Saya Cuma Bisa Mengeluh Tapi Saya Tidak Bisa Lari

Hidup itu berat, mati itu mudah, disitulah tantangannya. Beratnya hidup itu adalah sesuatu yang harus dinikmati hamba Allah, karena mereka tidak bisa berlari, cuma bisa mengeluh baik secara implisit maupun eksplisit.

Setiap Manusia Pasti Pernah Mengeluh

Tidak ada satupun manusia yang tidak mengeluh di dunia ini, termasuk mereka yang dianggap sempurna maupun mereka yang tidak butuh harta (kaya banget), PASTI ADA MENGELUH, baik di dalam hati maupun di ungkapkan secara langsung, baik melalui media offline maupun online.

Cuma bisa mengeluh, mungkin menjadi ungkapan yang sering kita dengar atau pernah kita rasakan sendiri.

Mengungkapkan keluh kesah dan melepaskan beban berat di hati anda kepada orang yang tepat adalah salah satu cara awet muda, anti uban, dan sehat selalu (dari sisi kejiwaan).

Beruntung di Indonesia masih banyak tempat curhat (cerita curahan hati) yang gratis, di Amerika, mereka harus membayar konsultan, psikolog, dan/atau psikiater untuk cerita keluhan dan cerita hidup mereka.

Kita semua, tanpa terkecuali, pernah merasa terbebani, frustasi, atau bahkan putus asa.

Mengeluh adalah cara alami kita mengekspresikan perasaan tersebut.

Namun, setelah itu, apa yang harus kita lakukan?

Mengapa Kita Tidak Bisa Lari?

Setiap manusia akan diuji, setiap jin pun akan diuji, bahkan Iblis pun diujji juga.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”

(QS. Al-Anbiya: 35)

Apa kita bisa lari dari ujian? Bisa, tapi akan diuji masalah atau persoalan yang lain lagi.

Lari dari masalah bukanlah solusi. Menghindar atau menutup mata terhadap realitas hanya akan menambah beban. Setiap penjuru bumi ini penuh dengan cobaan dan/atau ujian soal yang komprehensif atau tidak masuk logika sama sekali.

Melarikan diri hanya akan menambah derita bagi mereka mencintai kita dan mereka yang bergantung kepada kita.

Tidak sedikit kita mendengar seorang Bapak atau Ibu atau malah Anak, melarikan dari kehidupan yang ditakdirkan sebagai takdir utama mereka, lalu melompat ke takdir lain, untuk sesuatu yang lebih baik ataupun lebih burik (buruk maksud saya). (Nauduzubillah)

Dan yang mereka sakiti bukanlah orang yang menyakiti, memusuhi, dan/atau membenci mereka, tapi yang mereka sakiti justru orang yang membutuhkan, menyayangi, dan/atau menggantungkan hidupnya kepada mereka. (Naudzubillah)

Oleh karena itu, kita tidak bisa lari dari kenyataan yang ada di depan mata, yang merupakah ujian yang harus kita terima dengan lapang dada dan hadapi dengan senyuman.

Menghadapi dengan Senyum: Senjata Terbaik Kehidupan

Allah mendesain bibir kita fleksibel, bisa mengkerut (mengkerucut) dan bisa tersenyum.

Jika Allah tidak hendak mempersenjatai hambanya dengan senjata terbaik kehidupan, yaitu senyum, maka Allah akan membuat mulut/bibir kita seperti paruh bebek atau elang, yang tidak bisa tersenyum, cuma bisa matuk aja.

Selain sebagai senjata alami kerasnya kehidupan, senyum juga bisa menenangkan dan/atau menyenangkan orang di sekitar kita,

Senyum adalah tanda ketabahan, keberanian, dan optimisme.

Senyum bisa meringankan beban kita dan orang di sekitar kita.

Jangan Sekalipun Mencoba Bunuh Diri untuk Lari dari Kehidupan

Hamba Allah, siapapun, dilarang bunuh diri atau mati konyol (dengan sengaja mematikan diri).

Ingat, jika anda bunuh diri, anda akan mengulangi proses itu setiap hari selama waktu manusia masih hidup di dunia dan mendapatkan tiket pasti masuk Neraka di akhir zaman (akhirat).

Di dunia ini pasti ada minimal 1 (satu) orang yang peduli pada anda.

Huh? Tidak ada? Tidak ada sama sekali?
Ok. Jangan khawatir.

KEP

jika tidak ada yang anda kenal, Allah akan mengirimkan seseorang atau makhluk dari sisi-Nya untuk anda, di waktu yang tidak akan anda sangka dan dalam bentuk yang mungkin tidak pernah anda duga sebelumnya, yang akan memberi petunjuk dan/atau ketenangan hati untuk anda.
(Syaratnya cuma satu, jangan keras kepala dan membuat drama seolah hidup anda adalah yang paling sulit di dunia),

Ingat, Allah tidak pernah menguji hamba-Nya di luar kemampuannya, sebagaimana disebutkan dalam Al_Quran Surat Al-Baqarah ayat (286) ini:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Q.S. Al.Baqarah:286)

Jika anda lari, anda akan menyakiti mereka yang membutuhkan anda, baik sebagai pelengkap derita maupun pegangan hidupnya.

Hidup dengan Kesadaran Penuh

Kita harus menyadari bahwa selama kita masih bisa berpikir dan merasakan, kita lebih beruntung dibandingkan kebanyakan orang yang hidup seperti NPC (Non Playable Character).

Jangan biarkan diri kita hidup tanpa manfaat dan/atau tujuan.

Hiduplah dengan kesadaran penuh, hadapi setiap tantangan, dan temukan makna dalam setiap pengalaman hidup yang anda jalani, sekeras apapun, dan jangan lupa untuk selalu tersenyum.


Kesimpulan NKRI One

Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak pernah mengeluh. Namun, setelah mengeluh, kita harus mampu bangkit, beradaptasi, dan mencari solusi. Mengeluh tanpa tindakan hanya akan memperburuk keadaan.

Hidup memang penuh tantangan, tapi kita harus percaya bahwa setiap ujian datang dengan hikmahnya. Menghadapi dengan senyum, meskipun terkadang kita ingin menngeluh, berteriak, dan/atau lari dari kenyataan, adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan jiwa yang hakiki.

Doa ampuh, kalau mau berdoa, dari Al-Quran:

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.
Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

(Q.S. Al.Baqarah:286)

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top