Karena Pada Dasarnya Manusia Suka Mempersulit Orang Lain
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah merasa bahwa ada saja orang yang tampaknya suka mempersulit urusan orang lain.
Entah itu di tempat kerja, lingkungan sosial, atau bahkan dalam keluarga sendiri, fenomena ini tampaknya sudah menjadi “template” atau pola yang sering terjadi.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Apakah benar bahwa pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk mempersulit orang lain?
Mari kita telusuri lebih dalam alasan di balik perilaku ini dan bagaimana kita bisa menghadapinya.
Alasan Mengapa Manusia Suka Mempersulit Orang Lain
1. Kebutuhan Akan Kontrol dan Kekuatan
Salah satu alasan utama mengapa seseorang mungkin mempersulit orang lain adalah karena keinginan untuk merasa berkuasa atau memiliki kontrol.
Dengan mempersulit urusan orang lain, mereka mungkin merasa memiliki kendali atas situasi atau orang tersebut.
Ini bisa menjadi cara untuk meningkatkan harga diri atau mengimbangi perasaan kurang percaya diri mereka yang bermental rusak.
2. Persaingan dan Kecemburuan
Dalam lingkungan yang kompetitif, seperti di tempat kerja atau dalam kelompok sosial, persaingan bisa memicu seseorang untuk mempersulit orang lain.
Jika seseorang merasa terancam oleh kemampuan atau pencapaian orang lain, mereka mungkin mencoba menghambat kemajuan orang tersebut melalui berbagai cara, termasuk mempersulit urusan mereka.
3. Kurangnya Empati
Kurangnya empati atau ketidakmampuan untuk memahami perasaan orang lain bisa menjadi alasan mengapa seseorang tidak ragu untuk mempersulit orang lain.
Mereka mungkin tidak menyadari atau tidak peduli bahwa tindakan mereka menyebabkan ketidaknyamanan atau kesulitan bagi orang lain.
4. Budaya dan Kebiasaan
Dalam beberapa kasus, budaya atau lingkungan bisa mendorong perilaku yang kurang mendukung satu sama lain.
Jika dalam suatu lingkungan, perilaku saling mempersulit sudah menjadi hal yang biasa, maka individu di dalamnya mungkin akan menganggap itu sebagai sesuatu yang normal dan dapat diterima.
5. Kepuasan Pribadi
Ada juga orang yang mendapatkan kepuasan pribadi dari melihat orang lain kesulitan.
Ini mungkin disebabkan oleh perasaan iri, dendam, atau bahkan hanya mencari hiburan dari penderitaan orang lain.
Dampak dari Perilaku Mempersulit Orang Lain
1. Hubungan yang Terganggu
Perilaku ini jelas merusak hubungan antar individu.
Kepercayaan dan rasa hormat bisa hilang, yang pada akhirnya mengarah pada konflik dan perpecahan dalam hubungan pribadi maupun profesional.
2. Menurunnya Produktivitas
Di lingkungan kerja, mempersulit pekerjaan orang lain bisa menghambat produktivitas tim atau organisasi.
Hal ini tidak hanya merugikan individu yang dipersulit, tetapi juga berdampak negatif pada keseluruhan kinerja.
3. Dampak Psikologis
Bagi korban, terus-menerus dipersulit bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan menurunnya kesehatan mental.
Ini bisa mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan dan kemampuan untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Menghadapi Orang yang Suka Mempersulit
1. Komunikasi Terbuka
Cobalah untuk mengadakan komunikasi yang jujur dan terbuka dengan orang tersebut.
Sampaikan perasaan Anda dengan cara yang tenang dan tidak konfrontatif. Mungkin saja mereka tidak menyadari dampak dari tindakan mereka.
2. Tetapkan Batasan
Menetapkan batasan yang jelas dapat membantu melindungi diri Anda dari perilaku yang tidak menyenangkan.
Jangan ragu untuk mengatakan “tidak” atau menyatakan ketidaksetujuan Anda terhadap perilaku yang mempersulit.
3. Pertimbangkan untuk Menghindar
Jika semua upaya tidak berhasil dan perilaku mereka terus berlanjut, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan menjaga jarak.
Lingkungan yang negatif bisa berdampak buruk pada kesejahteraan Anda, jadi penting untuk melindungi diri sendiri.
Membangun Budaya yang Lebih Baik
1. Promosikan Empati dan Pengertian
Mendorong empati dalam lingkungan Anda bisa membantu mengurangi perilaku saling mempersulit.
