Bersyukur:
Kadang, kita merasa hidup kita membosankan.
Hari-hari terasa monoton, tanpa drama besar, tanpa tantangan yang terlalu menegangkan.
Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan merenung bahwa hidup yang “biasa-biasa saja” ini mungkin adalah impian bagi orang lain?
Ada yang merindukan ketenangan yang kita anggap membosankan, ada yang mendambakan kestabilan yang kita abaikan, dan ada yang memimpikan kedamaian yang kita nikmati setiap hari.
Hidup dalam Naungan Allah = Damai
Salah satu nikmat terbesar dalam hidup adalah memiliki perlindungan dari Allah.
Saat kita hidup dalam naungan-Nya, kita merasa damai, jauh dari ketakutan yang tidak perlu.
Allah berfirman:
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(QS. At-Talaq: 3)
Damai bukan berarti hidup tanpa masalah.
Damai adalah keyakinan bahwa apapun yang terjadi, Allah akan menolong kita.
Hidup dalam naungan Allah adalah hidup yang penuh ketenangan, meskipun badai sedang mengamuk di sekitar kita.
KEP Piece of MInd:
“Yeah I know, dia pernah makan es dengan santai waktu badai”
Terlalu santai kayak kejadian di dunia bukan urusan dia, we’ve received so many complaints about that, maka dari itu, desain setelan pabrik (factory setting)nya diubah untuk menjadi sedikit lebih peduli.
Dan itupun masih dikomplain dengan pertanyaan, “Kenapa nolongin aku?” (disuruh Allah), “Kenapa baik sama aku?” (Aslinya gitu, kadang pake topeng setan biar gak dianggap baik), dan/atau “Kenapa perhatian ke aku?” (Hellooo, he is an empath, dia aware dan perhatian dengan keadaan sekelilingnya, kadang cuma males bergerak dan pura-pura tidak tahu saja karena males dengan rentetan tugas tambahannya), dan sebagainya.
K: “BIsa nggak kalau mau protes, ke Tuhan saja, soalnya aku hanya ….”
Q: “Terusin saja pernyataannya kalau mau disambar petir di siang bolong pas kamu lagi dekat kaca”
B: “I don’t think God will struck him for that kind of ‘noise’ complaint”
Hidup karena Allah = Aman
Ketika kita hidup karena Allah, kita tidak lagi terikat pada penilaian manusia.
Tidak ada ketakutan akan penghakiman, tidak ada keresahan tentang apa yang dipikirkan orang lain. Kita hanya peduli pada pandangan Allah.
Allah berfirman:
“Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka.”
(QS. Taha: 123)
Hidup karena Allah membuat kita merasa aman.
Aman dari dosa-dosa besar, aman dari tipu daya dunia, dan aman dari kebingungan yang sering melanda mereka yang tidak memiliki tujuan hidup.
Hidup untuk Allah = Tenang
Ketika kita hidup untuk Allah, fokus kita berubah.
Tidak lagi untuk mencari kepuasan duniawi semata, tapi untuk mencari ridha-Nya.
Hal ini menciptakan ketenangan yang luar biasa, karena kita tahu bahwa segala yang kita lakukan memiliki makna dan nilai abadi di pandangan Allah
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kefakiran di depan matanya.
Tetapi barang siapa yang tujuan hidupnya adalah akhirat, maka Allah akan menghimpun urusannya dan menjadikan kekayaan di hatinya.”
(HR. Tirmidzi)
Hidup untuk Allah berarti kita tidak lagi terombang-ambing oleh keinginan duniawi yang tak ada habisnya.
Kita fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, dan itu memberikan ketenangan jiwa.
KEP: “Mantap jiwa, kk“
Hidup Dimanja Allah = Senang
Pernahkah kita menyadari betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita setiap hari?
Makanan yang kita makan, udara yang kita hirup, kesehatan yang kita nikmati, “uang jajan” cukup ($3 trillion hasn’t arrived yet), dan/atau orang-orang yang baik kepada kita, semuanya adalah bentuk dari kenikmatan “dimanja” oleh Allah.
Allah berfirman:
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
(QS. Ibrahim: 34)
Saat kita menyadari betapa dimanjanya kita oleh Allah, rasa syukur akan meliputi hati kita.
Kita tidak lagi merasa hidup ini membosankan, karena setiap hari akan ada hadiah baru dari Allah.
Setiap hari, agar kita tidak bosan (dan mengeluh “all day” kepada-Nya)
Mati di Jalan Allah = Nikmat
Sebagai seorang Muslim, mati di jalan Allah adalah puncak dari perjalanan hidup kita.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang masuk surga yang ingin kembali ke dunia, kecuali seorang syahid.
Ia ingin kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali karena ia melihat keutamaan mati syahid.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bagi mereka yang hidup untuk Allah, mati di jalan-Nya bukanlah sesuatu yang menakutkan.
Sebaliknya, itu adalah nikmat yang luar biasa, karena berarti kita telah memenuhi tujuan hidup kita sepenuhnya.
Hidup Kita: Membosankan bagi Kita, Impian bagi Orang Lain
Ketika kita merasa hidup kita membosankan, coba renungkan:
- Ada orang yang berjuang melawan penyakit setiap hari, sementara kita sehat.
- Ada orang yang kehilangan orang yang disayangi, sementara kita dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita (Old and New, Old and Young, Beautiful Creatures and Amazing Humans).
- Ada orang yang tidak tahu kapan akan makan lagi, sementara kita sering bingung memilih apa yang ingin dimakan.
Hidup “membosankan” kita mungkin adalah impian (keinginan) bagi mereka yang sedang berjuang melawan kerasnya kehidupan.
Bersyukur adalah Kunci
Allah berfirman:
“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)
Bersyukur tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga membuka pintu nikmat yang lebih besar.
Dengan bersyukur, kita melihat hidup kita dari perspektif yang lebih positif, dan itu membuat segala sesuatu menjadi lebih indah.
Kesimpulan: Ingat untuk Selalu Bersyukur
Hidup dalam naungan, karena, untuk, dan dimanja oleh Allah adalah anugerah yang luar biasa.
Jangan pernah meremehkan hidup “membosankan” kita, karena itu adalah impian bagi banyak orang.
Bersyukurlah atas setiap momen, setiap nikmat, dan setiap kesempatan yang Allah berikan kepada kita.
Hidup bersama Allah adalah hidup yang penuh damai, aman, dan tenang.
Mari kita jalani hidup ini dengan rasa syukur yang mendalam, dan jadikan setiap hari sebagai peluang untuk lebih dekat dengan-Nya.