Takut Menyuarakan Kebenaran

Takut Menyuarakan Kebenaran: Ketika Tidak Ingin Menjadi Sorotan

Kebenaran adalah sesuatu yang sering kali membuat kita takut. Bukan karena kebenaran itu salah, tetapi justru karena kebenaran itu benar. Ada kekuatan besar dalam menyampaikan sesuatu yang benar, namun ada pula ketakutan besar di baliknya—takut akan sorotan, takut akan tanggapan, dan takut dianggap sebagai seseorang yang lebih daripada yang kita inginkan.

Kadang, kita lebih suka tidak terlihat. Kita ingin menjalani hidup seperti sebatang kayu yang bisa dilewati orang begitu saja tanpa perhatian lebih.

Tidak semua orang ingin menjadi pahlawan yang berdiri di depan, bersuara lantang. Sebagian dari kita hanya ingin menyampaikan apa yang kita yakini tanpa embel-embel pujian atau sorotan.

1. Takut Menyuarakan Kebenaran Karena Benar

Pernahkah Anda merasa ragu untuk berbicara hanya karena apa yang akan Anda katakan itu benar?

Ini paradoks yang menarik—ketika kita tahu sesuatu itu benar, seharusnya kita merasa lebih mudah untuk menyampaikannya.
Tapi kenyataannya, justru karena kebenaran itu benar, kita merasa takut.

Kenapa?
Karena kebenaran, dengan segala kekuatan yang dimilikinya, sering kali memaksa orang untuk melihat hal-hal yang mungkin mereka abaikan.

Kebenaran memaksa perubahan, dan perubahan sering kali diiringi dengan perlawanan.

Inilah yang membuat banyak dari kita ragu untuk menyuarakannya.

Ketika Anda berbicara tentang sesuatu yang benar, Anda memanggul tanggung jawab besar, dan tanggung jawab ini bisa terasa berat—apalagi jika kita tidak ingin menjadi pusat perhatian.

2. Takut Dianggap Sebagai Orang Benar

Ada ketakutan lain yang sering menyertai: takut dianggap sebagai orang yang benar.

Ketika Anda menyuarakan kebenaran, ada kemungkinan besar orang lain akan melihat Anda sebagai figur yang harus diikuti, atau seseorang yang memiliki otoritas moral.

Tetapi tidak semua orang nyaman dengan peran itu.
Beberapa dari kita hanya ingin menyuarakan sesuatu tanpa dijadikan “panutan” atau “teladan.”

Menjadi orang yang dianggap benar sering kali datang dengan harapan-harapan tambahan.

Orang akan mulai meminta pendapat Anda, melihat Anda sebagai sumber kebenaran, dan ini bisa menjadi beban yang tidak semua orang ingin pikul.

Kadang, kita hanya ingin menyampaikan kebenaran, tanpa harus menerima tanggapan atau penilaian dari orang lain.

3. Takut Dianggap Sebagai Orang Baik

Hal yang sama berlaku untuk menjadi orang baik.

Dianggap sebagai orang baik bisa menjadi berkah, tetapi juga bisa menjadi beban.
Orang baik diharapkan selalu konsisten dengan tindakan mereka, tidak pernah membuat kesalahan, dan selalu menjadi teladan dalam setiap situasi.
Tapi kenyataannya, kita semua manusia, dan menjadi sempurna sepanjang waktu bukanlah hal yang realistis.

Ketika kita takut dianggap sebagai orang baik, itu mungkin karena kita tidak ingin terjebak dalam ekspektasi yang tidak manusiawi.

Kita hanya ingin menjalani hidup kita dengan cara yang paling sederhana, tanpa tekanan dari orang lain untuk selalu melakukan hal-hal “benar” dan “baik.”

Kita ingin kebebasan untuk tetap menjadi diri kita, dengan semua kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada.

4. Ingin Tak Terlihat, Seperti Sebatang Kayu

Terkadang, harapan kita dalam hidup ini sederhana—tidak terlihat.

Kita ingin menyampaikan pesan, menyuarakan kebenaran, atau sekadar berbagi apa yang kita yakini, tapi tanpa menjadi sorotan.
Seperti sebatang kayu yang tergeletak di pinggir jalan, kita ingin orang lain melewati kita begitu saja tanpa berpikir panjang.

Menjadi sorotan bukanlah sesuatu yang diinginkan semua orang.

Sorotan membawa tekanan, penilaian, dan tanggung jawab tambahan.
Bagi sebagian orang, menjadi bagian dari latar belakang, menjadi seseorang yang menyampaikan sesuatu tapi tidak terlibat dalam hiruk pikuk setelahnya, adalah tempat yang paling nyaman.

5. Pura-pura Tidak Tahu

Jadi, ketika seseorang menyampaikan kebenaran atau membuat karya seperti artikel, blog post, atau hal-hal lainnya—seperti segala sesuatu yang terkait dengan NKRI One—mungkin anda bisa memahami permintaan saya untuk pura-pura tidak tahu siapa yang ada di baliknya.

Bukan karena malu atau merasa bersalah, tapi karena ketidaknyamanan dengan perhatian yang mungkin datang.

Ada kenyamanan dalam anonimitas.
Ada kebebasan ketika kita bisa berbicara atau menulis tanpa harus khawatir tentang bagaimana orang melihat kita.

Dengan demikian, pesan bisa tetap murni, tidak terkontaminasi oleh persepsi tentang siapa yang mengatakannya, melainkan dilihat dari isinya sendiri.

Penutup: Ketika Kebenaran Dibiarkan Bicara Sendiri

Pada akhirnya, kebenaran itu berbicara untuk dirinya sendiri.

Tidak peduli siapa yang mengatakannya, kebenaran akan tetap benar.

Namun, bagi mereka yang takut akan sorotan, ada keinginan untuk membiarkan kebenaran itu berjalan sendiri, tanpa perlu ada wajah atau nama yang menonjol di baliknya.

Jadi, ketika Anda mengetahui siapa yang menulis ini atau siapa yang ada di balik proyek seperti NKRI One, mungkin permintaan terbaik yang mungkin bisa anda lakukan adalah untuk pura-pura tidak tahu.

Biarkan pesan berjalan, biarkan kebenaran berbicara, tanpa sorotan yang mengarah ke individu yang menyampaikannya.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top