Bisa Saja Cuek, Tapi Kita Tidak Boleh: Kewajiban untuk Peduli dan Berbuat Baik
Di tengah hiruk-pikuk hidup ini, ada kalanya kita merasa ingin cuek. Ada kalanya kita ingin tidak peduli dengan keadaan di sekitar, dengan mereka yang sedang berjuang, atau bahkan dengan mereka yang mengalami kondisi mental yang berat.
Bisa saja kita memilih untuk menutup mata, menutup hati, dan berpura-pura tidak melihat.
Tapi, pertanyaan yang penting adalah:
“Apakah kita diperbolehkan Tuhan untuk seperti itu?“
Jawaban yang jelas, bagi saya, adalah tidak.
Sebagai makhluk yang diberi anugerah oleh Allah, kita memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar menjalani hidup tanpa mempedulikan orang lain.
Allah bisa saja membutakan kita, membuat kita bisu, atau mematikan hati kita.
Tapi Dia tidak melakukan itu.
Kenapa?
Karena Allah menginginkan kita menggunakan apa yang Dia berikan—mata kita untuk melihat, suara kita untuk berbicara, dan hati kita untuk peduli.
Dengan semua itu, kita bisa berbuat baik, dan kebaikan yang kita lakukan bisa menjadi cara untuk menghapus dosa kita.
1. Bisa Saja Kita Cuek, Tapi Kita Tidak Boleh
Ada banyak alasan mengapa seseorang mungkin memilih untuk cuek atau tidak peduli.
Hidup sering kali terasa berat, dan ketika kita berjuang dengan masalah kita sendiri, godaan untuk menjauh dari masalah orang lain bisa sangat kuat.
Mungkin kita merasa lelah, mungkin kita merasa bahwa kita tidak punya kekuatan untuk membantu orang lain.
Dan memang, kita bisa saja memilih untuk bersikap acuh tak acuh.
Tapi, sebagai makhluk Allah, kita tidak diperbolehkan untuk menjadi egois.
Allah mengajarkan kita untuk saling peduli, saling membantu, dan menjadi bermanfaat bagi orang lain.
Sikap cuek atau tidak peduli bisa menjadi bentuk pengabaian terhadap tanggung jawab kita sebagai hamba Allah yang bertugas dan ditempatkan dimana kita berada sekarang.
Allah memberi kita mata untuk melihat penderitaan orang lain, suara untuk menyuarakan kebenaran, dan hati untuk merasakan empati terhadap mereka yang membutuhkan.
Ketika kita memilih untuk tidak menggunakan semua itu, kita sebenarnya mengkhianati anugerah yang telah Allah berikan kepada kita.
“Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara.”
(Q.S.Ar-Rahman:3-4)
Jika kita tidak menggunakan itu,
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?“
(Q.S.Ar-Rahman:13
2. Kenapa Allah Tidak Membuat Kita Buta, Bisu, atau Mati Hati?
Pernahkah kita merenungkan, kenapa Allah tidak membuat kita buta, bisu, atau mati hati?
Jawabannya sederhana: Allah memiliki rencana untuk kita.
Allah ingin kita menggunakan kemampuan yang telah Dia berikan untuk kebaikan, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk orang lain di sekitar kita.
Allah bisa saja membutakan kita jika Dia mau, tetapi Dia memilih untuk memberi kita penglihatan agar kita bisa melihat penderitaan orang lain dan bertindak.
Dia bisa saja membuat kita bisu, tapi Dia memberi kita suara agar kita bisa menyuarakan kebenaran, memberi dukungan, dan menolong mereka yang terpuruk.
Dan Allah bisa saja mematikan hati kita, tapi Dia memberi kita hati yang hidup agar kita bisa merasakan empati dan belas kasih kepada mereka yang sedang menderita.
Kita diberi semua itu untuk satu tujuan: untuk menjadi bermanfaat di dunia ini.
Allah menciptakan kita dengan kemampuan dan kesempatan untuk berbuat baik, dan setiap kebaikan yang kita lakukan adalah bentuk nyata dari kehadiran kita di dunia ini.
