Punya Hobi Mempersulit Orang Lain?

Hobi Mempersulit Orang Lain? Silakan. Tapi Siap dengan Konsekuensinya, Ya!

Manusia memang aneh.
Nggak pernah kapok untuk menyusahkan hidup orang lain, mempersulit orang lain untuk urusan yang sebenarnya simpel (mudah), bahkan rela menambah beban orang demi kepentingan pribadi mereka.

Kenapa begitu?
Ya karena ambisi pribadi, ego pribadi, keuntungan pribadi, atau bahkan cuma demi kepuasan pribadi yang sesaat.
Tapi aku mau nanya serius, nih:

Sudah siap belum mereka (yang hobi memepersulit orang lain) dengan konsekuensinya?


1. Silakan Mempersulit Orang Lain, Tapi Jangan Nangis Kalau Kena Retaliasi

Mereka pikir hidup ini cuma sebatas permainan?
Mereka pikir mereka bisa seenaknya mempersulit orang lain tanpa dampak apa pun?

Percaya deh, di balik setiap perbuatan buruk, selalu ada retaliasi alias balasan.
Manusia seperti itu boleh saja mempersulit hidup orang lain sekarang, tapi ketika orang yang mereka persulit urusannya itu membalas, sebaiknya mereka jangan nangis, jangan panik, dan jangan lari ketakutan.

Sebab apa?
Karena mereka sendiri yang memulai, kan?


2. Hati-hati, Karma Itu Nyata!

Pernah denger istilah karma?
Percaya atau nggak percaya, karma selalu bekerja dengan caranya sendiri.

Orang yang hobi mempersulit hidup orang hari ini, mungkin kamu merasa aman-aman aja sekarang.

Tapi coba tunggu aja:

  • Mungkin nggak hari ini.
  • Mungkin nggak besok.
  • Mungkin nggak lusa.

Tapi suatu saat, karma pasti datang menghampiri mereka dengan cara yang paling nggak terduga dan paling menyakitkan. “
Dan ketika karma tiba, mereka nggak bisa berbuat apa-apa lagi selain menerimanya dengan lapang dada.


3. Sudah Siap Hidup Sengsara?

Aku mau nanya serius nih:

  • Sudah siap hidupmu penuh masalah?
  • Sudah siap kalau tiba-tiba hidupmu dipersulit juga oleh orang lain?
  • Sudah siap kalau tiba-tiba kamu dibenci banyak orang?

Karena jujur aja, orang yang hobi mempersulit orang lain pada akhirnya hidupnya juga nggak pernah tenang.
Hidup mereka penuh masalah, penuh kebencian, bahkan bisa jadi hidupnya sengsara terus-menerus.

Kalau kamu siap dengan risiko ini, ya silakan teruskan aja hobimu itu, seperti mereka yang sudah siap untuk menjadi ahli neraka abadi.


4. Jangan Lupa: Neraka Itu Ada, Lho!

Kalau kamu percaya Tuhan, agama, akhirat, atau minimal percaya bahwa setiap perbuatan punya konsekuensi, maka kamu harus sadar juga:

Neraka itu nyata!

Kamu mempersulit urusan orang lain demi kepentingan pribadi, ya siap-siap aja jadi bahan bakar neraka di akhirat nanti.
Karena Tuhan nggak pernah tidur. Setiap keburukanmu dicatat jelas dan pasti akan dipertanggungjawabkan.

  • Kamu nggak dipaksa, kan, melakukan hal buruk?
  • Kamu sendiri yang mau, kan?
  • Kamu sendiri yang memilih, kan?

Jadi jangan ngeluh atau nangis kalau nanti diminta tanggung jawabnya di hadapan Tuhan.


5. Kesimpulan: Terima Kasih, Calon Bahan Bakar Neraka!

Akhir kata, aku cuma mau bilang:

Terima kasih banget karena sudah mengambil inisiatif sendiri untuk menyusahkan hidup orang lain.
Kalau kamu melakukannya dengan sadar dan sukarela, tanpa ada paksaan sedikit pun. Good job! (anda mempermudah tugas setan).

