Aku Senang Mendengarkan Kamu Bercerita

Aku Senang Mendengarkan Kamu Bercerita

“Semangatmu saat bercerita kadang begitu menggebu hingga lupa mengambil napas.”


1. Ketika Ceritamu Menjadi Dunia yang Aku Nikmati

Aku senang mendengarkanmu bercerita.
Semangatmu ketika bercerita membuatku senang mendengarnya, caramu menyampaikan kisah, nada suaramu, dan bagaimana ekspresimu saat berbicara, semuanya membuatku rela mengesampingkan pekerjaan penting yang sedang aku kerjakan dan ditunggu banyak pihak (stakeholders).

Kadang, aku melihat bagaimana kamu terlalu bersemangat hingga lupa mengambil napas.
Seolah-olah setiap cerita harus segera disampaikan sebelum waktu habis.
(Padahal selama saya masih ada di dunia, saya masih available, lol)

Mendengarkanmu adalah salah satu hal yang menyenangkan dalam fase hidup yang tidak terlalu menarik ini.

Namun, ada kalanya, aku harus diam, menjauh, dan/atau menghilang.
Bukan karena aku membencimu, males sama kamu, atau tidak peduli sama kamu.
Tapi ketika setan dalam diriku hendak “mengambil alih kendali”, aku biasanya memilih untuk menjauh.

Biasanya nggak lama sih, karena aku akan kembali menjadi aku (yang tidak berbahaya) dalam waktu yang tidak terlalu lama.


2. Kenapa Aku Kadang Memilih Menjauh?

Tidak semua orang bisa memahami ini.
Ada saatnya aku harus menyendiri dulu.

Ketika aku merasa sangat kesal bahkan untuk alasan sepele.
Ketika aku merasakan energi setanku terlalu tinggi.
Ketika aku tahu jika aku tetap berada di dekatmu dalam kondisi seperti itu, aku mungkin akan menyakitimu—bukan secara fisik, tetapi dengan kata-kata, sikap, atau aura yang tidak nyaman (suffocating and maybe a bit scary).

Aku bukan orang yang suka berbuat jahat kepada orang yang aku sayangi.
Aku tidak ingin kamu merasakan dampak negatif ketika energi setanku “kumat” dan/atau muncul.

Jadi, aku kadang memilih untuk diam, berpikir dan memikirkan sesuatu yang menenangkan atau menyenangkan.
Aku mungkin memilih untuk menjauh sementara.
Namun setelah semuanya kembali normal, aku akan kembali menjadi aku yang kamu kenal.

Mengendalikan setan itu sulit lho, apalagi kalau dia sedang lagi terpancing.”


3. Cara Lama KEP Menghabiskan Energi Setan

Orang lain mungkin melampiaskan kemarahan mereka dengan kata-kata kasar, melempar barang, atau menyakiti orang lain.

Tapi KEP punya cara tersendiri untuk menghabiskan energi negatif itu tanpa merugikan siapa pun.

A. Berkelahi

Kadang, pertarungan fisik adalah satu-satunya cara.
Tapi bukan sembarang orang yang jadi sasaran.
Biasanya, ini hanya terjadi jika ada preman, orang yang sengaja mencari masalah, atau mereka yang memang ‘pantas’ untuk “diburu”.

Namun, seiring waktu, metode ini mulai ditinggalkan karena… terlalu banyak resikonya.

B. Mukul Dinding/Kayu (Sekarang Kardus Biar Gak Luka, LoL)

Dulu, dinding dan kayu sering jadi korban.
Tapi akhirnya, setelah sadar bahwa itu hanya menyakiti diri sendiri, beralih ke kardus.
Masih bisa melampiaskan, tapi tanpa efek samping yang serius seperti halnya dinding dan/atau kayu.

C. Baca Buku/Meneliti Pengetahuan Baru

Kemarahan atau energi setan, biasanya membuat KEP tidak bisa tidur, tidak capek, dan tidak mudah lelah, karena itu kadang ketika itu terjadi KEP akan memilih untuk membaca, mencari, dan/atau mempelajari pengetahuan baru yang menarik.

Biasanya dia tidak akan tidur sampai merasa paham dan cukup tahu.