Dengan menggunakan penglihatan, suara, dan hati kita, kita bisa mengubah hidup orang lain, sekecil apa pun itu.
3. Berbuat Baik Menghapus Dosa
Dalam Islam, kita diajarkan bahwa kebaikan bisa menghapus dosa.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.
Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.“
(HR. Ahmad 21354, dan Tirmidzi 1987).
Ini adalah salah satu rahmat terbesar dari Allah—bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan bisa menjadi penebus bagi kesalahan yang kita lakukan.
Berbuat baik tidak harus selalu dalam bentuk besar atau monumental.
Bahkan tindakan sederhana seperti memberi senyuman, mendengarkan keluh kesah seseorang, atau memberikan dukungan moral bisa menjadi bentuk kebaikan yang berharga di mata Allah.
Setiap kali kita memilih untuk berbuat baik, kita sebenarnya sedang membersihkan diri kita dari dosa-dosa kecil yang mungkin tidak kita sadari.
Dalam konteks ini, ketika kita melihat seseorang yang membutuhkan dukungan, baik secara fisik maupun mental, dan kita memilih untuk membantu, kita tidak hanya membantu mereka—kita juga membantu diri kita sendiri.
Allah mencatat setiap kebaikan yang kita lakukan, dan kebaikan itu menjadi penebus bagi dosa kita.
Jadi, mengapa kita harus cuek ketika ada kesempatan untuk berbuat baik dan menghapus dosa?
4. Tanggung Jawab untuk Menjadi Manusia yang Bermanfaat
Sebagai manusia, tanggung jawab kita bukan hanya pada diri kita sendiri, tetapi juga pada orang lain di sekitar kita.
Dalam Al-Qur’an, Allah berulang kali menekankan pentingnya saling tolong-menolong dalam kebaikan. Kita diperintahkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat.
Ketika kita memilih untuk peduli terhadap orang lain, kita sedang menjalankan salah satu tugas terpenting yang Allah berikan kepada kita.
Sebaliknya, ketika kita memilih untuk cuek atau tidak peduli, kita sedang mengabaikan potensi besar yang telah Allah berikan kepada kita. (It won’t be good)
Mata, hati, dan suara yang kita miliki adalah alat yang bisa kita gunakan untuk membawa perubahan positif di dunia ini.
5. Refleksi: Apa yang Kita Lakukan dengan Karunia yang Diberikan?
Pertanyaan penting yang harus kita tanyakan kepada diri sendiri adalah,
apa yang kita lakukan dengan karunia yang telah Allah berikan?
Apakah kita menggunakan penglihatan kita untuk melihat kesulitan orang lain dan membantu mereka?
Apakah kita menggunakan suara kita untuk menyebarkan kebaikan dan keadilan?
Dan apakah kita menggunakan hati kita untuk merasakan empati dan peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan?
Allah memberi kita semua ini bukan tanpa tujuan.
Setiap karunia yang kita terima datang dengan tanggung jawab.
Jika kita memilih untuk tidak menggunakannya, kita telah menyia-nyiakan anugerah yang luar biasa besar.
Namun, jika kita memilih untuk menggunakannya dengan baik, kita tidak hanya akan membantu orang lain, tetapi juga mendapatkan keberkahan dalam hidup kita sendiri.
Penutup: Kebaikan Sebagai Jalan Hidup
Kita bisa saja memilih untuk cuek dan tidak peduli, tapi itu bukanlah pilihan yang diperbolehkan. Allah memberi kita penglihatan, suara, dan hati untuk alasan yang jelas—agar kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Dengan berbuat baik, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga menghapus dosa kita dan membawa keberkahan dalam hidup kita dan orang-orang yang kita sayangi.
Setiap kesempatan untuk berbuat baik adalah kesempatan untuk bertumbuh.
Dan ketika kita memilih untuk peduli, ketika kita memilih untuk menggunakan karunia Allah dengan cara yang benar, kita sedang menjalankan misi terbesar kita di dunia ini—menjadi manusia yang berguna untuk menggapai ridha Allah.