Kenapa Hamba Allah Perlu Menghilang?

Kenapa Hamba Allah Perlu Menghilang?

Dalam kehidupan spiritual yang mendalam, ada segelintir orang yang menjalani tugas khusus yang tak selalu dipahami oleh kebanyakan orang.

Mereka adalah para hamba Allah, yang bekerja secara senyap, sering kali di balik layar, melaksanakan perintah Allah.

Namun, yang menjadi pertanyaan bagi banyak orang adalah:
Kenapa mereka menghilang?
Kenapa mereka tiba-tiba tak terlihat lagi?
Jawabannya terletak pada kompleksitas dan beratnya tugas yang mereka emban.

Kekuatan Mental yang Massive

Saat menjalankan tugasnya, seorang hamba Allah tidak hanya mengandalkan tenaga fisik, tetapi terutama mental strength.
Mereka menggunakan kekuatan mental yang begitu besar sehingga apa yang mereka lakukan terasa seperti tugas yang melibatkan banyak dimensi—emosi, pikiran, dan bahkan energi spiritual.

Salah satu teknik yang mereka gunakan adalah mental shield, sebuah perisai mental yang terus aktif untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari energi negatif.
Shield ini bukanlah sesuatu yang dapat mereka pertahankan tanpa batas waktu.

Bayangkan sejenak, bagaimana jika Anda harus mempertahankan konsentrasi tinggi sepanjang hari, setiap hari. Bukan hanya melelahkan secara emosional, tetapi juga menguras energi fisik.

Bukan hanya itu, para hamba Allah juga seringkali memiliki kemampuan untuk membaca pikiran. Mereka dapat memahami niat seseorang, menyerap energi negatif yang mengelilingi klien mereka, dan ini merupakan salah satu tugas yang paling berat dan exhausting.
Membaca pikiran tidak seperti di film-film, di mana segala sesuatunya tampak mudah dan instan. Ini adalah proses yang menguras energi secara mentally draining dan terkadang juga berbahaya bagi kesehatan mental mereka.
Karena harus masuk ke dalam pikiran orang yang akan mereka tolong, yang sedang terluka, yang sedang tersakiti, yang tentunya memasang banyak mental defense yang cukup kuat. ketika hamba Allah ini bisa masuk sampai sisi terdalam tepat di epicenter masalah dalam pikiran klien, berapa banyak mental block yang harus dia lewati.

Keterbatasan Manusia: Tidak Bisa Terus Menerus

Seperti halnya manusia lainnya, hamba Allah juga memiliki batasan.
Mereka tidak bisa terus menerus menggunakan kemampuan mental dan spiritual mereka tanpa istirahat.

Jika kemampuan ini digunakan secara berlebihan tanpa jeda, risiko yang mereka hadapi adalah kelelahan mental yang luar biasa, bahkan dalam beberapa kasus, kelelahan tersebut bisa berujung pada kematian.

Karena itu hamba Allah ini selalu mengutarakan bahwa dia senang “bermalas-malasan”, padahal tidak ada satupun hamba Allah yang malas.
Dia selalu menggunakan alasan itu daripada harus menjelaskan apa dan kenapa dia perlu istirahat.
Karena sewaktu-waktu Allah bisa menyuruh mereka “bergerak” lagi dan perintah Allah adalah absolut.

Itulah sebabnya, dalam setiap tugas yang mereka lakukan, seorang hamba Allah bekerja dengan cepat, tepat, dan penuh presisi.
Mereka sering kali berusaha untuk tidak membuat kesalahan sedikitpun, karena kesalahan kecil bisa memiliki dampak yang sangat besar, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang yang mereka bantu.

Namun, tidak berarti mereka selalu sempurna, tetapi upaya mereka untuk mencapai kesempurnaan itu sangatlah besar.

Mereka harus cermat dan teliti agar energi yang mereka keluarkan seimbang dengan hasil yang dicapai, dan hal ini memerlukan fokus yang luar biasa.
(Yang memerlukan, lagi-lagi, kekuatan mental mereka untuk controlling energy)

Kenapa Mereka Menghilang?

Mungkin Anda pernah melihat atau mengenal seorang hamba Allah, dan tiba-tiba mereka seolah “menghilang”. Ini sering kali menimbulkan spekulasi yang salah kaprah.

Ada anggapan bahwa mereka menghilang karena merasa jijik dengan manusia atau tidak mau berurusan dengan dunia luar.
Namun, kenyataannya jauh dari itu. Mereka menghilang karena merasa sangat lelah, baik secara fisik maupun mental.
Pada dasarnya hamba Allah tidak mencari teman, tidak mau masuk dalam circle manusia, ini juga sering disalahpahami, ketika mereka menjalankan tugas mereka, mereka akan melakukan apa saja, termasuk namun tidak terbatas pada bersosialisasi dengan manusia yang bisa membantu meringankan tugas mereka, menjadi target operasi dan/atau menjadi pihak dimana dia bisa menyelesaikan tugasnya dengan mudah, serta pihak-pihak terkait yang diperlukan dalam menyelesaikan apa yang sedang dia kerjakan.

