Bisakah Kita Cuek kepada Orang yang Kita Sayangi?

Bisakah Kita Cuek kepada Orang yang Kita Sayangi?

Bisa cuek?
K: “I highly doubt that,” karena pada dasarnya, kita memiliki sifat yang sangat penyayang terhadap orang-orang yang benar-benar penting dalam hidup kita.
Mau kita sibuk, mau lagi depresi, pusing, meeting, atau bahkan lagi asyik bermain bola, kita selalu punya waktu untuk mereka.
Mereka adalah prioritas di tengah segala kesibukan, karena kasih sayang itu tidak datang dari sekadar rutinitas, tapi dari kesadaran dan keinginan untuk selalu hadir bagi mereka.

Sering kali, kita mendengar nasihat dari orang lain untuk bersikap cuek, tidak responsif, atau dingin seperti batu, dengan harapan itu akan melindungi kita dari rasa kecewa dan/atau dari rasa sakit.
Tapi, buat kita yang berhati lembut dan dipenuhi Tuhan dengan kasih sayang, nasihat ini terasa sulit diterapkan.
Itu bukan bagian dari sifat asli kita.
Ketika seseorang benar-benar berarti, tak peduli situasi apa yang kita alami, tetap ada dorongan untuk memastikan mereka baik-baik saja, nyaman, dan merasa dicintai.

Ketidakmampuan Menjadi Cuek

Awareness kita mencakup perasaan orang-orang yang kita sayangi.
Bagaimana perasaan mereka,
apa yang mereka inginkan dari kita,
dan bagaimana kita mesti membuat mereka merasa penting dan diperhatikan.

Karena itu, menjadi orang yang dingin atau tidak peduli terasa tidak mungkin—hati kita memang tidak diciptakan untuk itu.

Ada sekelompok orang yang mungkin membuat kita untuk selalu waspada, untuk menjaga jarak, dan/atau bersikap keras.
Tapi buat kita, menjadi cuek berarti memadamkan sifat menyayangi yang secara alami ditanamkan Tuhan dalam diri kita.
Sikap dingin itu seolah mendustakan nikmat Tuhan, yang menjadi sifat asli kita, seolah berusaha mengubah warna hati yang seharusnya merah menjadi abu-abu atau hitam.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(Q.S. Ar-Rahman:13)

Kasih Sayang yang Tetap Berjalan di Tengah Kesulitan

Tidak peduli sekeras apa ombak kehidupan menghantam, kita yang aslinya merupakan hamba dari Tuhan yang Maha Pengasih, plus Maha Penyayang, tidak boleh berubah menjadi hamba setan atau hamba dunia yang berhati batu.

Ada banyak orang yang mungkin membuat kita kecewa, bahkan melukai hati kita.
Namun, kita harus menyadari bahwa dunia ini dipenuhi dengan 8 miliar lebih manusia, dan tidak adil jika pengalaman buruk dari segelintir orang mengubah cara kita memperlakukan semua orang, terutama yang tidak punya salah apa-apa kepada kita.

Mereka yang tidak bersalah dan tidak terlibat dalam luka kita tidak layak diabaikan hanya karena pengalaman-pengalaman pahit yang kita alami.

Mengapa Kasih Sayang Kita Menjadi Berharga

Kasih sayang yang kita berikan bukanlah kelemahan.
Malahan, itu adalah kekuatan yang menjadikan kita berbeda di dunia yang kadang tampak dingin dan acuh.
Dengan sikap yang penuh kasih dan perhatian, kita memberikan kebahagiaan dan kenyamanan kepada orang-orang di sekitar kita.

Kita menciptakan ruang di mana orang yang kita sayangi tahu bahwa mereka berarti dan bahwa perhatian kita tulus.
Mereka bisa merasakan kehadiran kita bahkan tanpa harus memintanya, karena kita ada bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain yang kita pedulikan.

KEP:Hmm, mungkin itu sebabnya, Tuhan menaruh kita di sini

Jadi, Bisakah Kita Cuek?

Mungkin bisa saja jika kita mencoba, memaksa.
Tapi buat kita yang memang sedari kecil memiliki sifat penyayang, cuek adalah sesuatu yang bertentangan dengan diri kita sendiri.

Pada akhirnya, kita lebih memilih menjadi diri kita yang hangat, penuh perhatian, dan selalu ada untuk orang yang kita sayangi.

Bukan karena tidak bisa marah atau kecewa, tetapi karena kasih sayang kita tetap bisa mengalir secara alami untuk mereka yang kita sayangi, bahkan di saat-saat sulit.

Jadi, ketika beberapa orang menyarankan untuk berubah menjadi lebih keras atau tidak peduli, kita bisa tersenyum dan berkata dalam hati, “Itu bukan saya.”

Dan tidak ada yang salah dengan memilih untuk tetap peduli dan menyayangi, karena itu adalah bagian dari apa yang membuat kita, sebagai kita, tanpa pengaruh orang lain, tanpa membiarkan sedikitpun kekejian dan dinginnya dunia menyentuh kita, apalagi sampai merubah kita.

Naudzubillah.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top