Berkata Kasar, Pelanggaran Kode Etik Hamba Allah
Sebagai seorang hamba Allah, ada tanggung jawab besar yang harus diemban dalam menjaga ucapan dan tindakan sehari-hari.
Berkata kasar, menghina, atau merendahkan orang lain bukan hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga melanggar etika dasar yang harus dijunjung tinggi oleh hamba Allah.
Ketika seseorang memilih jalur kehidupan sebagai hamba Tuhan, tanggung jawab moral dan etika itu semakin besar, dan cara berkomunikasi menjadi salah satu aspek penting yang harus dijaga.
Dalam pandangan Islam, misalnya, menjaga lisan adalah perintah yang sangat penting. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini jelas mengingatkan bahwa jika seseorang tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam.
Berkata kasar bisa menjadi bentuk perilaku yang tidak hanya melukai hati orang lain, tapi juga mencerminkan ketidaksabaran dan kekerasan dalam diri.
Dampak dari Berkata Kasar
- Merusak Hubungan Sosial:
Kata-kata kasar tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga menciptakan jarak emosional.
Orang yang sering berkata kasar akan dijauhi dan sulit dipercaya. - Mengganggu Keimanan:
Berkata kasar juga bisa menodai keimanan seseorang.
Dalam Islam, salah satu tanda orang yang bertakwa adalah mereka yang mampu menjaga lisannya. - Menciptakan Energi Negatif:
Kata-kata memiliki kekuatan yang besar dalam menciptakan energi.
Ketika kita berbicara kasar atau menghina, kita menyebarkan energi negatif yang bisa berdampak buruk pada suasana hati dan lingkungan sekitar.
Menghindari Berkata Kasar: Apa yang Bisa Dilakukan?
- Latih Kesabaran:
Salah satu penyebab utama seseorang berkata kasar adalah ketidaksabaran atau kemarahan.
Mengelola emosi dan melatih kesabaran bisa menjadi langkah utama untuk menghindari kata-kata yang menyakiti. - Berpikir Sebelum Berbicara:
Luangkan waktu sejenak untuk berpikir sebelum berbicara.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah kata-kata yang akan diucapkan bermanfaat atau justru akan menyakiti orang lain? - Menggunakan Bahasa yang Lembut:
Dalam menyampaikan kebenaran atau memberikan nasihat, gunakanlah bahasa yang lembut.
Hal ini bisa lebih efektif dalam membangun komunikasi yang baik dan tidak menyakiti perasaan orang lain. - Pahami Dampaknya:
Sadari bahwa ucapan memiliki dampak besar terhadap orang lain.
Satu kata kasar yang terlontar bisa meninggalkan luka yang dalam di hati seseorang.
Berkata Kasar dan Pengaruhnya dalam Pandangan Agama
Berkata kasar atau menggunakan perkataan yang tidak baik sangat dilarang dalam Islam.
Perkataan adalah cerminan hati, dan dalam ajaran Islam, ucapan yang keluar dari mulut seorang Muslim haruslah mencerminkan akhlak yang baik, ketakwaan, dan keindahan budi pekerti.
Berkata kasar dapat merusak hubungan antar sesama manusia, menyakiti perasaan orang lain, serta menjauhkan seseorang dari kebaikan dan rahmat Allah SWT.
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan larangan berkata kasar serta pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari menurut Islam:
Ayat Al-Qur’an tentang Berkata Kasar
- Surah Al-Hujurat (49:11): “
Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).
Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Ayat ini melarang perilaku merendahkan, mencela, atau memanggil orang lain dengan julukan yang buruk.
Allah SWT memerintahkan agar umat-Nya menjaga lisan dan tidak menyakiti perasaan orang lain melalui ucapan yang tidak baik. - Surah Al-Ahzab (33:70):
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
Ayat ini menekankan pentingnya berkata baik dan benar.
Dalam Islam, ucapan yang baik dan jujur adalah cerminan keimanan dan ketakwaan seseorang.
Ucapan yang buruk atau kasar dapat mencerminkan kekurangan iman dan akhlak yang tidak baik.
Hadits tentang Larangan Berkata Kasar
- Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim:
Dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang Muslim adalah orang yang orang-orang lain selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya.
Dan seorang muhajir adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa seorang Muslim sejati adalah orang yang tidak menyakiti orang lain melalui ucapan atau perbuatannya.
Berkata kasar, menghina, atau menyakiti orang lain melalui lisan bertentangan dengan karakter seorang Muslim yang sejati. - Hadits Riwayat Tirmidzi:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kata yang tidak dipikirkan bahayanya, yang menyebabkan dia terjerumus ke dalam neraka sejauh lebih dari jarak antara timur dan barat.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan bahwa berkata kasar atau buruk, tanpa menyadari dampaknya, bisa menyebabkan seseorang mendapatkan murka Allah.
Kata-kata yang dikeluarkan tanpa pemikiran bisa membawa kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat. - Hadits Riwayat Tirmidzi:
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berbuat keji, dan berkata kasar.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa sifat mencela, melaknat, dan berkata kasar bukanlah bagian dari karakter seorang mukmin.
Seorang mukmin yang baik harus menjaga lisannya dari perkataan yang tidak pantas.
Kesimpulan
Berkata kasar adalah salah satu perbuatan yang dilarang dalam Islam.
Lisan adalah bagian penting dari akhlak seorang Muslim, dan menjaga lisan dari perkataan yang kasar, menghina, atau menyakiti orang lain adalah salah satu tanda dari keimanan yang kuat.
Ucapan yang buruk bisa merusak hubungan, mengurangi pahala, dan mendatangkan murka Allah.
Oleh karena itu, seorang Muslim harus senantiasa menjaga perkataannya, berbicara dengan baik, dan memilih kata-kata yang indah, penuh kasih sayang, dan membawa kebaikan bagi orang lain.
Jika tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam daripada mengucapkan sesuatu yang akan menyakiti hati orang lain dan mendatangkan dosa.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
(QS. Al-Isra: 53)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa perkataan yang buruk atau kasar dapat memicu perselisihan dan permusuhan.
Setan memanfaatkan kata-kata kasar sebagai alat untuk merusak hubungan antar sesama manusia.
Karena itu, menjaga lisan adalah salah satu cara untuk menghindari jebakan setan dan menjaga kedamaian di antara kita.