9 Negara yang Tidak Memiliki Hubungan Diplomatik dengan Israel: Apa Alasannya?

Sejak didirikan pada tahun 1948, Israel telah menjadi subjek kontroversi dalam politik dunia, terutama di kawasan bangsa Arab, Timur Tengah. Namun, bukan hanya negara-negara Arab di kawasan tersebut yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Beberapa negara dari berbagai belahan dunia juga ada yang memilih tidak berhubungan dengan negara ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas 9 negara yang, menurut sumber Worldupdates, saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan apa saja alasan di balik keputusan tersebut.

1. Indonesia

Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, dan alasan untuk hal ini didasarkan pada sejumlah faktor historis, politik, dan ideologis. Berikut adalah beberapa alasan utama:

  • Solidaritas Palestina:
    Salah satu alasan utama kenapa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah solidaritas Indonesia terhadap rakyat Palestina.
    Sejak pendiriannya, Indonesia telah mendukung hak Palestina untuk kemerdekaan dan kedaulatan.
    Tidak adanya hubungan diplomatik dengan Israel adalah bagian dari pendirian politik Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina.
  • Sejarah Konferensi Asia-Afrika:
    Dalam Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955, masalah Palestina menjadi salah satu isu penting yang dibahas.
    Konferensi ini menekankan prinsip anti-kolonialisme serta solidaritas antar bangsa Asia-Afrika, dan dukungan terhadap Palestina sejalan dengan prinsip-prinsip ini.
  • Pandangan Masyarakat Muslim:
    Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang simpatik terhadap Palestina dan kritis terhadap tindakan Israel di wilayah Palestina.
    Hal ini didorong oleh identitas mayoritas warga negara Muslim di Indonesia, meskipun faktor keagamaan bukanlah satu-satunya alasan, melainkan sisi kemanusiaan juga memainkan peran penting,
  • Konteks Regional:
    Indonesia sebagai bagian dari ASEAN dan organisasi internasional lainnya seperti OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) sering kali mengambil posisi yang sejalan dengan pandangan mayoritas anggotanya, banyak di antaranya juga mendukung Palestina.
  • Pertimbangan Strategis:
    Dalam beberapa kesempatan, hubungan dagang atau interaksi lainnya antara Indonesia dan Israel telah terjadi, meskipun pada level yang tidak resmi atau tidak langsung.
    Namun, pembentukan hubungan diplomatik resmi mungkin dianggap dapat membahayakan hubungan Indonesia dengan negara-negara lain yang memiliki pandangan serupa terhadap Israel atau dengan komunitas Muslim di dalam negeri.

Dalam beberapa dekade terakhir, ada beberapa diskusi tentang apakah Indonesia harus mempertimbangkan kembali pendiriannya, tetapi hingga saat ini, hubungan diplomatik resmi belum terjalin.

2. Arab Saudi

Kerajaan Arab Saudi memiliki sejarah panjang dalam konflik Arab-Israel. Meskipun ada laporan tentang kontak rahasia antara kedua negara, hubungan diplomatik resmi belum pernah terjalin. Beberapa alasan utama untuk hal ini adalah:

  • Isu Palestina:
    Arab Saudi telah lama mendukung hak rakyat Palestina untuk negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
    Konflik Israel-Palestina adalah isu sentral di Timur Tengah dan Arab Saudi telah secara konsisten menekankan penyelesaian yang adil dan komprehensif.
  • Solidaritas Arab:
    Sebagai salah satu negara pendiri Liga Arab, Arab Saudi telah berkomitmen pada keputusan bersama yang dibuat oleh negara-negara anggota, termasuk dalam hal hubungan dengan Israel.
    Meskipun beberapa negara Arab telah mulai melakukani normalisasi hubungan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir, Arab Saudi belum mengikuti jejak mereka.
  • Kepentingan Strategis dan Keamanan:
    Terdapat ketidakpercayaan dan persaingan strategis antara Israel dan Arab Saudi terkait dengan dominasi regional, kebijakan terhadap Iran, dan isu-isu lainnya di Timur Tengah.
  • Pandangan Masyarakat:
    Mayoritas masyarakat Saudi memiliki pandangan yang simpatik terhadap perjuangan Palestina dan kritis terhadap kebijakan Israel.
    Pemerintah Arab Saudi harus mempertimbangkan sentimen publik saat menimbang keputusan apapun tentang hubungannya dengan Israel.
  • Isu Keagamaan:
    Arab Saudi adalah tempat lahir Islam dan merupakan tuan rumah bagi dua kota suci terpenting, Mekkah dan Madinah.
    Karena itu, isu-isu yang berhubungan dengan Yerusalem, yang juga kota suci bagi Muslim, sangat sensitif bagi Arab Saudi.

