Kita Cuma Menyampaikan dan Mengingatkan Sekali (Manusia Bebas Kok)
Cukup Sekali Dalam Islam, tugas hamba Allah adalah menyampaikan kebenaran dan mengingatkan.
Pilihan. untuk berubah atau tidak, ada pada individu (manusia) itu sendiri.
Lalu, bagaimana jika manusia memilih tetap dalam kerusakan?
Pendahuluan
Manusia diberikan kehendak bebas (free will) oleh Allah untuk menentukan jalan hidupnya.
Sebagai hamba Allah, tugas kita hanya sebatas menyampaikan dan mengingatkan.
Tidak lebih, tidak kurang.
Tapi apakah itu berarti kita bisa sepenuhnya lepas tangan setelah melakukannya?
Apa batasan tanggung jawab kita?
Tugas Menyampaikan: Apa yang Allah Perintahkan
1. Perintah Allah untuk Menyampaikan
Allah menegaskan bahwa tugas seorang hamba hanya menyampaikan.
Dalam QS. Al-Ghasyiyah: 21-22, Allah berfirman:
- “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.”
Maknanya:
Hamba Allah, tidak diberi wewenang untuk memaksakan kebaikan kepada orang lain.
Tugas kita hanyalah menyampaikan kebenaran dan mengingatkan.
2. Kebebasan Manusia Memilih
Allah memberikan manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya:
- Mau mengikuti kebaikan, silakan.
- Mau terus dalam dosa, juga silakan.
Dalam QS. Al-Kahfi: 29, Allah berfirman:
- “Dan katakanlah: ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.'”
Kesimpulan:
Tugas kita hanya menyampaikan.
Setelah itu, tanggung jawabnya ada pada mereka yang membaca, mendengar, dan/atau melihat.
Menyampaikan Sekali: Mengapa Cukup?
1. Kewajiban Sudah Gugur
Ketika kita sudah menyampaikan atau mengingatkan sekali, kewajiban kita sudah terpenuhi.
Apakah orang lain mau mendengar atau tidak, itu bukan urusan kita lagi.
2. Fokus pada Efisiensi
Mengulang-ulang nasihat kepada orang yang tidak mau menuruti kita hanya akan menghabiskan energi dan waktu.
Lebih baik fokus pada hal yang lebih produktif.
3. Manusia Memiliki Kehendak Bebas
Manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalannya sendiri.
Terus memaksa mereka berubah tidak hanya tidak efektif, tetapi juga melanggar prinsip kebebasan (free will) yang Allah tetapkan.
Ketika Manusia Memilih Jalan yang Salah
1. Apakah Kita Harus Turun Tangan?
Tidak.
Setelah menyampaikan, kita bukan lagi pihak yang bertanggung jawab atas keputusan orang lain.
Dalam QS. Yunus: 99, Allah berfirman:
- “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu berimanlah semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”
Maknanya:
Bahkan Rasulullah ﷺ tidak diharuskan memaksa orang lain beriman, apalagi kita.
Kita siapa?
2. Menjadi Penonton yang Bijak
Sebagai hamba Allah, kita tidak diminta untuk memikul beban dosa orang lain.
Selama kita tidak ikut dalam kerusakan, kita tetap berada di jalur yang benar (hanya pengingat).
3. Neraka Membutuhkan Bahan Bakar
Bagi yang terus berbuat dosa, ingatlah:
- Neraka adalah tempat bagi mereka yang tidak mau berubah ke arah kebaikan.
- Dalam QS. Al-Baqarah: 24, Allah berfirman:
“Maka peliharalah dirimu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu…”
Sikap Seorang Hamba Allah: Tidak Semua Harus Kita Perbaiki
1. Fokus pada Tugas, Bukan Hasil
- Menyampaikan kebenaran adalah tugas.
- Tapi hasilnya adalah urusan Allah.
2. Hindari Menyusahkan Diri
- Tidak semua hal harus kita perbaiki.
- Dalam QS. Al-Maidah: 105, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.”
Selama kita sudah menjaga diri dan menyampaikan kebenaran, kerusakan orang lain tidak lagi menjadi tanggung jawab kita.
Refleksi: Lebih Baik Menjadi Penonton
1. Menjadi Penonton itu Menyenangkan
- Sebagai manusia, kita tidak punya kewajiban untuk menyelamatkan semua orang.
- Terkadang, melihat dari jauh lebih bijak daripada ikut terjun ke dalam masalah.
2. Pilihan di Tangan Mereka
- Jika mereka memilih jalan yang salah, itu sepenuhnya keputusan mereka.
- Sebagaimana Allah memberikan kebebasan, kita juga tidak punya hak untuk mencabut kebebasan itu.
Kesimpulan: Cukup Sekali Saja
Sebagai hamba Allah, tugas kita hanyalah menyampaikan dan mengingatkan.
Setelah itu, tanggung jawab beralih kepada orang yang mendengarnya.
Apakah mereka akan berubah atau tidak, itu adalah keputusan mereka.
Sebagai manusia, kita tidak perlu memaksakan diri untuk mengubah semua orang.
Kadang, menjadi penonton adalah pilihan terbaik.
Namun, tetaplah waspada agar tidak ikut terjebak dalam kerusakan.
Karena pada akhirnya, kita semua akan mempertanggungjawabkan pilihan kita masing-masing di hadapan Allah.