D. Olahraga Sampai Bosan

Lari, angkat beban, baik turun tangga, bela diri, apa saja yang bisa membuat “energi berlebih”nya lumayan depleted (habis).
Tidak akan capek, tapi ketika bosan, baru deh mulai perlahan-lahan energinya hilang dan KEP bisa santai lagi.

E. Main Game Sepuasnya (Rekor: 3×24 Jam, Lalu ‘Pingsan’ 22 Jam)

Pernah ambil cuti hanya karena ingin main game.
Setelah 3×24 jam tanpa tidur, tubuh akhirnya protes sendiri, “pingsan” (entah tertidur atau tidak sadar beneran) selama hampir 24 jam.

F. Mengeluarkan Energi Setan dengan Cara yang Tidak Berbahaya bagi Orang yang Disayangi

Ini bagian yang paling unik.
Ketika KEP benar-benar sedang kesal dan tidak bisa tertawa lagi, dia akan dengan mencari tempat di mana kemarahan itu bisa dikeluarkan tanpa melukai siapa pun yang dia sayangi.

📌 Contoh:
Pernah turun dari mobil dan berkata, “Aku turun di sini, kalian lanjut saja (pulang).”

Alasan:
Lagi kesal, mau nyari preman atau berandalan jalanan yang berani malak atau nyari masalah.
Jika ketemu dan berani, bisa dipakai buat melampiaskan energi setan yang mau meledak.
Jika tidak ada?
Ya. setelah celingak-celinguk nyari orang jahat untuk dijadikan bahan, dan gak nemu, akhirnya dia sadar, “Ngapain aku di sini?”, lalu menelepon agar mobil yang tadi disuruhnya jalan duluan pulang, menunggunya dimanapun mereka sedang berada (kadang sudah beberapa kilometer).

Dia akan berjalan kaki beberapa kilometer sampai rasa marahnya hilang.
Lalu ketika kembali bertemu dengan orang yang disayanginya, dia akan tertawa dan menceritakan kebodohannya tadi.

Jadi ketika marah atau sedang tidak stabil, dia akan memilih untuk diam dan/atau menghilang sementara.


4. Ketika Aku Kembali

Jika suatu hari aku tiba-tiba diam dan menjauh, bukan berarti aku membenci atau meninggalkanmu.
Aku hanya perlu menenangkan setan dalam diriku sebelum setan itu melakukan kerusakan baik kecil maupun besar (Naudzubillah).

Jadi, jangan khawatir.
Ketika aku kembali, biasanya aku sudah menjadi aku (yang asli) lagi.

Dan ketika itu terjadi, aku masih ingin melihatmu dan mendengarkan cerita darimu lagi.


Kesimpulan: Menjaga Orang yang Disayangi, dengan Cara yang Mungkin Tidak Dimengerti Banyak Orang

Setiap orang punya cara masing-masing dalam mengelola energi negatif mereka.
Sebagian melampiaskannya ke orang lain.
Sebagian menekannya sampai akhirnya meledak.
Dan sebagian lagi, seperti aku, lebih memilih menjauh sebentar sebelum kembali dengan kepala dingin dan hati yang tenang.

Aku tidak sempurna.
Aku punya sisi gelap yang harus dikendalikan.
Tapi satu hal yang pasti:

Aku tidak akan membiarkan sisi gelap itu menyakiti orang yang aku sayang.

Jadi, jangan khawatir jika aku tiba-tiba menjauh.
Itu bukan karena aku ingin meninggalkanmu,
tetapi justru karena aku ingin melindungimu dari sisi yang tidak seharusnya kamu lihat.

Dan setelah semuanya kembali normal,
aku biasanya kembali dan ingin mendengarkan cerita-ceritamu yang sering kamu ceritakan kepadaku.

Jadi, tetaplah bercerita kepadaku.
Karena mendengarkanmu adalah salah satu hobi baru dalam hidupku.


Semoga artikel ini membantu memahami bagaimana seseorang yang memiliki energi setan, bisa tetap berusaha menjaga orang-orang di sekitarnya.

Karena dalam dunia ini, melindungi seseorang tidak selalu harus dengan perisai atau pedang—tetapi juga dengan menjauh sebelum aura gelap dalam diri menyakiti orang yang kita sayangi.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top