Beginilah Aku Hidup, Merindukanmu Setiap Hari
Bertahun-tahun berlalu, namun aku masih berada di tempat yang sama—terperangkap dalam penjara yang menyiksaku pelan-pelan dengan kerinduan.
Setiap usaha untuk keluar, setiap usaha untuk bisa bersamamu setiap hari, setiap langkah yang kuambil untuk keluar dari kurungan ini, hanya terasa seperti langkah kecil yang tak pernah benar-benar membawa kita lebih dekat.
Aku ingin berada di sampingmu setiap hari, melihat senyummu, mendengar suara hangatmu, dan merasakan kehadiranmu yang selalu mampu membuat segalanya terasa lebih baik.
Namun, semuanya itu seperti bayangan dari keinginan yang tampaknya sulit dicapai.
Waktu terus berlalu, tak peduli dengan perasaanku yang ingin menahannya.
Aku mencoba untuk tetap kuat, berusaha untuk menutupi rasa rinduku dengan sikap dingin.
Namun, ada saat-saat ketika kesepian itu datang, dan aku terpaksa menghadapi kenyataan bahwa kamu tidak berada di sini.
Kesepian dan Teman
Kesepian ini, jauh dari orang yang kucintai adalah hukuman yang tepat bagiku, bahkan diriku sendiri berpikir seperti itu.
Ketika seorang teman mengungkapkan kesedihannya, mengakui bahwa dia sedang mengalami depresi, aku berusaha menjadi tempat baginya untuk berkeluh kesah.
Aku menjadi pendengar yang baik, orang yang bisa membuatnya ceria lagi dan merasa lebih ringan.
Namun, tanpa sepengetahuannya, ironisnya, aku menyadari bahwa aku sendiri mungkin berada di perahu yang sama dengannya.
Bedanya, itu hanya perasaannya saja, sementara bagiku ini adalah hukuman Tuhan, kurungan, rantai pengikat, yang tidak bisa kulepaskan begitu saja.
Walau biasanya aku memilih untuk tidak berbicara tentang itu, memilih untuk menahan semuanya dalam diam.
Setiap Hari, Merindukanmu dalam Diam
Setiap hari, aku menjalani rutinitas yang sama, rutinitas yang terasa hambar tanpa kehadiranmu di sisiku.
Hari demi hari berlalu seperti lembaran kosong tanpa warna, tanpa kehangatan.
Hari-hariku berisi langkah-langkah yang mengulang, tanpa kehadiranmu di sisiku.
Bangun pagi, pulang sore (kadang malam), lalu berusaha memejamkan mata di malam yang sunyi, semua terasa monoton tanpa suara dan senyummu yang hangat.
Tidak seperti kebanyakan orang, setiap malam, aku berusaha keras untuk bisa tidur, tanpa senyummu, tanpa tatapan hangat matamu yang bisa membuatku tidur nyenyak,
Aku tahu, kamu mungkin merasakan hal yang sama, meski kamu lebih pandai menyembunyikannya.
Aku tahu, ada bagian dari dirimu yang mungkin juga merindukanku, tapi kamu memilih untuk tidak memperlihatkannya.
Tapi tahukah kamu?
Setiap kali aku merasakan apa yang kamu rasakan, itu seperti siksaan yang lebih parah daripada ketika hanya aku yang merindukanmu.
Setiap hari adalah perjuangan baru bagiku untuk tetap tabah berusaha.
Aku berusaha untuk tidak terlarut dalam rasa rindu ini, berusaha untuk menjalani hari dengan harapan bahwa suatu saat kita bisa bersama.
Namun, kenyataan bahwa kita masih terpisah tetap menjadi bagian yang menyakitkan.
Seperti penantian yang tak berujung, aku bertahan dengan perasaan yang tak pernah berubah.
Penghuni Hati
Kamu masih ada di hatiku.
Kamu masih VVIP di hatiku.
Tidak ada yang berbeda meskipun kadang aku berusaha dingin dan tidak menyapamu untuk waktu yang lama.
Beginilah aku hidup—berusaha kuat dan tersenyum setiap hari meskipun jauh darimu.
Aku tetap berusaha melangkah, menjalani hari dengan keyakinan bahwa ada alasan di balik semua ini.
Mungkin suatu saat, Tuhan akan menjawab doaku dan membebaskanku, sehingga aku bisa melihatmu setiap hari, dengan senyum hangatmu, keceriaan hatimu, dan sentuhan lembut tanganmu.
Hati ini masih memiliki harapan yang sama, masih percaya bahwa suatu saat, kita bisa bersama setiap hari, tanpa batasan waktu dan jarak yang memisahkan kita.
Beginilah caraku agar tetap bernapas—yakin bahwa semua yang kulakukan akan membuahkan hasil yang kuinginkan, agar bisa bersamamu setiap hari, menyentuhmu dengan tanganku, dan melihatmu dengan mataku langsung, tanpa bantuan lensa buatan manusia dalam bentuk apapun.
Yang kutahu, saat ini, kamu adalah bagian dari hatiku yang selalu aku rindukan, bagian dari hidupku yang selalu aku inginkan untuk selalu bersamaku.
Dan meskipun aku tahu jalan yang kulalui tidak mudah, aku akan terus menjalaninya dengan semangat, dengan harapan bahwa suatu saat, semua ini akan berubah dan aku bisa bersamamu selalu, membalas semua kebaikanmu, kesetiaanmu, dan rasa sayangmu yang seperti tidak pernah habis untukku.
Hidupku yang Selalu Merindukanmu
Inilah aku, inilah hidupku.
Setiap hari, aku bangun dengan harapan baru, menjalani rutinitas yang terasa monoton dan hambar, namun dengan harapan bahwa akan ada perubahan yang signifikan (dalam arti baik).
Meskipun jarak memisahkan kita, meskipun aku harus menahan semua ini sendirian, aku tetap merindukanmu.
Bagi hati ini, kamu adalah seseorang yang tidak tergantikan, seseorang yang tidak bisa digantikan oleh siapapun.
Karena kamu cuma satu, Allah tidak menciptakan stok manusia sepertimu.