih aman dan lebih terkendali dalam berinteraksi dengan siapapun termasuk interaksinya dengan wanita yang dinilai cantik oleh kebanyakan orang.
Bahkan dalam situasi yang dianggap sulit bagi pria lain, dia bisa tetap menjaga diri, integritas, dan keutuhan moral.
Karena dia tidak tertarik sama sekali sama wanita make up, maka dia merasa aman dan tidak akan “dag dig dug der” seperti kebanyakan pria standar lain ketika berada dalam proximity (jarak) yang sangat dekat sekalipun dengan wanita manapun.
Dengan tingkat kejijikannya yang sangat tinggi, kehidupan dan interaksi sosialnya menjadi lebih bersih, murni, dan tanpa cela,
membuatnya menjadi lebih tenang, dan lebih fokus pada tugas-tugas yang diamanatkan kepadanya.
Jadi, inshaa Allah, anda aman bersamanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena dia tahu apa yang dia cari, apa yang dia inginkan, dan apa-apa yang tidak dia inginkan dalam hidupnya.
Jika anda ingin merasa lebih aman lagi, maka gunakanlah make up yang tebal dan berlebihan, perhatikan wajah dan ekspresinya, dia biasanya akan tersenyum (menahan tawa) di depan anda.
(Tatap matanya, dia akan berusaha menatap lurus juga, tapi anda akan melihat “senyum menghinanya” mulai tersungging pelan-pelan and that is an undeniable fact)
@supergeniusthinker Terget and Food, The Fairness. #blackangel #fallenangel #servant_of_allah #godservant #darkside #formerdemon
♬ suara asli – ulo🐍 – ulo🐍