Masih Betah Jadi Kacung NPD? Refleksi Tentang Loyalitas Goblok dan Manipulasi Berkelanjutan NPD
Pernah dengar istilah kacung NPD?
Mungkin terasa kasar, tapi memang benar adanya dan memalukan dari sudut saya memandang, kebodohan yang dipertahankan (kalau kata saya).
“Kacung NPD” bisa merujuk pada seseorang dan/atau sekelompok orang,yang tetap setia kepada orang yang memiliki Narcissistic Personality Disorder (NPD), yang sebenarnya pernah memusuhi mereka dan sekarang (setelah mereka takluk) menganggap mereka seperti pembantunya, pesuruhnya, pasukannya, dan/atau hamba sahayanya.
KEP: “Goblok, tapi bener sih, iya kan?“
Individu dengan NPD sering kali menggunakan manipulasi, permainan emosi, dan kekuatan sosial yang fiktif untuk memanfaatkan orang lain, dan terkadang, beberapa orang dapat terjebak di lingkaran itu tanpa sadar ataupun memang sadar dan sengaja karena goblok gak ketulungan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai fenomena “kacung NPD,” mengapa para kacung NPD tetap bertahan dalam situasi yang jelas-jelas tidak sehat, dan bagaimana cara agar orang sebodoh itu bisa lepas dari jebakan “kebersamaan” dan loyalitas palsu tersebut.
1. Apa Itu Kacung NPD?
Istilah “kacung” sendiri sudah memiliki konotasi yang negatif, menggambarkan seseorang yang selalu tunduk atau melayani tanpa pertimbangan untuk dirinya sendiri.
Ketika digabung dengan NPD, maknanya lebih mendalam:
orang yang tetap setia atau terus-menerus diperalat oleh individu dengan Narcissistic Personality Disorder.
Orang dengan NPD memiliki ciri khas seperti kebutuhan berlebihan akan pujian, keinginan untuk selalu dikagumi, kurangnya empati terhadap orang lain, dan kecenderungan untuk memanipulasi orang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Seseorang yang menjadi “kacung NPD” sering kali adalah orang yang merasa kesulitan untuk melepaskan diri dari pengaruh ini, meskipun mereka sadar bahwa hubungan atau situasi tersebut tidak baik bagi mereka.
2. Kenapa Masih Betah?
Pertanyaan klasik: kenapa masih betah jadi kacung NPD?
Ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa seseorang tetap bertahan dalam kondisi seperti ini:
- Manipulasi Emosi:
Individu dengan NPD sangat ahli dalam memainkan emosi orang lain.
Mereka bisa membuat seseorang merasa penting pada satu saat, tapi membuat orang itu juga merasa tidak berharga di saat yang lain.
Ini adalah taktik manipulasi yang membuat para kacung NPD terus-menerus berusaha “memperbaiki” hubungan atau situasi, meskipun sebenarnya tidak ada yang salah dengan diri mereka masing-masing. - Janji-janji Palsu:
Orang dengan NPD sering kali memberikan janji-janji manis, seperti perhatian yang lebih besar.
Padahal, semua itu hanya cara untuk mempertahankan kontrol atas kacungnya tadi. - Ketakutan akan Konfrontasi:
Beberapa orang takut menghadapi mereka yang memiliki kepribadian narsistik, karena khawatir dengan konflik atau konfrontasi yang akan terjadi. - Untuk diketahui (Info KEP):
Individu dengan NPD cenderung defensif dan agresif saat merasa diancam, sehingga banyak yang memilih untuk tetap diam daripada menghadapi potensi masalah yang lebih besar. - Ketergantungan Finansial atau Karir:
Kadang, ada faktor finansial dan/atau karir yang membuat para kacung NPD merasa sulit untuk meninggalkan situasi ini.
Misalnya, posisi yang mereka miliki mungkin membuat mereka merasa terikat, takut pada si NPD yang mereka anggap senior dan harus dihormati,
padahal (menurut gw):
“kenapa gak mati aja kalo takut sama manusia?“ - Meski tidak sehat, ada perasaan bahwa mereka membutuhkan “kebersamaan” sesama kacung NPD untuk bertahan hidup dan/atau agar terus ditemani (berteman/menjadi teman) si NPD, yang sebenarnya merupakan makhluk toxic yang seharusnya dimusnahkan (tidak ada di lingkungan sekitar kita).
3. Pengalaman Dimusuhi Lalu Dibaikin Lagi
Salah satu strategi klasik dari orang dengan NPD adalah gaslighting atau membuat para kacungnya ikut membantu membuat korbannya meragukan persepsi diri sendiri.
Mereka bisa memusuhi kita pada satu saat—mengabaikan, merendahkan, atau bahkan membuat kita merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan kita.
Tapi ketika mereka merasa kita mulai menjauh, mereka akan kembali dengan sikap baik dan manis, seolah-olah tidak ada masalah sebelumnya.
“Cuma main-main“,
“Cuma bercanda“,
adalah jargon utama mereka.
Perubahan sikap ini membuat kita dan mungkin anda yang pernah jadi korbannya menjadi agak bingung.
