Seminggu Sekali pun, Sudah Terlalu Baik: Kisah Kebaikan Tanpa Pamrih

Siapa yang tidak suka ditraktir? Apalagi ketika anda ditraktir oleh orang yang secara hukum ataupun secara kekeluargaan, tidak mempunyai hubungan keterkaitan dengan anda. Tapi ini adalah kisah nyata kebaikan manusia tanpa ada “apa-apanya” dibalik itu. Untuk diketahui, saya tidak pernah dengan sengaja “menyentuhnya” dan orang baik itu pun tidak pernah meminta apa-apa dari saya, jadi memang tidak ada apa-apa yang melanggar hukum di antara kami, tapi biasanya minimal dia akan mentraktir saya seminggu sekali jikalau dia melihat saya berada di tempat dimana saya biasa duduk atau ngguling.

Ibu Sari (nama disamarkan) adalah salah satu petinggi di kantor yang memiliki jabatan yang sudah terlalu tinggi untuk terlihat makan siang bersama “ikan cere” seperti saya, yang biasanya tidak diperhatikan siapapun apalagi diperdulikan.

Namun demikian, Ibu Sari seringkali mengajak saya bicara, bercanda, dan tidak jarang menasihati saya, serta sesekali mengajak saya untuk makan siang bersama, yang tentunya tidak pernah saya tolak walaupun kadang saya sudah terlanjur makan siang.

Dalam dunia yang sering kali diwarnai oleh kepentingan dan kalkulasi, kebaikan tanpa syarat adalah harta yang jarang ditemukan. Kisah yang akan saya bagikan ini adalah tentang pengalaman pribadi dengan seorang individu yang memperlihatkan bahwa masih ada kebaikan di dunia ini, yang ditawarkan tanpa harapan balasan.

Ibu Sari, Sebuah Sosok Inspiratif

Dalam hierarki korporat yang ketat dan seringkali tidak terlihat, berinteraksi dengan seseorang yang berada jauh di atas tangga sosial perusahaan bisa terasa seperti berhubungan dengan dunia lain. Namun, Ibu Sari, seorang petinggi di kantor saya, menunjukkan bahwa status sosial dan posisi tidak harus menghalangi kebaikan dan kemanusiaan.

Meskipun berada di posisi yang sangat tinggi, Ibu Sari memperlihatkan kepedulian yang nyata tidak hanya terhadap pekerjaannya, tetapi juga terhadap orang-orang di sekelilingnya, termasuk saya, yang dalam istilah kantor mungkin dianggap sebagai ‘ikan cere’, atau karyawan rendahan.

Kebaikan yang Tidak Mengharap Balasan

Setiap minggu, biasanya sekali, Ibu Sari akan menawarkan untuk mentraktir makan siang, sebuah gestur yang mungkin terlihat sederhana namun memiliki arti yang sangat dalam bagi penerima (i.e. Me)

Hal ini tidak terjadi karena kewajiban atau tanggung jawab, melainkan murni karena kebaikan hati. Keistimewaan dari interaksi ini adalah bahwa Ibu Sari tidak pernah meminta apapun sebagai balasan.

Tidak ada agenda tersembunyi, tidak ada harapan untuk dibalas, tidak meminta tubuh saya (wtf KEP?!), dan tidak pula meminta jiwa saya, hanya murni kebaikan.

Momen Berharga yang Bermanfaat

Momen makan siang bersama bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang membangun ikatan kekeluargaan, berbagi cerita, dan terkadang menerima nasihat yang berharga.

Ibu Sari seringkali membagikan pengalaman dan kebijaksanaannya, menawarkan kata-kata yang mendukung dan menasihati, yang sering kali memberikan perspektif baru bagi saya untuk melihat kehidupan dan tantangan kerja, serta meningkatkan disiplin dan etos kerja plus semangat hidup yang baru untuk membalas kebaikan mereka yang baik.

Nah, kalau gw lemes-lemes terus tidak semangat, bagaimana saya bisa mengubah nasib sebagai “ikan cere”? (LoL)

Tuhan juga males ngubahnya kalo gw males, ingat pernyataan Allah dalam Surah Ar-Ra’d (13:11):
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(Q.S. Ar-Rad:11)

Larangan Menolak Kebaikan

Dalam Islam, menerima kebaikan atau rezeki yang diberikan oleh Allah SWT adalah bagian penting dari mengakui dan bersyukur atas karunia-Nya. Menolak rezeki atau kebaikan tanpa alasan yang sah dapat dianggap sebagai bentuk ketidakberterimaan atas nikmat yang telah Allah berikan.

Islam mengajarkan pentingnya bersyukur atas segala bentuk rezeki yang diterima, baik besar maupun kecil. Bersyukur dianggap sebagai cara untuk meningkatkan rezeki dan merupakan salah satu ciri orang beriman.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Q.S.Ibrahim:7)

Bagaimana kita mengingkari nikmat Allah?
Bagaimana etika yang benar sesuai ajara Nabi Muhammad SAW ketika orang memberi kebaikan kepada kita?
Simak hadits di bawah ini:

“Apabila seseorang diberi sesuatu, maka hendaklah ia membalasnya.
Jika ia tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka hendaklah ia memuji (pemberi tersebut).
Jika ia memuji, maka ia telah berterima kasih, dan jika ia diam maka ia telah mengingkarinya.”
(HR. Abu Dawud)

Apa yang Dapat Kita Pelajari?

1. Kebaikan adalah Universal

Kebaikan tidak mengenal batas hierarki sosial atau ekonomi. Seseorang seperti Ibu Sari membuktikan bahwa Anda bisa berada di posisi manapun dan tetap memperlihatkan empati serta kepedulian terhadap orang lain.

2. Pengaruh Kebaikan

Gestur kecil seperti mentraktir makan siang bisa memiliki dampak yang besar pada seseorang. Ini bukan tentang nilai materi dari makan siang tersebut, tetapi tentang perasaan diperhatikan dan dihargai.

3. Kebaikan Menyuburkan Budaya Positif

Dalam setting korporat atau komunitas mana pun, kebaikan individu seperti yang ditunjukkan Ibu Sari dapat membantu menumbuhkan budaya yang lebih positif, di mana orang merasa lebih terhubung dan mendukung satu sama lain.

Kesimpulan Admin NKRI One

Ibu Sari dengan gesturnya yang sederhana tetapi reguler, mengajarkan bahwa kebaikan tidak perlu berskala besar atau menakjubkan. Sering kali, kebaikan yang paling berkesan adalah yang datang secara konsisten dan tanpa diharapkan balasan.

Seminggu sekali pun, jika dilakukan dengan hati yang tulus, sudah lebih dari cukup untuk membawa perubahan positif.

Kisah seperti ini mengingatkan kita semua untuk tidak meremehkan kekuatan kebaikan, dan mendorong kita untuk melangkah lebih jauh dalam menerapkan kepedulian dalam interaksi kita sehari-hari.

Sebenarnya hidup susah justru membuat kita mendapat banyak pengalaman untuk menjadi lebih baik ke depannya, inshaa Allah.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top