Namun, meskipun tidak memiliki hubungan resmi, ada laporan yang menunjukkan adanya komunikasi diam-diam atau kerja sama di beberapa bidang antara Arab Saudi dan Israel, terutama dalam menghadapi ancaman bersama seperti Iran.

Tetapi, hingga saat ini, hubungan diplomatik resmi antara kedua negara belum terjalin.

3. Qatar

Qatar, negara kaya dan berpengaruh ini, sering memberikan dukungan dalam bentuk finansial ke Palestina, namun memilih untuk menjaga jarak dari Israel.

Qatar dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik penuh, meskipun telah ada beberapa interaksi antara kedua negara dalam beberapa dekade terakhir. Alasan utama ketiadaan hubungan diplomatik penuh antara Qatar dan Israel meliputi:

  • Mendukung Palestina Merdeka:
    Sama seperti banyak negara Arab lainnya, dukungan Qatar terhadap rakyat Palestina dan advokasi untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya menjadi alasan utama.
    Qatar telah memberikan bantuan finansial yang signifikan ke Gaza dan bekerja sama dengan Israel dan PBB dalam hal ini.
  • Liga Arab:
    Qatar, sebagai anggota Liga Arab, awalnya mengikuti kebijakan bersama Liga Arab yang memutuskan hubungan dengan Israel pasca perang Arab-Israel 1948.
  • Masyarakat Pro Palestina:
    Sentimen pro-Palestina kuat di kalangan masyarakat Qatar, dan hal ini mempengaruhi kebijakan luar negeri negara tersebut.
  • Dinamika Regional:
    Geopolitik Timur Tengah yang kompleks dan hubungan dengan negara-negara tetangga sering mempengaruhi kebijakan negara di kawasan tersebut.
    Misalnya, hubungan Qatar dengan Iran, yang merupakan lawan regional Israel, adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hubungannya dengan Israel.
  • Agama:
    Yerusalem, yang memiliki tempat penting dalam Islam, adalah isu sensitif bagi banyak negara mayoritas Muslim, termasuk Qatar.

Meskipun demikian, terdapat beberapa interaksi antara Qatar dan Israel sepanjang tahun, terutama sehubungan dengan situasi di Gaza.

Qatar telah berperan sebagai mediator antara Hamas (yang mengendalikan Gaza) dan Israel dalam beberapa kesempatan serta telah memberikan banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui koordinasi dengan Israel.

4. Korea Utara

Korea Utara memiliki hubungan luar negeri yang unik, dan sikapnya terhadap Israel tidak terkecuali.

Dengan alasan mendukung Palestina, Korea Utara menentang Israel sejak awal pendiriannya.

Korea Utara dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, dan hubungan antara kedua negara ini telah tegang selama beberapa dekade. Alasan ketidakberadaan hubungan diplomatik dan ketegangan ini meliputi:

  • Dukungan terhadap Palestina:
    Korea Utara telah lama mendukung perjuangan Palestina melawan Israel.
    Pyongyang telah memberikan dukungan politik dan militer kepada kelompok-kelompok Palestina, dan telah mengutuk tindakan Israel di wilayah Palestina.
  • Afiliasi Blok Soviet selama Perang Dingin:
    Selama Perang Dingin, Korea Utara bersekutu dengan blok Soviet dan mendukung negara-negara dan gerakan yang berseberangan dengan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Israel.
  • Pengiriman Senjata:
    Ada laporan yang menyebutkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan senjata ke negara-negara dan kelompok-kelompok yang bertentangan dengan Israel.
  • Isu Nuklir:
    Korea Utara dan Israel adalah dua negara yang dikenal memiliki program nuklir. Namun, sementara program nuklir Israel tidak diumumkan secara resmi tetapi umumnya diakui, program nuklir Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran internasional dan sanksi.
    Kedua negara memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai isu nuklir, dengan Korea Utara menganggap Israel sebagai ancaman nuklir.
  • Pandangan Ideologis:
    Ideologi Juche Korea Utara menekankan kemandirian dan oposisi terhadap imperialisme.
    Dalam konteks ini, Israel sering dilihat sebagai sekutu dari “kekuatan imperialis” seperti Amerika Serikat.
  • Solidaritas dengan Negara-negara Muslim:
    Meskipun Korea Utara adalah negara sekuler dengan sedikit populasi Muslim, negara ini telah mencoba membangun hubungan dengan negara-negara mayoritas Muslim sebagai bagian dari strateginya untuk mengurangi isolasi internasional.