Dalam menjalankan tugas mereka, seorang hamba Allah menghadapi berbagai macam energi, termasuk energi negatif yang harus mereka serap dan netralisir.

Proses ini sangat melelahkan dan bisa menguras seluruh stamina mereka.
Bayangkan diri Anda mencoba menyerap energi negatif dari lingkungan sekitar selama berhari-hari tanpa henti.
Tubuh dan pikiran manusia memiliki batas, dan mereka juga manusia.
Mereka membutuhkan waktu untuk beristirahat dan pulih.

Mereka tidak menghilang karena mereka tidak mau berurusan dengan manusia, tapi lebih karena mereka benar-benar butuh istirahat agar bisa kembali menjalankan tugas mereka dengan baik.

Mereka menghilang bukan karena merasa lebih baik dari orang lain, tetapi karena kelelahan yang mendalam, fisik, mental, dan/atau jiwa.

Banyak orang yang tidak memahami ini dan mungkin berpikir bahwa tugas yang mereka lakukan itu mudah.
Jika Anda berpikir begitu, mungkin Anda perlu mencobanya sendiri.
(minta sama Allah, untuk mencicipi pekerjaan mereka atau menggantikan tugas hamba Allah yang anda lihat, siapa tahu di-iya-kan, lol)

Tantangan: Mencoba Pekerjaan Hamba Allah

Sangat mudah bagi orang-orang untuk menilai dan berkata, “Ah, tugas mereka mudah, saya juga bisa melakukannya.”

Namun, kenyataannya, tugas seorang hamba Allah tidak pernah sederhana.
Jika Anda merasa bahwa menyerap energi jahat atau melindungi orang lain dari serangan spiritual adalah sesuatu yang mudah, maka cobalah meminta kepada Allah untuk memberikan Anda sedikit pengalaman dalam menjalankan tugas tersebut.
Mungkin dengan begitu, Anda akan memahami apa yang sebenarnya mereka hadapi setiap hari.

Tugas seorang hamba Allah adalah tugas yang tidak terlihat oleh kebanyakan orang, tetapi pengaruhnya sangat besar.

Meskipun mungkin Anda tidak menyadarinya, mereka biasanya bekerja untuk kebaikan orang lain, dan dalam proses itu, mereka menyerap banyak energi negatif yang tidak semua orang mampu hadapi.

Ini bukan pekerjaan untuk orang yang lemah mental atau fisik, karena beban yang harus mereka tanggung sangatlah berat.

Ketidakpercayaan Diri

Menariknya, bahkan seorang hamba Allah pun kadang-kadang tidak percaya dengan apa yang bisa mereka lakukan., ketika “diperintahkan” Allah untuk menolong.

Biasanya mereka “parkir” seperti manusia tidak ada guna, menyembunyikan diri di antara manusia (hidden in plain sight), mereka akan bergerak dengan malas ketika disuruh melakukan sesuatu karena mereka tidak yakin mereka bisa melakukan apa yang diperintahkan.

Kenapa harus aku, kan ada manusia lain, kan menurut manusia, ‘hamba Allah’ itu banyak, mereka saja…
(Dia tidak sadar bahwa banyaknya “hamba Allah” itu merupakan bentuk perlindungan Allah kepadanya, agar Pemerintah lokal, Pemerintah Dunia, maupun Shadow Government, tidak melakukan pinpoint keberadaannya, karena ada kemungkinan dia akan ditangkap oleh berbagai bentuk otoritas pemerintahan itu)

Mereka bisa merasa bingung, ragu, dan tidak yakin dengan apa yang mereka alami, tetapi ketika ada perintah dari Allah, mereka akan tetap menjalankan tugas mereka.

Ketaatan (rasa hormat/cinta) mereka kepada Allah adalah apa yang memotivasi mereka untuk tetap berjalan, meskipun ada momen di mana mereka sendiri mungkin tidak sepenuhnya mengerti mengapa mereka harus melakukan tugas tertentu.

Mereka tidak selalu memahami arah dan tujuan dari perintah yang diberikan, tetapi mereka tahu bahwa pasti ada hikmah yang lebih besar di baliknya.

Ini adalah salah satu alasan mengapa hamba Allah begitu unik—mereka bekerja dengan ketaatan penuh meskipun seringkali tidak memiliki gambaran jelas tentang hasil akhirnya.

