Bashirah, Personal Trainer Kiriman Tuhan

Bashirah, yang sering disebut dengan hati nurani oleh banyak orang, adalah sebuah konsep spiritual dan moral yang mendalam. Bashirah berfungsi sebagai kompas internal yang membimbing seseorang untuk membedakan antara kebaikan dan keburukan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Bashirah menjadi penuntun yang mendorong kita untuk berbuat baik, menghindari kejahatan, dan membuat keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.

Fungsi Bashirah

  1. Pengajaran Kebaikan:
    Bashirah selalu mengarahkan kita menuju kebaikan. Ini adalah suara internal yang mengingatkan kita untuk membantu orang lain, bertindak jujur, dan berempati.

    Ketika kita dihadapkan pada pilihan, Bashirah membantu kita untuk memilih jalan yang benar dan baik.
  2. Pencegahan dari Keburukan:
    Sama pentingnya dengan mengarahkan kita menuju kebaikan,

    Bashirah juga berfungsi untuk mencegah kita melakukan hal-hal yang salah atau tidak etis. Ia bekerja sebagai peringatan awal ketika kita hampir melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Bashirah yang Menghilang

Sayangnya, tidak semua orang memiliki Bashirah yang aktif atau berfungsi dengan baik.

Terkait dengan orang-orang yang seringkali melakukan perbuatan jahat dan/atau buruk, sering kali Bashirah mereka telah “rusak” dan/atau tidak mau bereaksi lagi.

Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lingkungan yang buruk, kebiasaan negatif, atau ketidakpedulian terhadap nilai-nilai moral dan/atau kebenaran.

Ketika Bashirah sudah tidak mau lagi berfungsi, seseorang mungkin tidak merasakan penyesalan atau keraguan saat melakukan tindakan buruk, dan ini bisa menjadi awal kehancurannya, baik dari berbagai masalah sosial dan/atau pribadi.

Membangkitkan dan/atau Memperkuat Bashirah

Memelihara dan membangkitkan Bashirah adalah penting untuk menjaga integritas moral dan spiritual. Beberapa cara untuk melakukannya antara lain:

  1. Refleksi Diri:
    Sering-sering merenungkan tindakan dan niat kita.
    Mempertanyakan apakah apa yang kita lakukan atau rencanakan sesuai dengan prinsip moral dan etika.
  2. Pendidikan Moral:
    Pendidikan yang menekankan nilai-nilai moral dan etika sejak dini bisa memperkuat Bashirah seseorang.
    Hal ini bisa diperoleh melalui pendidikan formal maupun ajaran agama.
  3. Lingkungan yang Positif:
    Berada di lingkungan yang mendukung dan memiliki nilai-nilai positif membantu menjaga Bashirah tetap aktif.
    Lingkungan seperti itu dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk kebaikan dan menghindarkan anda dari kejahatan.
  4. Meditasi dan Doa:
    Praktik spiritual seperti meditasi dan doa dapat membantu memperdalam koneksi seseorang dengan Bashirah, menjernihkan pikiran, dan memperkuat kesadaran moral.

Kesimpulan tentang Bashirah

Bashirah adalah hadiah dari Tuhan yang berfungsi sebagai panduan moral dan spiritual. Dengan mendengarkan Bashirah, kita dapat hidup dengan integritas, menghindari tindakan yang salah, dan berkontribusi positif pada dunia.

Sayangnya, tidak semua orang mendengarkan atau merasakan Bashirah mereka, terutama mereka yang terjerumus dalam kejahatan.

Namun, dengan upaya untuk memahami dan memelihara Bashirah, kita semua bisa tetap berada di jalan yang benar.

Bashirah (بصيرة) dalam bahasa Arab berasal dari kata بصر yang berarti “penglihatan” atau “pandangan”.

Secara istilah, bashirah merujuk pada pandangan batin atau pemahaman mendalam yang melampaui penglihatan fisik.

Dalam konteks Al-Qur’an dan hadits, bashirah sering digunakan untuk menggambarkan kebijaksanaan, pemahaman yang mendalam, dan pengetahuan batin tentang kebenaran.

Ini adalah bentuk penasihat spiritual yang memungkinkan seseorang untuk memahami realitas yang lebih dalam, bukan hanya yang tampak di permukaan.

Bashirah dalam Al-Qur’an

  1. Surah Al-Isra (17:72):
    “Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).”

    Ayat ini menunjukkan bahwa bashirah lebih dari sekadar penglihatan fisik. Kebutaan batin, atau ketidakmampuan untuk melihat kebenaran, adalah kondisi yang lebih buruk daripada kebutaan fisik.

    Bashirah merujuk pada kemampuan untuk melihat dan memahami kebenaran dengan hati dan pikiran.
  2. Surah Al-An’am (6:104):
    “Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya.
    Dan aku bukanlah pemelihara(mu).”

    Dalam ayat ini, “bukti-bukti yang terang” mengacu pada wahyu dan tanda-tanda kebenaran dari Allah.

    Bashirah berarti memiliki kemampuan untuk memahami dan menerima kebenaran ini.
  3. Surah Al-Qiyamah (75:14):
    “Tetapi manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.”

    Kata “saksi” dalam konteks ini bisa merujuk pada bashirah, yaitu kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengakui kebenaran tentang dirinya sendiri dan tindakannya, meskipun dia mungkin mencoba untuk menyembunyikan atau mengabaikannya.

Bashirah dalam Hadits

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW juga mengandung ajaran tentang bashirah, baik secara eksplisit maupun implisit, meskipun istilah bashirah itu sendiri mungkin tidak selalu disebutkan.

Hadits Riwayat Bukhari: Nabi Muhammad SAW bersabda,
Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya Allah.”

Hadits ini menunjukkan bahwa seorang mukmin yang memiliki bashirah atau firasat (perasaan batin) yang benar dapat melihat dan memahami hal-hal dengan bantuan cahaya dari Allah, yakni petunjuk dan pemahaman spiritual.

    Berdialog dengan Bashirah anda, dapat membuat anda melihat dan memahami kebenaran dengan hati dan akal, melampaui apa yang dapat dilihat dengan mata fisik.

    Ini adalah bentuk pengetahuan yang datang dari kebijaksanaan dan pencerahan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa.

    Bashirah memungkinkan seseorang untuk memahami realitas yang lebih dalam, melihat hakikat dari suatu peristiwa, dan membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan pemahaman tersebut.

    Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

    Populer Bulan Ini
    Most Read
    Scroll to Top