Penting untuk dicatat bahwa hubungan internasional, khususnya di Timur Tengah dan Asia Timur, sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Alasan-alasan di atas mencakup beberapa aspek kunci dari hubungan antara Korea Utara dan Israel, tetapi mungkin ada pertimbangan lain yang juga mempengaruhi dinamika hubungan mereka.

5. Brunei

Brunei, meskipun kecil, tetap konsisten dengan sikap pro-Palestina dan memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel.

Brunei, seperti banyak negara mayoritas Muslim lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, terutama karena solidaritas dengan Palestina dan penolakan terhadap pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Alasan utama ketidakberadaan hubungan diplomatik antara Brunei dan Israel meliputi:

  • Solidaritas dengan Palestina:
    Brunei, bersama dengan banyak negara Muslim lainnya, mendukung aspirasi kemerdekaan Palestina.
    Oleh karena itu, mereka menentang kebijakan dan tindakan Israel di wilayah Palestina, terutama di Tepi Barat dan Gaza.
  • Pendudukan Israel:
    Brunei mengecam pendudukan Israel di wilayah Palestina dan kebijakan permukiman Israel yang dianggap ilegal oleh masyarakat internasional.
  • Tekanan Domestik:
    Pemerintah Brunei mungkin juga merasakan tekanan dari warganya yang memiliki sentimen pro-Palestina untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel.
  • Solidaritas Umat Islam:
    Brunei, sebagai negara yang menganut sistem monarki Islam, sering kali memposisikan diri dalam solidaritas dengan isu-isu yang dianggap penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk isu Palestina.
  • Isu Diplomatik dan Keamanan:
    Mengingat kompleksitas konflik Israel-Palestina dan dampaknya terhadap hubungan regional, Brunei mungkin memilih untuk tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tindakan kehati-hatian dari segi diplomatik dan keamanan.

Meskipun Brunei tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya interaksi tidak resmi atau kerja sama tertentu di level non-pemerintah atau bisnis.

Namun, secara umum, hubungan diplomatik resmi antara kedua negara tidak ada.

6. Malaysia

Dengan latar belakang pendukung kuat Palestina, Malaysia telah lama menentang kebijakan Israel dan menolak untuk menjalin hubungan diplomatik.

Hubungan antara Malaysia dan Israel selalu menjadi topik yang sensitif dan kompleks. Sejak merdeka pada tahun 1957, Malaysia tidak pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Ada beberapa alasan utama mengapa Malaysia memegang sikap ini, yaitu antara lain:

  • Prihatin dengan Palestina:
    Malaysia adalah pendukung kuat hak-hak rakyat Palestina dan mendukung pendirian negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
    Pemerintah Malaysia telah dengan jelas mengungkapkan keprihatinannya atas perlakuan Israel terhadap Palestina, terutama masalah pendudukan wilayah Palestina.
  • Penduduk Mayoritas Muslim:
    Malaysia adalah negara dengan mayoritas populasi Muslim.
    Isu-isu yang berkaitan dengan umat Islam, termasuk isu Palestina, tentu saja mendapatkan perhatian khusus dari rakyat dan pemerintah Malaysia.
  • Isu Keamanan:
    Ada kekhawatiran dari pihak Malaysia bahwa menjalin hubungan dengan Israel dapat menyulut sentimen anti-Israel dan potensi terorisme dalam negeri.
  • Pendekatan Non-Blok:
    Malaysia tradisionalnya mengikuti kebijakan non-blok di kancah internasional.
    Meskipun Malaysia memiliki hubungan dengan banyak negara besar dan kecil, negara ini memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel berdasarkan alasan prinsip.
  • Dukungan Internasional:
    Malaysia seringkali bekerja sama dengan negara-negara lain, khususnya negara-negara Muslim, dalam forum internasional untuk menyuarakan keprihatinan bersama terkait isu-isu yang berkaitan dengan Israel.
  • Sejarah dan Politik Dalam Negeri:
    Isu hubungan dengan Israel juga berkaitan dengan dinamika politik domestik Malaysia.
    Mengambil posisi tegas terhadap Israel telah menjadi bagian dari narasi politik di Malaysia.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik, kontak tidak resmi dan perdagangan tertutup antara kedua negara kadang-kadang dilaporkan terjadi.

