Never Ever Come Back, My Guards Will Attack You
Setelah bicara kasar, menuduh yang tidak-tidak, saya tidak mau mendengar anda lagi, saya tidak mau melihat anda lagi, bahkan saya tidak mau bernapas oksigen yang sama dengan anda (berada di dekat anda).
If you nekat tetap balik, nyari damai, dan/atau rekonsiliasi, mereka (penjaga) yang ada di sekitar saya, akan menyerang anda, mercilessly.
Rahasia anda aman bersama saya, saya hanya mengatakan yang baik tentang anda, dan tidak mau menjadi musuh anda.
Tapi ketika seseorang menjadikan saya musuh, I’m fine with that.
Tidak ada kata maaf yang diperlukan, tidak ada kata tidak sengaja yang diterima, you berniat menyakiti I.
“If you attempt to reconcile with me, you will be in a world of hurt.
I won’t be the same to those who smeared my name, no matter the reason.“
Preambule
Ada kalanya dalam hidup, kita bertemu dengan orang-orang yang begitu menyakitkan, yang bahkan jika dirunut ke belakang (masa lalu), mereka yang mendekat ke kita, bukan kita yang mendekat ke mereka duluan.
Ini adalah momen di mana kita harus tegas, dan terkadang, ketegasan itu berarti kita tidak ingin lagi melihat atau mendengar apapun dari orang tersebut.
Kita telah melangkah lebih jauh dari sekadar marah atau kesal—kita telah mencapai titik di mana menjaga diri dari orang itu menjadi prioritas utama.
Dalam kehidupan ini, hubungan dengan orang lain sering kali berjalan di garis tipis antara kepercayaan dan pengkhianatan.
Mungkin kita pernah memberikan kesempatan kepada orang, percaya bahwa mereka akan berubah, tetapi kemudian mereka menginjak, menghancurkan kepercayaan itu.
Di titik ini, “penjaga” kita—baik secara mental maupun emosional—akan mengambil alih, siap melindungi diri kita dari luka yang lebih banyak dari orang-orang seperti itu.
Mengapa Menjaga Jarak Itu Penting
Menghindari orang yang telah menyakiti kita bukanlah tanda kelemahan.
Sebaliknya, itu adalah wujud dari kekuatan diri yang matang.
Kita tidak lagi memberikan ruang bagi mereka yang ingin merusak kita, baik secara fisik, emosional, atau mental.
Menjaga jarak adalah langkah bijak dalam melindungi kesehatan mental kita.
- Batasan yang Sehat
Menetapkan batas adalah langkah awal dalam menjaga diri dari pengkhianatan berulang.
Ketika seseorang melewati batas-batas yang kita tetapkan, itu berarti mereka telah menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai kita.
Pada titik ini, tidak perlu ada penjelasan lebih lanjut—kita tidak perlu memberi tahu mereka mengapa kita memilih untuk pergi atau mengapa mereka tidak lagi diterima di lingkaran hidup kita. - Memastikan Keselamatan Diri
Penjaga emosional yang kita bangun tidak hanya untuk melindungi hati kita, tetapi juga menjaga kita dari rasa sakit yang mungkin datang lagi di kemudian hari.
Ketika seseorang yang telah menyakiti kita mencoba untuk kembali ke dalam hidup kita, kita harus siap menghadapi risiko bahwa mereka mungkin akan menyakiti kita lagi.
Oleh karena itu, menjaga jarak adalah bentuk perlindungan diri yang penting. - Tidak Semua Rekonsiliasi Baik
Ada kalanya orang yang pernah menyakiti kita mencoba untuk kembali, menawarkan perdamaian atau rekonsiliasi.
Namun, rekonsiliasi tidak selalu menjadi solusi terbaik.
Kadang-kadang, memaafkan seseorang tidak berarti menerima mereka kembali dalam hidup kita.
