It Is Unfair — Tapi Apa yang Mau Kamu Harapkan dari Manusia?
Manusia suka berlaku tidak adil (unfair). Aturan sering dibuat hanya untuk menguntungkan golongan tertentu.
Tapi bagaimana kita menanggapi ketidakadilan agar tidak jadi korban selamanya?
Unfair? Iya. Tapi apa mau dikata?
Manusia memang suka tidak adil.
Jadi bagaimana sikap kita?
Ini cara realistis biar kita nggak stress dan bertanya-tanya “kenapa”.
🎯 Ketidakadilan: Suka atau Tidak, Realita Kehidupan
Mari jujur:
Manusia jarang bisa benar-benar adil.
Di kantor, siapa yang dekat dengan atasan biasanya dapat promosi duluan (bodo amat mau bego atau goblok kotok-kotok ya kan?).
Di komunitas, siapa yang bawa “modal” akan lebih dihargai.
Di politik, kebijakan sering diutak-atik demi kepentingan partai dan kelompoknya.
Unfair?
Banget.
Tapi apa mau dikata?
Itu sudah pilihan sadar yang mereka ambil, dengan ego, gengsi, dan perhitungan mereka sendiri.
🔍 Kenapa Manusia Bisa Jadi Tidak Adil?
Karena adil itu berat.
Berat karena adil itu butuh:
✅ Empati.
✅ Keberanian melawan ego kelompok.
✅ Pengorbanan kepentingan pribadi.
Sedangkan manusia… secara naluri, cenderung:
- Melindungi golongan sendiri.
- Menjaga kuasa.
- Menikmati comfort zone.
Hasilnya?
Aturan, kebijakan, dan keputusan sering timpang.
Kalau menguntungkan mereka, sah!
Kalau merugikan kita? Ah, nasib, katanya.
💣 Haruskah Kita Terus Meratapi Ketidakadilan?
Nggak lah.
Kalau semua orang menuntut dunia harus adil… kita cuma buang waktu.
Karena dunia memang bukan surga.
Bahkan di surga pun ada tingkatan — tidak semua manusia dapat level yang sama.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Bersikap realistis.
Kalau sistemnya tidak adil, cari celah yang tidak menyalahi aturan.
Kalau kelompokmu dipinggirkan, perkuat skill, perkuat posisi, biar tidak gampang diinjak.
⚡ “Tidak Adil” Tidak Sama dengan “Tidak Bisa Diakali”
Bedanya orang lemah dan orang kuat di dunia ini cuma satu: cara main.
- Orang lemah: Meratapi, mengutuk, main victim.
- Orang kuat: Oke, unfair, so what? Gue cari jalannya sendiri.
Kalau satu pintu ditutup, Allah buka pintu lain.
Kalau semua pintu dikunci, kita bikin pintu sendiri.
🧩 Contoh Sederhana di Kehidupan Nyata
1️⃣ Kantor Korup:
Ada kebijakan yang menguntungkan orang culas?
Bangun reputasi & relasi di luar sistem. Peluang pindah kerja bisa muncul.
2️⃣ Bisnis Licik:
Ada pesaing curang?
Perkuat kualitas produk, customer service, branding. Yang curang jarang awet.
3️⃣ Pergaulan Toxic:
Lingkaran sosial penuh drama?
Hapus, block, tinggalkan. Hidup terlalu pendek untuk jadi korban kebodohan kolektif.
🌿 Nasihat Agama: “Allah Tidak Pernah Zalim”
Islam mengajarkan:
“Allah tidak menzalimi seseorang walau sebesar zarrah.”
(QS. An-Nisa: 40)
Manusia bisa berlaku tidak adil, tapi Allah tidak.
Kalau kita ikhtiar dengan cara halal, rezeki & jalan keluar akan tetap datang.
Kadang memang tertunda, tapi akan datang di waktu paling tepat.
✨ Penutup: Unfair? Deal With It
Unfairness itu bagian dari ujian mental.
Kamu bisa memilih:
✅ Meratapi, playing victim, jadi bahan olokan.
✅ Atau bangkit, cari celah, jalani hidup dengan cara yang benar.
Karena kita tidak bisa berharap manusia selalu adil.
Yang bisa kita lakukan:
- Jaga prinsip.
- Jaga hati tetap waras.
- Jangan jadi bagian dari “ketidakadilan” yang sama.
Hidup tidak adil, dan manusia memang suka mengutamakan kelompoknya sendiri.
Tapi berhenti meratap, mulai bertindak. Cari jalan keluar atau solusi.
Kamu tidak butuh perhatian apalagi validasi orang yang tidak adil padamu.


