Dengan memahami perasaan dan perspektif orang lain, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih positif dan suportif.
2. Berikan Contoh yang Baik
Menjadi teladan dalam perilaku positif dapat mempengaruhi orang di sekitar Anda.
Tunjukkan kerjasama, dukungan, dan komunikasi yang baik dalam interaksi sehari-hari.
3. Tingkatkan Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi yang baik dapat membantu mencegah miskomunikasi dan konflik.
Ini termasuk mendengarkan dengan aktif, menyampaikan pesan dengan jelas, dan memahami bahasa tubuh.
4. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Dalam konteks organisasi atau kelompok, menciptakan budaya yang menghargai kerjasama dan saling mendukung bisa mengurangi perilaku negatif.
Ini bisa dilakukan melalui kebijakan yang jelas, pelatihan, dan kegiatan tim yang positif.
Hadits tentang Larangan Mempersulit Orang Lain
- Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim: Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Permudahlah, dan jangan kamu mempersulit.
Berilah kabar gembira, dan jangan kamu membuat orang lari .”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammas sangat menekankan kemudahan dalam segala urusan.
Maka permudahlah. - Hadits Riwayat Muslim: Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai sikap lembut dalam segala urusan.”
(HR. Muslim)
Lembut dalam hal ini termasuk tidak mempersulit orang lain dalam segala hal (kebaikan) dan tidak berlaku kasar juga.
Memberikan kemudahan adalah bagian dari sikap lembut yang dicintai oleh Allah. - Hadits Riwayat Abu Dawud: Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barang siapa yang mempersulit, maka Allah akan mempersulitnya.
Dan barang siapa yang memudahkan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.”
(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menjelaskan akibat langsung dari mempersulit atau memudahkan urusan.
Jika kita mempersulit, maka Allah akan membalas kita dengan kesulitan, dan jika kita memudahkan, Allah akan memberikan kemudahan kepada kita. - Hadits Riwayat Ahmad: Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda, tidak menghormati yang tua, dan tidak memerintahkan yang baik serta tidak melarang yang buruk dengan cara yang lembut.”
(HR. Ahmad)
Hadits ini mengajarkan bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain, kita harus menggunakan cara yang lembut, tidak menyulitkan, atau bersikap kasar.
Dalam mengajak kepada kebaikan pun harus dilakukan dengan cara yang mempermudah, bukan yang menyulitkan. - Bahkan untuk urusan agama pun, shalat misalnya, ketika kita jadi imam, kita tidak diperkenankan untuk melama-lamakan waktu shalat dengan bacaan yang panjang.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian menjadi imam, maka ringankanlah (shalat), karena di antara mereka ada yang lemah, ada yang sakit, dan ada yang sudah tua.
Jika kalian shalat sendirian, maka lakukanlah sepanjang yang kalian kehendaki.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Meskipun tampaknya manusia memiliki kecenderungan untuk mempersulit orang lain, penting untuk memahami bahwa perilaku ini sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebutuhan akan kontrol, persaingan, dan kurangnya empati.
Dengan kesadaran dan upaya bersama, kita bisa mengubah pola negatif ini menjadi interaksi yang lebih positif dan konstruktif.
Menjaga komunikasi yang baik, menetapkan batasan, dan mempromosikan budaya empati adalah langkah-langkah penting dalam menghadapi dan mengurangi perilaku mempersulit orang lain.
Pada akhirnya, membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung akan membawa manfaat bagi semua pihak, menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan produktif.
Dalam Islam pun, mempersulit orang lain adalah perbuatan yang dilarang karena bertentangan dengan prinsip kasih sayang dan rahmat yang menjadi inti ajaran Islam.
Allah SWT dan Rasulullah SAW mengajarkan umat Islam untuk selalu memberikan kemudahan dan membantu orang lain agar tidak merasa terbebani, baik dalam urusan agama maupun dunia.
Mereka yang mempermudah orang lain akan mendapatkan balasan berupa kemudahan dari Allah SWT di dunia dan akhirat, sementara mereka yang mempersulit akan mendapatkan kesulitan sebagai balasannya.
Sikap yang dianjurkan adalah sikap lembut, toleran, dan memudahkan dalam segala aspek kehidupan, karena itulah sifat seorang hamba Allah (muslim) sejati yang mengikuti jejak Rasulullah SAW.