Panah Ain dan Fitnah dari Menolong Seorang Wanita

Panah Ain dan Fitnah dari Menolong Seorang Wanita

Saya sudah lama tidak merasakan tajamnya panah ain—sesuatu yang kadang tidak terlihat tapi bisa membuat sakit.

Selama bertahun-tahun, saya hampir lupa gimana rasanya, sampai hari ini.
Fitnah, prasangka, iri hati, semuanya berkumpul dan menyerang secara bertubi-tubi.

Kenapa?
Hanya karena saya berani menolong seorang wanita.

Karena Allah, itu bukanlah pekerjaan yang berat, malah menyenangkan (Alhamdulillah sih, lol).
I enjoy it so much.

Panah Ain Itu Nyata

Apa sih panah ain?
Ini adalah salah satu fenomena yang sering disebut dalam Islam, yaitu efek buruk dari pandangan iri atau hasad seseorang.

Kadang, orang nggak sadar bahwa pandangannya sendiri bisa mencelakakan orang lain.
Hari ini aja saya merasakan sekitar lebih dari 20 panah ain mengarah ke saya.
Belum lagi, omongan di belakang, bisikan fitnah, dan orang-orang yang iri, menilai bahwa saya seakan-akan sedang melakukan hal buruk, hanya karena saya mau menolong dan/atau membantu seorang wanita.

KEP:gila banget sih kata gw

Masalahnya? (yang baru saya ketahui banget hari ini)
Ternyata, banyak pria yang “menaruh hati” sama wanita ini.
B:Kalo kamu tahu duluan, di awal, kamu gak akan bergerak, kamu kira Yang Di Atas gak paham alasan-alasan yang selalu kamu kemukakan? (sudah diantisipasi duluan)”

Ketika ada burung yang jatuh dan sayapnya terluka, saya gak peduli, karena saya tidak melihatnya, dan saya tidak mengerti tentang burung.

Tapi ketika saya tahu, saya melihat, dan saya mengerti, apakah saya harus pura-pura tidak tahu dan berdiam diri (meneng wae)?
(Buta mata gw, kapok, kalo gw pura-pura gak tau)

Saya (akhir-akhir) ini sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan (coincidence), saya ditempatkan Allah di sini untuk membantu dan menolong kalau bisa dan mampu (dan gw mau).
Tapi ya… begitulah, prasangka orang (manusia) kadang tidak bisa dihindari.
Sebelum bergerak pun saya sudah paham resikonya, tapi, kata Nabi Muhammad SAW,
Barangsiapa mencari keridhaan Allah dengan resiko mendapatkan kemarahan manusia, maka Allah akan cukupkan dia dari manusia
(HR Tirmidzi)

Ada yang lebih penting dari Allah?
Ridha siapa? Ridha Rhoma??

Saya paham bahwa pekerjaan ini akan menarik banyak panah ain dan fitnah seperti hujan, tapi ya, kita nggak akan tega melihat orang baik disakiti, nggak akan pernah tega.

Selama kita bisa, kita mampu, kenapa tidak?

Prasangka dan Fitnah yang Gak Ada Habisnya

Apakah anda tahu, ketika saya diam, tidak bergerak, hanya duduk, tidak peduli orang lain, tidak mau mengurusi orang lain, dan hanya bernapas seperlunya pun, saya masih kena prasangka dan fitnah yang sepertinya selalu ada stok yang tidak pernah habis.

Udah biasa banget saya terlalu banyak dengerin omongan orang.
Tapi sekarang, itu nggak penting.
Yang penting, saya nggak mau lari lagi.

Saya sudah melakukan konfirmasi kepada orang yang kita tolong, dan dia bilang, “kita masih dibutuhkan”.

Jadi kenapa saya harus membiarkan dia “ditembakin orang” lagi, nangis lagi, stress lagi?
Hanya karena saya takut manusia?
Hanya karena saya takut fitnah setan (baik dari golongan jin maupun manusia)?

Saya tidak mau lagi meninggalkan orang yang masih membutuhkan bantuan saya, hanya karena saya malu, hanya karena saya takut, dan/atau hanya karena saya tidak mau kena panah ain dan hujan fitnah.

Sekarang, saya sudah tidak takut lagi sama pandangan orang atau omongan mereka.

Tugas gw, ya tugas gw.
Selama itu datang dari Allah, gw harus jalankan dengan baik dan selesaikan sampai tuntas.

Apa Itu Fitnah?

Dalam agama, fitnah adalah tuduhan yang tidak benar yang disebarkan tanpa dasar, dengan tujuan untuk merusak reputasi atau menyakiti orang lain.
Fitnah termasuk salah satu dosa besar, karena bisa menghancurkan kehidupan seseorang, merusak nama baiknya, bahkan tanpa dia tahu.

Menjadi Hamba Allah yang Kuat dalam Menjalankan Tugas

Sebagai hamba Allah, tentunya saya mempunyai kekhawatiran juga, tapi menimbang manfaat dan mudharatnya, saya tidak akan ragu lagi.

Walaupun itu mungkin bisa merusak reputasi (apa?), harga diri (ada?), dan/atau kehormatan (gak ada)

Ketika kita melakukan hal baik, pasti ada aja orang yang nggak suka, benci, iri, dan/atau dengki.

Apalagi kalau kita mendapatkan kebaikan, beuh, kalau ada Iri-Meter (Alat Pengukur Keirian), mungkin dah pecah kali alatnya, saking tingginya iri hati orang terdeteksi.

Tapi, saya suka melihatnya tersenyum.
Saya suka melihatnya memilki kepercayaan diri yang tinggi lagi.
Saya suka tidak melihatnya menangis lagi.
Saya suka melihatnya tersenyum bahagia seperti anak kecil lagi.
Saya suka melihatnya bisa tertawa lepas.

So, F U, fugly people

KEP: “Gw akan tetap stay, sebisa mungkin, selama dibutuhkan, menjalankan tugas yang menyenangkan ini.
Menolong orang itu menyenangkan, melihat orang bahagia itu menyejukkan, dan gw nggak akan menggunakan “jurus menghilang” hanya karena omongan orang lagi.”

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top