Ketika Krisna “menggila,” Dewan Pengawas Krisna (DPK) memiliki strategi khusus: dari membiarkannya bersenang-senang hingga melakukan intersepsi saat diperlukan.
Simak kisah unik hamba Allah yang sering dicap aneh oleh kebanyakan manusia ini.
1. Pendahuluan: Krisna, Hamba Allah yang Tidak Biasa
Krisna bukan hamba Allah yang biasa.
Jahil, gampang bosan, dan sering kali “menggila” untuk melawan rasa bosan dan kemonotonan dalam hidupnya di dunia.
Meski bekerja untuk Allah, ia dikenal sebagai sosok yang tidak mungkin menjadi manusia “sempurna.”
Bahkan, Krisna pernah berkata kepada Allah:
“Aku lebih baik mati saja daripada hidup di dunia tapi tidak senang.”
Reaksi Allah? Dengan kasih sayang-Nya, Allah memaklumi kegilaan sesaat dari hamba-Nya yang satu ini, selama ia tetap serius saat dibutuhkan.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bekerja dengan baik.
Jika seseorang melakukan pekerjaan, hendaklah ia melakukannya dengan sebaik-baiknya.”
(HR. Muslim)
Namun, bagaimana Dewan Pengawas Krisna menangani situasi ketika dia mulai “menggila”?
2. Tiga Reaksi Utama Dewan Pengawas Krisna
Dewan Pengawas Krisna, yang tugasnya adalah memantau dan menjaga agar dia tidak keluar dari jalur, memiliki tiga pendekatan utama:
2.1. Tidak Melakukan Apa-apa Selama Tidak Membuat Kerusakan Besar
- Prinsip:
Jika Krisna sedang bersenang-senang tanpa membahayakan orang lain atau menciptakan kerusakan besar, biarkan saja. - Alasan:
Jahil adalah sifat dasarnya, membatasinya justru akan membuatnya semakin tidak senang dan malah akan keluar dari kurungannya dan memutuskan semua rantai yang mengikatnya.
2.2. Melakukan Intersepsi Ketika Dia Mau Kembali ke Dunia Hitam
- Prinsip:
Jika Krisna menunjukkan tanda-tanda ingin kembali ke jalur gelap, Dewan Pengawas segera bertindak secara cepat, efektif, dan efisien, sehingga dia tidak sempat merasakan kembali aura hitam yang dirindukan sisi setannya. - Alasan:
Dunia hitam akan membuatnya lalai dari tugas utamanya sebagai seorang hamba Allah yang seharusnya mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Tindakan:
- Memberikan tanda-tanda peringatan dan/atau kebesaran Allah.
- Memblokir jalannya ke dunia hitam.
- Mengarahkan pikirannya kembali ke Allah.
Contoh Kasus:
Saat Krisna tergoda untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Allah, Dewan Pengawas mengintersepsi melalui bisikan hati, memberi visi yang membuatnya berpikir, dan/atau menghadirkan situasi yang membuat pikirannya jernih dan tenang kembali.
2.3. Mencegahnya Masuk Perangkap yang Berbahaya
- Prinsip:
Krisna tidak bodoh, tapi kejahilannya biasanya membuat dia melakukan banyak kebodohan yang mestinya tidak dia lakukan, dan itu bisa membuatnya terjebak dalam situasi yang bisa merusak visi dan misinya sebagai hamba Allah. - Alasan:
Iblis dan pasukannya selalu mencari cara untuk menjebaknya, karena mereka ingin agar dia ada di sisi mereka, bukan sebagai lawan mereka.
Tindakan:
- Mengingatkannya secara langsung melalui intuisi dan/atau tanda-tanda dari Allah.
- Membuatnya merasa bosan terhadap godaan tersebut sehingga dia menjauhi perangkap itu.
Contoh Kasus:
Ketika Iblis mencoba menggoda Krisna dengan iming-iming uang dan/atau kesenangan duniawi lainnya, Dewan Pengawas Krisna memastikan dia merasa “tidak tertarik” atau malah geli (jijik) dengan tawaran tersebut.