Jangan Bandingkan Hamba Allah yang Asli

Ada satu hal yang sangat penting untuk diingat: jangan pernah membandingkan hamba Allah yang asli dengan orang lain yang mungkin Anda anggap juga sebagai hamba Allah.

Meskipun ada banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai hamba Allah, ada perbedaan besar antara mereka dan hamba Allah yang sesungguhnya.

Anda mungkin merasa bahwa perbandingan ini tidak berbahaya, tetapi seorang hamba Allah yang asli tidak suka dibandingkan.

Mereka sangat sensitif terhadap hal ini, dan mereka akan dengan mudah mengabaikan atau bahkan “meng-kick” orang yang mencoba menyamakan mereka dengan yang lain.

Ini bukan soal ego atau kesombongan, tetapi lebih kepada fakta bahwa seorang hamba Allah memiliki hubungan pribadi dan unik dengan Allah, dan tidak ada orang lain yang bisa memahami atau menilai hubungan tersebut.

Dia tidak senang ikut berkompetisi, karena tidak ada yang menarik untuk ditampilkan, diperebutkan, dan/atau menonjolkan diri.
Dia tidak beribadah sebanyak mereka yang gila atau mabuk agama, dia tidak berlomba mencari pahala, baginya perintah Allah lebih penting.
Banyaknya pahala yang diburu orang lain dalam urusan agama, tidak menarik baginya, mau pahala segunung, kalau Allah tidak berkenan, tidak ada gunanya.

Dan bekerja sebagai hamba Allah, kadang memerlukan dia masuk ke dalam dunia setan, dunia hitam, di mana “orang alim” tidak mau masuk, hanya untuk menyelamatkan seorang manusia, yang menjadi target penyelamatan Allah.

Kenapa tidak Malaikat saja yang melakukannya?
KEP:Jika satu saja Malaikat menampakkan diri, maka manusia akan tunduk dan patuh lalu beriman pada Allah, di bagian literatur mana anda melihat atau membaca bahwa Allah menghendaki semua manusia beriman?

Saya malas menjelaskan kepada manusia hal sama berulang-ulang, wlaaupun kepada individu yang berbeda, karena itu, saya lebih memilih menulis, karena akan membuat semuanya lebih mudah, tinggal kasih cuplikan artikel dan/atau screenshot tulisan seperti firman Allah ini:

“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya.
Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?”
(QS Yunus: 99)

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”
(QS. Yunus : 100)

Kami tidak boleh memaksa manusia.

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)

Mau lihat mukjizat apa? Gw bisa terbang?? (nge-fly sih bisa, lol)

“Jika berkehendak, niscaya Kami turunkan bukti (mukjizat) kepada mereka dari langit sehingga tengkuk mereka selalu tunduk kepadanya.”
(QS Asy-Syuara: 4)

Mempersekutukan Allah dan hamba-Nya dengan sesuatu adalah hal yang sebaiknya tidak dilakukan manusia.

“Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan(-Nya).
Dan Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka; dan engkau bukan pula pemelihara mereka.”
(QS. Al-An’am 6: Ayat 107)

Kembali lagi kepada pribadi masing-masing, mau percaya atau tidak, itu urusan anda, kami tidak bisa memaksa, bukan penjaga (bodyguard), bukan pula pemelihara manusia.

Jadi ketika seorang hamba Allah mau menyendiri, sebaiknya manusia menghormati keinginan mereka, dengan tidak melanggar batasan (personal space) mereka.
Karena mereka tidak selalu ramah, tidak selalu baik, dan mempunyai perasaan seperti manusia pada umumnya.
Mereka hanya baik, super baik, dan ultra baik, saat menjalankan tugas dari Allah dan/atau saat mereka merasa bahwa orang yang mendekat adalah manusia yang baik.


Kesimpulan: Hamba Allah yang Suka Menghilang

Para hamba Allah seringkali harus menghilang dari pandangan publik bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena mereka membutuhkan waktu untuk beristirahat dari tugas yang sangat berat yang mereka emban.

Menggunakan kekuatan mental, melindungi orang lain dengan mental shield, dan menyerap energi negatif bukanlah pekerjaan yang mudah.

Mereka bukan menghilang karena tidak suka berurusan dengan manusia, tetapi karena mereka merasa kelelahan yang mendalam dan butuh pemulihan sebelum mereka bisa kembali menjalankan tugas-tugas mereka.

Mereka adalah individu yang menjalankan perintah Allah dengan ketaatan penuh, meskipun kadang mereka sendiri tidak mengerti sepenuhnya mengapa mereka harus melakukan tugas tertentu.
Dan yang paling penting, jangan pernah membandingkan mereka dengan yang lain, karena hamba Allah yang asli adalah sosok yang unik, dengan tugas yang hanya bisa dijalankan oleh mereka.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top