Saat Kita Terlalu Percaya Diri (Over Confident), Saat Itulah Kita Harus Stop Sejenak
Percaya diri itu penting, tapi over confident justru berbahaya. Kenapa?
Karena di titik itu kita rentan membuat keputusan bodoh yang merugikan diri sendiri.
Simak caranya mengerem.
Saat kita merasa paling hebat, paling kuat, paling mampu, justru di situlah bahaya mengintai.
Over confident sering bikin kita terpeleset.
Inilah kenapa kita harus belajar berhenti sejenak.
🚀 Percaya Diri Itu Perlu, Tapi…
Kita semua sepakat: percaya diri itu modal hidup.
Orang yang minder jarang naik kelas.
Orang yang selalu ragu, akan dikalahkan orang yang nekat mencoba.
TAPI…
Terlalu percaya diri — alias over confident — justru bahaya.
Kenapa?
Karena di titik itulah kita merasa:
✅ Tidak akan gagal.
✅ Tidak perlu mendengar nasihat.
✅ Semua orang lain pasti salah.
✅ Apapun yang kita lakukan pasti benar.
Dan di situlah kejatuhan sering dimulai.
⚡ Over Confident = Senjata Makan Tuan
Coba ingat…
Berapa banyak orang yang jatuh di puncak rasa percaya diri?
- Pengusaha yang ekspansi bisnis secara ceroboh karena yakin “pasar pasti terima”.
- Investor yang menaruh semua uangnya ke aset berisiko tinggi tanpa riset.
- Seorang “good guy” yang merasa bisa menolong semua orang, padahal orang yang ditolong justru menikam dari belakang.
Over confident sering datang bareng rasa angkuh.
Dan kesombongan sekecil apapun bisa bikin logika kabur.
🧠 Psikologi: Kenapa Kita Bisa Over Confident?
Penelitian psikologi bilang, manusia itu punya bias.
Namanya Dunning-Kruger Effect.
Semakin sedikit kita tahu, semakin kita merasa pintar.
Semakin tinggi pengetahuan kita, semakin kita sadar: ternyata kita banyak tidak tahu.
Bahaya banget kalau di fase “merasa paling tahu”, kita keburu bikin keputusan besar.
Hasilnya?
✅ Salah investasi.
✅ Salah langkah.
✅ Salah memilih orang yang kita bantu.
💣 Contoh Nyata: Kepercayaan Diri yang Kebablasan
1️⃣ Investor Gagal:
Terlalu yakin sama 1 proyek, naruh semua tabungan di situ, tanpa diversifikasi.
Gagal? Tabungan habis. Menyesalnya telat.
2️⃣ Orang Dermawan yang Bangkrut:
Merasa semua orang layak ditolong.
Bantu sana sini, pinjamin uang ke orang yang nggak layak, padahal kebutuhan keluarga sendiri terbengkalai.
3️⃣ Pekerja Hebat yang Terlalu Percaya Diri:
Terlalu yakin dia tidak akan digantikan.
Padahal di belakang, perusahaan sudah menyiapkan “pengganti” yang lebih patuh, lebih murah, lebih fresh.
🛑 Saatnya Stop Sejenak
Kalau kamu merasa:
✅ “Wah, saya nggak mungkin salah.”
✅ “Ini pasti berhasil.”
✅ “Orang lain nggak ngerti apa-apa.”
Itu tanda kamu perlu pause.
Nggak perlu lama.
Cukup tarik nafas, lihat ulang peta.
“Breathe, take your time, relax for a bit.”
Kenapa?
Karena justru di momen kita terlalu yakin, godaan “menabrak pagar” makin besar.
🌙 Nasehat Spiritual: Kesombongan Membuat Kita Gelap
Dalam Islam, Nabi ﷺ mengingatkan:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan meski sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim)
Rasa over confident bisa nyeret kita ke sifat sombong:
✅ Merasa paling benar.
✅ Meremehkan orang lain.
✅ Merasa paling hebat tanpa mau muhasabah.
Padahal rezeki, keberhasilan, bahkan orang-orang baik di sekitar kita itu pinjaman dari Allah.
Kalau Allah mau cabut, habis sudah.
🔍 Checklist Kontrol Diri: Am I Over Confident?
Sebelum melangkah, tanyakan ke dirimu:
✔️ Sudah riset atau hanya asal yakin?
✔️ Sudah dengar pendapat orang yang netral?
✔️ Sudah siap kalau gagal?
✔️ Sudah jelas siapa yang ditolong, siapa yang tidak?
✔️ Sudah pastikan tidak semua telur ditaruh di satu keranjang?
Kalau beberapa jawaban masih bikin ragu,
jangan buru-buru.
Simpan egomu.
Cek ulang datanya.
🕊️ Kebaikan Itu Harus Pakai Akal
Menolong orang? Bagus.
Tapi menolong orang yang salah bisa jadi petaka.
Kadang orang yang kamu tolong tidak akan berterima kasih — malah menyeretmu ke jurang.
Jadi ingat:
✅ Ikhlas iya, bodoh jangan.
✅ Baik hati iya, bego jangan.
🏃♂️ Hidup Bukan Perlombaan Siapa Paling Nekat
Kita hidup di era kecepatan.
Orang pamer “gaspol” ambisi di media sosial.
Padahal yang harus kamu ingat:
- Cepat tidak selalu selamat.
- Lambat tidak selalu kalah.
Kadang orang yang bisa “berhenti” sejenak malah melesat lebih jauh, karena langkahnya lebih terukur.
🔑 Kesimpulan: Over Confident Boleh, Kalau Terkendali
Kamu perlu rasa percaya diri.
Tanpa itu kamu rapuh.
Tapi kalau percaya dirimu kelewat tinggi,
kamu jadi orang ceroboh.
Ingat:
Saat kamu merasa di puncak, jangan lupa menunduk.
Saat kamu yakin menang, jangan lupa berdoa.
Saat kamu mau menolong, jangan lupa memastikan yang ditolong layak.
“Breathe, take your time, relax for a bit.”
Pesan Penulis:
Percaya diri penting, tapi over confident bisa menjerumuskan kita ke keputusan yang salah. Stop sejenak, lihat ulang peta, dan pastikan langkahmu tepat.