Namun, secara resmi, Malaysia tetap tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan sering menyerukan solusi damai bagi kedua negara konflik Israel-Palestina.

7. Venezuela

Venezuela, di bawah kepemimpinan Hugo Chávez dan kemudian Nicolás Maduro, memilih untuk memutus hubungan dengan Israel sebagai bentuk protes terhadap tindakan militer Israel di Gaza pada tahun 2009.

Venezuela dan Israel memiliki sejarah hubungan diplomatik yang kompleks, yang telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.

Berikut adalah alasan-alasan mengapa Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel:

  • Konflik Israel-Palestina:
    Pemerintah Venezuela, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Hugo Chávez dan penerusnya, Nicolás Maduro, telah mengekspresikan dukungan yang kuat terhadap hak-hak rakyat Palestina.
    Venezuela telah mengecam tindakan Israel di wilayah Palestina, terutama selama konflik-konflik militer.
  • Reaksi terhadap Aksi Militer Israel:
    Salah satu titik balik dalam hubungan kedua negara adalah pada tahun 2009, ketika Venezuela memutuskan hubungan diplomatik sebagai tanggapan atas aksi militer Israel di Jalur Gaza.
    Pemerintah Venezuela menilai operasi tersebut sebagai agresi yang tidak proporsional dan kejam terhadap rakyat Palestina.
  • Solidaritas dengan Blok Regional dan Internasional:
    Venezuela telah mengekspresikan solidaritas dengan negara-negara lain, terutama yang berada di kawasan Amerika Latin dan dunia Arab, dalam menentang beberapa kebijakan Israel.
  • Dinamika Politik Dalam Negeri:
    Sama seperti banyak keputusan kebijakan luar negeri, sikap Venezuela terhadap Israel juga dipengaruhi oleh dinamika politik domestik.
    Kepemimpinan Chavista di Venezuela sering menggunakan retorika anti-imperialis dan anti-intervensionisme sebagai bagian dari identitas politiknya.
    Dalam konteks ini, Israel dilihat sebagai sekutu dekat Amerika Serikat, yang oleh pemerintah Venezuela dianggap sebagai kekuatan imperialis.
  • Kondisi Ekonomi dan Diplomatik:
    Venezuela, yang menghadapi krisis ekonomi dan diplomatik yang mendalam, mungkin juga memilih untuk memprioritaskan hubungan dengan negara-negara yang dianggap sebagai sekutu strategis, termasuk negara-negara yang memiliki pandangan serupa mengenai konflik Israel-Palestina.

Dalam semua hubungan internasional, situasi dapat berubah seiring waktu. Meskipun saat ini hubungan antara Venezuela dan Israel tegang, tidak ada yang dapat memprediksi dengan pasti bagaimana hubungan kedua negara akan berkembang di masa depan.

8. Kuba

Dukungan Kuba terhadap Palestina mencerminkan sikap negara-negara komunis lainnya terhadap konflik Israel-Palestina.

Kuba dan Israel memiliki hubungan diplomatik yang kompleks yang telah berubah sepanjang sejarah. Alasan mengapa Kuba tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel meliputi:

