Manusia itu Diciptakan Sempurna

Manusia itu Diciptakan Sempurna

Kesempurnaan yang Sering Disalahpahami

Banyak orang minder, banyak orang merasa kurang, walaupin sebenarnya dia sudah diciptakan dengan sempurna.
Ada yang merasa hidupnya sengsara karena miskin, ada yang minder karena wajah tidak ganteng/cantik, ada yang iri melihat orang lain lebih kaya, lebih populer, lebih di-“like” banyak orang.

Tapi kalau kita kembali ke Al-Qur’an, Allah sudah menegaskan:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
(QS. At-Tin: 4).

Artinya jelas: manusia diciptakan sempurna.
Bukan berarti semuanya kaya, ganteng, cantik, sehat jasmani.
Kesempurnaan manusia bukan diukur dari standar sosial, tapi dari fungsi, posisi, dan takdir yang Allah tetapkan.


1. Kaya, Miskin: Dua Sisi dari Kesempurnaan

Ada manusia yang diciptakan kaya.

  • Karena dia mampu mengelola harta.
  • Karena dari tangannya, rezeki mengalir untuk banyak orang.
  • Karena Allah tahu: dengan kekayaan itu, dia bisa jadi penolong.

Ada juga manusia yang diciptakan miskin.

  • Mungkin karena lebih baik untuk dirinya berada di papan bawah.
  • Karena dari kemiskinannya, dia bisa menguatkan orang lain.
  • Karena dengan miskin, dia bisa melihat wajah asli manusia lain: siapa yang peduli, siapa yang berpura-pura.

Kaya dan miskin bukan ukuran kesempurnaan.
Keduanya bagian dari peran manusia yang sudah Allah desain.


2. Jelek, Cantik: Cerminan Hati

Ada manusia yang terlihat “jelek.”
Bisa jadi karena hatinya kusam, pikirannya kotor, niatnya buruk.
Ada juga yang wajahnya memang tidak sesuai standar sosial, tapi sebenarnya Allah sedang menguji: bisakah dia tetap percaya diri, tetap bermanfaat, tetap jadi cahaya untuk orang lain?

Sebaliknya, ada manusia yang diciptakan “bagus banget.”

  • Wajah enak dilihat.
  • Badan proporsional.
  • Senyum bikin nyaman.
    Itu bisa jadi refleksi hati yang bersih, atau hadiah Allah karena dia menjaga niat dan pikiran.

Tapi jangan salah, cantik/ganteng bukan jaminan hati bagus. Banyak juga yang indah di luar, busuk di dalam.


3. Kesempurnaan Versi Allah vs Versi Manusia

Kesalahan terbesar manusia modern adalah mengukur kesempurnaan dengan standar duniawi.

  • Sempurna = kaya raya.
  • Sempurna = wajah mulus.
  • Sempurna = populer, terkenal, punya banyak followers.

Padahal versi Allah sangat berbeda:

  • Sempurna = taat kepada-Nya.
  • Sempurna = ikhlas menjalani peran masing-masing.
  • Sempurna = punya hati yang bersih, akhlak yang lurus.

4. Rendah Hati Boleh, tapi Jangan Minder

Kalau kamu merasa “nggak sempurna” hanya karena miskin atau jelek, artinya kamu nggak baca Qur’an dengan benar.
Allah sudah bilang kamu sempurna, tapi kamu masih ngotot minder?
Artinya, yang salah bukan ciptaan Allah, tapi cara pandangmu.

Lucunya, banyak orang mengeluh di media sosial:

  • “Kenapa aku nggak sekaya dia?”
  • “Kenapa wajahku nggak semulus artis TikTok?”
  • “Kenapa hidupku begini?”

Padahal jawabannya simpel:
Karena Allah tahu, di posisi itu kamu lebih sempurna.


5. Perspektif Religius: Semua Punya Hak dan Kewajiban

Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
Manusia kaya, miskin, cantik, jelek—semua punya peran.

  • Yang kaya → berbagi.
  • Yang miskin → melatih sabar, jadi ujian sosial.
  • Yang cantik → menjaga diri dari fitnah.
  • Yang jelek → jadi pengingat bahwa standar Allah bukan fisik.

Kesempurnaan bukan tentang hasil, tapi tentang fungsi.


6. Perbaiki Hati

Kalau kamu merasa miskin, jelek, atau kurang sempurna, hal pertama yang harus kamu lakukan bukan operasi plastik atau cari cara instan jadi kaya.
Tapi: perbaiki hati dan jika memungkinkan, tingkah lakumu jugu harus diperbaiki.

Hati yang baik → wajah jadi indah, meski sederhana.
Hati yang lurus → rezeki datang, meski tanpa kamu cari.
Hati yang bersih → hidup tenang, meski dunia ribut.

Allah bisa saja mengubah nasibmu, bahkan fisikmu, kalau hatimu berubah lebih baik.


Kesimpulan: Semua Manusia diciptakan Sempurna

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Tidak ada manusia yang tidak sempurna.
Kalau kamu merasa tidak sempurna, itu hanya karena kamu pakai standar dunia.
Standar Allah: kamu sudah sempurna, hanya tinggal hati yang harus terus diperbaiki.

Allah menegaskan manusia diciptakan sebaik-baiknya.
Kaya, miskin, jelek, cantik—semua punya peran.
Kesempurnaan sejati ada pada hati, bukan ada pada standar dunia.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top