Kita bisa memilih untuk memaafkan mereka tanpa memberikan mereka tempat di hati atau hidup kita lagi (never again).
Tindakan Pencegahan Keras dari Para Penjaga
Saat kita memutuskan untuk tidak lagi menerima seseorang kembali dalam hidup kita, seringkali kita perlu menegaskan batas tersebut dengan lebih keras.
Dalam konteks ini, para “penjaga” kita mungkin akan bersikap dingin, tidak merespon (tidak responsif), atau bahkan mengabaikan segala bentuk usaha untuk melakukan rekonsiliasi dalam rangka perdamaian dunia (lol).
Penjaga ini ada untuk melindungi kita dari injury, luka yang lebih dalam.
Jika orang tersebut tetap berusaha untuk mendekati kita, maka para penjaga sudah siap dengan “pertahanan” yang lebih keras dan mungkin akan menyakitkan.
Ini bukan berarti kita menjadi jahat atau tidak pemaaf, tetapi ini lebih tentang melindungi diri sendiri dari rasa sakit yang tidak perlu kita rasakan.
Orang yang pernah melukai kita, jika diberi kesempatan lagi, cenderung akan melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, saya mengaktifkan dan membiarkan The Guards (para penjaga) untuk “Stand by and be ready to attack if any unauthorized personnel try to approach our proximity.“.
Saya mencabut akses orang-orang tertentu ke saya sepenuhnya, memastikan tidak ada celah bagi mereka yang masuk blacklist untuk mendekat.
Dan jika diperlukan, akan dilakukan tindakan tegas dan menyakitkan, sebagai langkah ekstrim (yang bisa diambil namun saya hindari) untuk mendorong mereka, yang tidak punya akses, keluar jika mereka nekat berani mencoba mendekati dan/atau masuk lagi.
Menolak Rekonsiliasi: Ketegasan yang Bijak
Banyak orang merasa bahwa memberikan kesempatan kedua adalah hal yang baik, tetapi pada kenyataannya, tidak semua orang layak mendapatkan kesempatan kedua.
Sebagian besar dari kita telah belajar bahwa memberikan terlalu banyak kesempatan hanya akan membuat kita lebih terluka.
Kenapa Tidak Perlu Rekonsiliasi?
Orang yang sayang dan peduli kepada kita dengan tulus, tidak akan menyakiti kita dengan sengaja dan/atau playing victim then blaming us outrightly without even thinking the impact of it all to us.
(KEP: “What…? What…? Why…?”)
Mereka tidak akan memanfaatkan kepercayaan kita untuk rasa aman pribadi mereka, apalagi membuat kita merasa bersalah atas sesuatu yang kita tidak ada maksud jahat sama sekali.
Ketika seseorang benar-benar peduli, mereka akan berhati-hati dalam tindakan dan kata-kata mereka agar tidak melukai perasaan kita apalagi membuat kita menjadi sasaran tembak.
Playing victim and then blaming us menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan empati.
Orang seperti itu cenderung menghindari konsekuensi dari tindakan mereka sendiri dengan menempatkan diri sebagai korban, lalu dengan mudah menyalahkan kita tanpa berpikir panjang.
Ini bukanlah ciri dari seseorang yang baik dan tulus; sebaliknya, ini adalah tanda manipulasi dan ketidakdewasaan.
Mereka yang benar-benar peduli akan menghadapi masalah secara langsung, berkomunikasi dengan jujur, dan berusaha memahami perspektif kita.
They will not shift the blame atau membuat drama yang tidak perlu.
Sebaliknya, mereka akan bekerja sama dengan kita untuk menemukan solusi, menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap hubungan yang ada.
Pada akhirnya, orang yang tulus peduli akan selalu menempatkan kejujuran dan integritas di atas kepentingan dan/atau rasa aman pribadi.
Mereka tidak akan play the victim atau menyalahkan orang lain secara sembarangan.