Sebagian dari kita mungkin merasa bersyukur karena “dibaikin” lagi, padahal itu hanya bagian dari siklus manipulasi yang dirancang untuk mengontrol perasaan dan perilaku kita untuk menjadi target dan/atau bagian dari circle mereka.
Seiring waktu, jika dibiarkan, seseorang akan menjadi terbiasa dengan dinamika ini dan merasa sulit untuk bertindak tegas karena adanya siklus serangan dan tahap pura-pura baik ini.
4. Berapa Banyak yang Mereka Korbankan?
Sering kali, dalam menjadi “kacung NPD”, anggotanya sebeneranya mengorbankan lebih banyak daripada yang mereka sadari.
Bukan hanya sekedar waktu, tenaga, atau bahkan uang, tetapi juga harga diri, mental, dan/atau hati mereka terus tergerus sedikit demi sedikit.
Mereka mulai menurunkan ekspektasi terhadap diri mereka sendiri, meyakinkan diri bahwa situasi ini adalah yang terbaik yang bisa mereka dapatkan, padahal kenyataannya, mereka terjebak dalam siklus yang merugikan baik diri mereka sendiri maupun orang lain di lingkungan sekitar mereka.
Semakin lama mereka bertahan dalam kondisi seperti ini, semakin banyak “deposit kegoblokan” yang mereka tambahkan.
Goblok di sini bukan hanya dalam arti bodoh, tetapi dalam arti bahwa mereka terus memberikan kesempatan pada situasi atau individu yang sebenarnya tidak layak mendapatkan pengabdian dan/atau pengorbanan mereka.
5. Bagaimana Keluar dari Lingkaran Kacung NPD?
Jika Anda merasa berada dalam situasi seperti ini, mungkin sudah saatnya untuk mengevaluasi ulang.
Keluar dari lingkaran ini tidak mudah, tetapi ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memulainya:
- Mengenali Manipulasi:
Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda sedang dimanipulasi.
Memahami bahwa tindakan dan sikap orang tersebut adalah bagian dari pola narsistik adalah kunci untuk mulai melindungi diri Anda. - Tetapkan Batasan:
Salah satu cara untuk melawan individu dengan NPD adalah dengan menetapkan batasan yang tegas.
Jangan biarkan mereka terus-menerus memanfaatkan atau mempermainkan emosi Anda.
Bersikaplah tegas dalam hal-hal yang tidak bisa ditoleransi.
Dalam kasus ekstrim:
Cut off all kind of communications (jangan berkomunikasi/berhubungan dengan si NPD lagi, selamanya)
Aturan 3 hari ini (dibawah) hanya berlaku untuk silaturahmi dengan orang yang baik, untuk silaturahmi dengan setan tidak berlaku itu. - “Seorang muslim dilarang untuk tidak bertegur sapa dengan saudara muslim lainnya melebihi tiga malam.
Dulu keduanya saling tegur dan sapa, lalu yang satu berpaling (tidak tegur sapa) dari saudaranya, begitu juga yang lain, tidak pula menyapanya.
Adapun yang terbaik di antaranya keduanya adalah yang lebih dulu memberi salam.”
(HR Muttafaq ‘alaihi)
“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat, dari akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah membenci orang yang berakhlak jelek, lagi al-badzii’.”
(HR. Tirmidzi)
Atau, jika kalian masih tidak yakin dengan kata-kata saya, boleh saja bertegur sapa, tapi setelah itu lari, kabur yang jauh, jangan dengarkan bisikannya lagi atau manipulasinya lagi, bebaskan diri anda dari lingkaran NPD.- Jangan Takut Mencari Dukungan:
Jika Anda merasa terjebak, carilah dukungan dari teman, keluarga, atau profesional yang bisa membantu Anda mengurai situasi ini. - Kadang, anda membutuhkan sudut pandang luar untuk benar-benar menyadari betapa buruknya situasi yang anda hadapi.
- Berani Keluar:
Jika memungkinkan, langkah terbaik adalah mencari jalan keluar dari lingkungan yang toxic ini.
Apakah itu dengan mencari pekerjaan baru, atau jika ini terjadi di dalam hubungan personal, mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Penutup:
Lepas dari Rantai Kacung NPD atau Jadi Anjing NPD Selamanya?
Pada akhirnya, menjadi “kacung NPD” adalah kondisi yang sangat merugikan, baik secara emosional, fisik, maupun mental.
Setiap orang berhak untuk berada di lingkungan yang sehat, di mana mereka dihargai dan diperlakukan dengan hormat.
Jadi, jika Anda merasa terus-menerus terjebak dalam lingkaran manipulasi dari orang yang memiliki NPD, mungkin sudah saatnya untuk berkata “cukup”.
Lepaskan diri dari siklus ini, berhenti menambah “deposito goblok” anda dan mulailah meraih kembali kendali penuh atas kehidupan Anda sendiri.
Loyalitas tidak berarti membiarkan diri Anda dimanipulasi dan/atau dimanfaatkan untuk melakukan keburukan—loyalitas sejati adalah kepada diri anda sendiri dan kebahagiaan Anda seharusnya didapat dari berbuat baik, bukan menjadi orang jahat yang berhati buruk.