  • Dukungan untuk Palestina:
    Kuba telah lama mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menentang kebijakan Israel di wilayah Palestina. Kuba telah mengecam tindakan Israel di wilayah tersebut dan mengekspresikan solidaritasnya dengan Palestina dalam berbagai forum internasional.
  • Aliansi dengan Blok Soviet:
    Selama Perang Dingin, Kuba memiliki aliansi yang erat dengan Uni Soviet, yang pada periode tertentu dalam sejarahnya mendukung negara-negara Arab dalam konflik mereka dengan Israel.
    Kuba mengikuti garis kebijakan luar negeri Soviet dalam banyak hal, termasuk dalam hubungannya dengan Israel.
  • Retorika Anti-Imperialis:
    Pemerintahan Kuba, di bawah kepemimpinan Fidel Castro dan kemudian saudaranya Raul Castro, sering menggunakan retorika anti-imperialis.
    Dalam konteks ini, Israel, sebagai sekutu Amerika Serikat, dilihat sebagai bagian dari blok kekuatan imperialis.
  • Pemutusan Hubungan pada 1973:
    Kuba memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel setelah Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Keputusan ini sejalan dengan keputusan yang diambil oleh banyak negara lainnya dalam gerakan Non-Blok dan juga negara-negara yang berafiliasi dengan Blok Soviet.
  • Dinamika Politik Dalam Negeri:
    Sama seperti keputusan kebijakan luar negeri lainnya, sikap Kuba terhadap Israel juga dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri dan identitas sosialis dan anti-imperialis negara tersebut.

Dalam hubungan internasional, situasi selalu dapat berubah, dan keputusan mengenai hubungan diplomatik seringkali merupakan hasil dari pertimbangan yang kompleks yang melibatkan isu-isu domestik dan internasional.

9. Pakistan

Sebagai negara Muslim utama di Asia Selatan, Pakistan memilih untuk mempertahankan posisinya yang tidak menjalin hubungan dengan Israel, meskipun ada desas-desus tentang kemungkinan perubahan sikap di masa depan.

Pakistan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel karena beberapa alasan, yang sebagian besar berakar dari sejarah, politik, dan solidaritas dengan Palestina. Berikut beberapa alasan utamanya:

  • Dukungan Terhadap Palestina:
    Pakistan telah lama mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina dan mendukung pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
    Karena itu, Pakistan menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina.
  • Solidaritas dengan Negara-negara Muslim:
    Sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia, Pakistan memiliki hubungan erat dengan negara-negara Muslim lainnya.
    Banyak dari negara-negara ini, terutama yang merupakan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel atau mengambil sikap kritis terhadap kebijakan Israel.
  • Masalah Kashmir:
    Sebagai bagian dari solidaritas terhadap isu penentuan nasib sendiri,
    Pakistan melihat kemiripan antara situasi di Palestina dengan situasi di Kashmir, wilayah yang disengketakan antara Pakistan dan India.
    Pakistan merasa bahwa dukungan terhadap Palestina juga mencerminkan sikap mereka terhadap Kashmir.
  • Tuntutan Domestik:
    Sentimen pro-Palestina kuat di kalangan masyarakat Pakistan.
    Banyak warga Pakistan yang merasa bahwa mengakui Israel sebagai negara akan mengkhianati saudara Muslim mereka di Palestina.
  • Pertimbangan Geopolitik:
    Hubungan Pakistan dengan negara-negara tetangga dan sekutu, terutama negara-negara Arab, mempengaruhi keputusan luar negerinya, termasuk hubungan dengan Israel.

Meskipun demikian, telah ada laporan tentang kontak diam-diam antara Pakistan dan Israel di masa lalu, tetapi hubungan resmi belum terwujud hingga saat ini.

Situasi ini mungkin berubah tergantung pada dinamika politik regional dan global di masa mendatang.

Kesimpulan NKRI One

Dalam hubungan Internasional, tidak ada kata musuh abadi dan teman sejati, semua bisa dikondisikan tergantung situasi dan kondisi mana yang terlihat lebih menguntungkan.

Keputusan negara-negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel bukanlah keputusan yang diambil tanpa alasan.

Mereka mempunyai alasan dari berbagai sisi, seperti sejarah, politik, agama, atau kombinasi dari ketiganya.

Dalam dunia politik yang dinamis, mungkin saja ada perubahan di masa depan. Namun, sampai saat ini, kesembilan negara tersebut tetap konsisten dengan keputusan mereka.

Mengingat pentingnya hubungan diplomatik dalam politik internasional, keputusan untuk menjalin atau memutuskan hubungan dengan suatu negara selalu menarik untuk diamati dan dianalisis.

Meskipun konflik Israel-Palestina terus berlangsung, kita semua berharap suatu hari nanti perdamaian bisa tercipta di kawasan tersebut.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top