Secara logika, Krisna seharusnya suka wanita, tapi ketika ada seorang wanita yang menyentuhnya, dia akan kesal dan memelintir tangan wanita yang menyentuhnya (pernah kejadian karena reflek)
3. Kenapa Krisna Tidak “100% Alim”?
Krisna tidak bisa, dan tidak akan, menjadi manusia yang 100% alim.
Baginya, hidup seperti itu adalah hidup yang membosankan.
Dia adalah sosok yang suka bermain di Grey Area (Area Abu-Abu).
Hal ini pula yang membuat Iblis dan pasukannya enggan berurusan dengannya.
Mereka tidak tahu kapan Krisna akan sabar seperti seorang biksu, atau kapan dia akan mencari mereka untuk melakukan tindakan pembalasan atas perbuatan mereka.
Salah satu alasan kenapa dia “ditahan” Allah adalah karena dia sering kali melakukan tindakan pembalasan secara berlebihan sampai hatinya puas dan/atau musuhnya hancur total,
dia akan mencari 7 keturunan di bawah dan/atau 7 keturunan di atas. (entah mau diapain)
4. Allah yang Maha Baik dan Krisna yang Sesukanya
Allah memaklumi kegilaan sesaat dari Krisna, karena Dia tahu:
- Krisna tetap serius saat dibutuhkan.
Ketika tugas dari Allah datang, Krisna akan mengesampingkan kejahilannya dan fokus 100%
. - Krisna tidak sepenuhnya bebas.
Dengan sifat dasarnya yang unpredictable, kebebasan penuh bagi Krisna adalah risiko besar.
Karena itu, Allah membatasinya untuk kebaikan semua pihak. - Allah Maha Penyayang dan Maha Pemurah.
Allah memahami bahwa setiap hamba-Nya memiliki cara unik untuk menjalani hidup, termasuk Krisna dengan sifatnya yang sulit ditebak dan kadang jahil melebihi setan.
5. Pelajaran dari Dinamika Antara Krisna dan Para Pengawasnya
Dalam perjalanannya, kadang kejahilannya justru mengantarkannya menemukan banyak kasus tersembunyi di dunia, kasus-kasus yang tidak akan di-handle oleh orang alim 100%.
5.1. Setiap Orang Punya Dinamika Sendiri
Tidak semua hamba Allah harus menjadi sosok sempurna tanpa cela.
Terkadang, keunikan seperti jahil dan “menggila” justru menjadi bagian dari rencana besar Allah.
5.2. Serius Saat Dibutuhkan
Sebesar apa pun sifat jahil seseorang, yang penting adalah kemampuan untuk fokus dan bertanggung jawab saat situasi menuntutnya.
5.3. Batasan adalah Bentuk Kasih Sayang Allah
Allah membatasi kebebasan Krisna bukan hanya untuk menghukumnya, tetapi juga untuk melindungi dia dan orang-orang di sekitarnya yang menyayanginya.
Kesimpulan: Krisna, Dewan Pengawas, dan Rencana Allah
Krisna adalah bukti bahwa hamba Allah tidak harus sempurna untuk menjalankan tugas-Nya.
Dengan sifatnya yang jahil dan gampang bosan, ia tetap menjadi alat Allah untuk menyebarkan kebaikan di dunia.
Dewan Pengawas Krisna memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan: membiarkan dia bersenang-senang, tetapi tetap siaga untuk mencegah kerusakan besar dan massive yang bisa dia lakukan ketika dia tidak bisa mengendalikan diri.
Pelajaran yang Bisa Diambil:
- Terimalah keunikan diri Anda, tetapi pastikan tetap fokus pada tujuan hidup yang Allah tetapkan.
- Jangan takut menjadi diri sendiri, selama Anda tahu kapan harus serius dan bertanggung jawab.
- Ingat, batasan yang diberikan Allah adalah tanda cinta-Nya kepada Anda.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS. Ar-Rahman: 13)