Kita berhak mendapatkan hubungan yang sehat dan penuh pengertian, di mana kedua belah pihak saling mendukung tanpa harus merugikan satu sama lain..
Mereka yang melakukannya menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki rasa hormat atau kasih sayang yang tulus.
Tidak ada gunanya terus memberi kesempatan kepada orang yang hanya akan mengulangi kesalahan yang sama.
Ketika seseorang menunjukkan siapa mereka yang sebenarnya, kita harus mempercayainya.
Inilah saatnya untuk melangkah maju tanpa mereka.
Menjaga Keamanan dan Kebahagiaan Diri
Keputusan untuk memutus hubungan dengan seseorang yang pernah menyakiti kita bukan berarti kita penuh kebencian.
Justru, itu adalah tanda bahwa kita menghargai diri kita sendiri.
Kita berhak untuk hidup dengan damai, tanpa rasa takut akan pengkhianatan atau rasa sakit yang disebabkan oleh orang lain.
- Self-Preservation
Perlindungan diri atau self-preservation adalah salah satu cara kita menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental.
Kita tidak perlu merasa bersalah karena menjaga diri dari orang-orang yang berpotensi melukai kita lagi. - Keamanan Emosional
Emosi kita adalah milik kita, dan hanya kita yang bisa mengontrol siapa yang memiliki akses ke emosi tersebut.
Jika seseorang terus-menerus menyebabkan luka emosional, maka mereka tidak pantas mendapatkan akses lagi
. - Keseimbangan Hidup
Dalam hidup, keseimbangan antara memberi dan menerima sangat penting.
Namun, jika kita terus memberi kesempatan kepada orang yang sama tanpa mendapatkan hal positif dari mereka, itu hanya akan menguras energi kita.
Lebih baik fokus pada orang-orang yang membawa kebahagiaan dan dukungan dalam hidup kita.
Kesimpulan: Tidak Perlu Penjelasan
Kadang-kadang, tindakan terbaik yang bisa kita ambil adalah menyingkir tanpa penjelasan.
Kita tidak perlu menjelaskan diri kita kepada orang yang telah melukai kita.
Mereka sudah tahu mengapa kita menjauh.
Dalam hidup ini, tidak semua orang berhak untuk mendapatkan penjelasan atas tindakan kita, terutama jika mereka sudah jelas-jelas secara sengaja playing victim and then blaming us untuk menyakiti kita.
Jadi, jika seseorang yang telah menyakiti kita mencoba kembali, biarkan penjaga kita yang mengambil alih.
Jangan takut untuk menjaga jarak, dan jangan merasa bersalah karena melindungi diri sendiri.
Hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dengan orang-orang yang hanya akan melukai kita lagi.
This is The Original Me (Not The Qarin neither The Bashirah)
What? Do you think I am merciful and kind?
Well, you’re right—I am, but only to those who truly love me and whom I love in return.
My kindness is reserved for those who value and respect the connection we share.
I don’t waste my energy on those who seek to harm or manipulate;
my loyalty and compassion are earned, not given freely to everyone.
If you stand by me with genuine care, I will give you the same in return.
Like I said, you can think anything about me, you can spread lies or assumptions, and none of it will offend me.
I won’t be bothered by rumors or misconceptions.
But the moment you assume that I want to be with a human, that I have any interest in forming such attachments—that is a deep insult, one that I cannot and will not tolerate, not even for a second.
It crosses a boundary that’s non-negotiable, and there’s no room for misunderstanding on that.
LoL, We Are The Bad Guy, but…
On a side note, we’ve already made some little arrangements for you.
All you need to do is accept the offer from those who will either take you in or take you out.
Do not trust me, they won’t be as bad as me, they won’t be as mad as me, and of course, they won’t be as rude as me.
LOL, see you, later… or maybe never.
Final Warning
But seriously though, don’t come anywhere near me.
You will get hurt, one way or another.
So, don’t.