Tapi tolong, jangan lupa bahwa setiap perbuatan buruk punya konsekuensi yang nggak bisa dihindari:

  • Retaliasi akan datang.
  • Karma akan bekerja.
  • Neraka siap menunggu.
  • Hidup sengsara pasti menghampirimu.

Jadi, selamat menikmati konsekuensinya ya, calon-calon penghuni neraka.
Terima kasih atas inisiatifnya sendiri sendiri.
Jadi tidak repot pasukan setan menyesatkan manusia.

Nasihat dari Sisi Agama

Thought for a couple of seconds

Berikut beberapa ayat Al-Qur’an dan ḥadīts yang menegaskan bahwa umat Islam dilarang mempersulit orang lain serta dianjurkan memberi kemudahan:


1. Ayat-Ayat Al-Qur’an

  1. Surah Al-Baqarah (2:185)
    “…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesulitan bagimu…”
    (QS. Al-Baqarah:185)
    Allah menegaskan bahwa syariat-Nya bertujuan memudahkan, bukan memberatkan.
  2. Surah Al-Baqarah (2:286)
    “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
    (QS. Al-Baqarah:286)
    Ayat ini mengingatkan agar kita juga bertoleransi dengan kondisi sesama—tidak memaksakan beban di luar kemampuan mereka.
  3. Surah Al-Hajj (22:78)
    “…Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama…”
    (QS. Al-Hajj:78)
    Islam adalah agama yang memudahkan. Mempersulit orang lain dalam beragama atau beribadah bertentangan dengan prinsip ini.

2. Hadīts Rasulullah ﷺ

  1. Yusr wa lā Tu’sir
    “Permudahlah dan janganlah kamu mempersulit; berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari (dari agama).”
    (HR. Bukhārī no. 69 & Muslim no. 1738)
    Pesan singkat ini memerintahkan kita agar tidak menyulitkan urusan orang lain—baik dalam agama maupun kehidupan sehari-hari.
  2. Barang Siapa Mempersulit…
    “Barang siapa mempersulit (urusan) orang lain, maka Allah akan mempersulitnya.
    Dan barang siapa memudahkan, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.”
    (HR. Abū Dāwūd no. 4941, hasan)
  3. Jangan Membuat Syariat Berat
    “Sesungguhnya agama ini mudah, dan barang siapa yang mempersulit agama, maka ia akan dikalahkan olehnya…”
    (HR. Bukhārī no. 39 & Muslim no. 2816)
    Setiap kali kita mempersulit—misalnya memperpanjang shalat berjama‘ah tanpa alasan—kita berpotensi menjauhkan orang dari kemuliaan Islam.
  4. Ringankan Shalat Imam
    “Apabila seseorang dari kalian menjadi imam, hendaklah ia membuat ringkas shalat, karena di antara kalian ada yang lemah, tua, atau sakit. Dan jika kalian shalat sendirian, maka shalatlah sepanjang yang kalian kehendaki.”
    (HR. Bukhārī no. 714 & Muslim no. 588)

    Hadīts ini contoh praktis: jangan menambah kesulitan bagi makmūm yang mengikuti.

3. Hikmah dan Penerapan

  • Menjaga Ukhuwah : Dengan memudahkan, kita menguatkan persaudaraan dan saling membantu.
  • Mendapatkan Kemudahan dari Allah: “Barang siapa memudahkan urusan orang lain, Allah akan memudahkan urusannya.”
  • Menghindari Dosa: Menyulitkan sering menimbulkan kebencian, ghibah, bahkan permusuhan.

Penutup

Islam adalah rahmat dan kemudahan.
Menyulitkan orang lain—apapun alasannya—dapat merusak tali persaudaraan, menimbulkan permusuhan, bahkan mendatangkan murka Allah.
Sebaliknya, membiasakan memberi kemudahan adalah cermin iman dan akhlak mulia.

Semoga kita semua dijauhkan dari sikap yang mempersulit dan senantiasa menjadi sebab kemudahan bagi sesama.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top