Ya Allah, Jagalah Kami Agar Tidak Membuat Kerusakan

Ya Allah, Jagalah Kami Agar Tidak Membuat Kerusakan

Manusia adalah makhluk yang mudah terbawa emosi dan bisa membuat kerusakan.
Kadang-kadang, kita merasa marah, kesal, kecewa, atau bahkan putus asa.
Di saat-saat seperti ini, ada dorongan kuat dalam diri kita untuk melampiaskan perasaan tersebut dengan menghancurkan apa saja yang ada di depan mata—baik dalam bentuk kata-kata, tindakan, atau bahkan keputusan yang kelak kita sesali.

Namun, sebagai seorang hamba Allah, kita wajib menyadari bahwa tindakan yang kita lakukan memiliki konsekuensi, baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa Allah sangat tidak menyukai hamba-Nya yang membuat kerusakan di muka bumi, terutama setelah Dia memperbaikinya.

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya.
(QS. Al-A’raf: 56)


1. Hamba yang Buruk Adalah yang Kembali Merusak Setelah Diperbaiki

Allah memperingatkan kita bahwa hamba-Nya yang buruk adalah mereka yang telah diberikan kesempatan untuk berubah, tetapi tetap saja kembali melakukan kerusakan.
Mereka lupa bahwa kehidupan ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri, bukan untuk terus-menerus merusak diri dan lingkungan sekitar.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya...”
(QS. Al-A’raf: 56)

Ini jelas sebuah peringatan keras bahwa setelah Allah memberi kita jalan, petunjuk, dan perbaikan, seharusnya kita tidak lagi melakukan hal-hal yang merusak, baik secara spiritual maupun fisik.

Kadang kita sadar bahwa perilaku kita salah, kita menyesal, namun emosi kembali membuat kita lupa.
Ini adalah lingkaran setan yang harus kita hentikan dengan segera.


2. Insting Kita adalah Musuh Terbesar Kita

Setiap manusia memiliki insting yang berbeda-beda.
Ada yang memiliki insting untuk melindungi, ada pula yang memiliki insting untuk menghancurkan.
Terkadang, insting agresif ini begitu kuatnya sehingga kita hampir tidak mampu mengontrol diri.

Kita sering merasa dorongan kuat untuk menghancurkan sesuatu yang telah membuat kita kecewa atau marah.
Dorongan ini bahkan sering kali begitu kuat sehingga hampir mustahil untuk dikendalikan, seolah-olah kita kehilangan kontrol atas diri sendiri.

Namun, di sinilah letak perbedaan antara manusia biasa dan hamba Allah yang sejati:

  • Manusia biasa akan membiarkan dirinya terbawa emosi dan berakhir melakukan kerusakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
  • Tapi hamba Allah sejati, meskipun memiliki dorongan yang sama, akan berusaha sekuat tenaga menahan diri, karena mereka sadar bahwa setiap tindakan pasti dipertanggungjawabkan.

3. Mengendalikan Insting Sang “Destroyer” dalam Diri Kita

Setiap dari kita memiliki dua sisi: pembuat kebaikan dan penghancur.
Sisi pembuat kebaikan ingin terus memberikan manfaat bagi dunia, sedangkan sisi penghancur—atau sang “Destroyer“—ingin melampiaskan emosi negatif dengan menghancurkan apa yang dianggap mengganggu.

Sisi penghancur ini memang kuat, tegas, dan bisa melindungi kita dalam situasi tertentu, tetapi dia juga harus dikontrol dengan baik. Ketika sisi ini tidak terkendali, dia bisa menjadi liar dan menghancurkan apa pun tanpa pandang bulu, termasuk hal-hal yang sebenarnya tidak pantas dihancurkan.

Oleh karena itu, kita harus memohon kepada Allah untuk membantu kita mengendalikan insting liar tersebut. Kita harus meminta perlindungan agar kemarahan dan kekecewaan kita tidak membawa kita kepada kehancuran.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

Bukanlah orang yang kuat itu dengan (pandai) bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.
(HR. Bukhari dan Muslim)


4. Kontrol Diri Adalah Bentuk Ibadah yang Sebenarnya

Kontrol diri merupakan bentuk ibadah yang sangat penting di sisi Allah.
Mampu mengendalikan emosi yang meledak-ledak, terutama ketika dalam situasi sulit, adalah ciri utama seorang hamba yang matang secara spiritual.

Ketika kita mampu menahan diri dari amarah, dendam, dan perbuatan destruktif, maka kita akan terhindar dari membuat kerusakan di muka bumi.
Hal ini bukan sekadar baik untuk diri kita sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita cintai.

Sebaliknya, mereka yang membiarkan emosi negatifnya menguasai diri akan merugikan dirinya sendiri dan juga lingkungan sekitar.
Inilah mengapa Allah berulang kali memperingatkan manusia agar tidak membuat kerusakan di muka bumi.


5. Memohon Pertolongan Allah

Tidak ada manusia yang mampu mengendalikan dirinya tanpa bantuan Allah.
Karena itu, kita harus selalu memohon bantuan kepada-Nya dalam setiap doa kita, memohon agar Allah senantiasa menjaga kita dari perbuatan yang merusak.

Kita perlu menyadari bahwa sekuat apa pun usaha kita, pada akhirnya kita tetap membutuhkan pertolongan-Nya.
Doa sederhana ini bisa kita ucapkan setiap hari:

“Ya Allah, jagalah kami dari segala perbuatan merusak, dan jauhkan kami dari golongan orang-orang yang kembali merusak setelah Engkau memperbaiki keadaan kami.
Jadikanlah kami termasuk hamba-Mu yang mampu mengontrol emosi kami, agar kami tidak menjadi hamba yang Engkau benci.”


Kesimpulan: Jadilah Hamba Allah yang Terkontrol, Bukan Sang Perusak

Manusia memang tempatnya khilaf, tempatnya membuat kesalahan, tempatnya memiliki sisi gelap dan emosi yang tidak terkontrol.
Namun, hamba Allah sejati selalu berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, apalagi setelah Allah telah memperbaiki keadaan mereka.

Allah telah mengingatkan kita dengan jelas bahwa Dia tidak suka orang-orang yang membuat kerusakan setelah keadaan menjadi baik.
Maka tugas kita adalah memastikan bahwa kita tidak menjadi bagian dari manusia-manusia seperti itu.

Semarah apa pun kita, sekecewa apa pun kita, kita harus selalu ingat bahwa Allah melihat, dan Dia tahu niat dan tindakan kita.
Hamba yang kuat bukanlah yang bisa menghancurkan lawan-lawannya, tetapi mereka yang mampu mengontrol diri dan emosinya.

Semoga Allah selalu menjaga kita agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang kembali merusak setelah diperbaiki-Nya.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top