Kisah Bapak Merantau: Kerinduan yang Menyiksa Hati

Nganggur susah, kerja malas, tapi harus tetap mempunyai penghasilan, membuat seorang Bapak harus tetap bekerja merantau jauh dari keluarga, usulannya untuk berhenti kerja dan menjalankan bisnis (usaha) ditolak sang istri yang tidak tahu bahwa dia kadang merasakan kerinduan yang sangat menyiksa hati yang dialaminya hampir setiap hari ketika jauh dari anak dan istrinya.

Dan bukan hanya itu saja, dia harus membaca semua berita perselingkuhan yang terjadi antara pasangan suami atau istri yang tinggal dalam 1 (satu) kota dengan pasangan mereka masing-masing, melihat orang yang tidak betah di rumah, dan mendengar berbagai cerita keluhan orang lain, yang sebenarnya penting untuk menambah pengetahuan dan dijadikan bahan pelajaran.

Artikel NKRI One ini akan menggambarkan penderitaan dan perjuangan emosional seorang bapak yang harus bekerja jauh dari anaknya. Keadaan ini seringkali menimbulkan rasa sakit dan kerinduan yang mendalam, mempengaruhi aspek emosional dan psikologis dalam kehidupannya.


Penderitaan Batin Seorang Bapak Merantau

Ketika orang bertanya, biasanya saya hanya menceritakan sisi baiknya saja ketika kita jauh dari keluarga, karena saya tidak sanggup mengatakan bahwa hati saya rasanya seperti pakaian yang diperas kering menggunakan tangan.

Saya berharap mereka yang bertanya tidak menanyakan itu, tapi percuma, karena manusia mempunyai sifat busuk hati yang ingin menyakiti orang lain agar kita juga merasakan sesuatu yang tidak enak di tengah senyum yang kita buat sebagai tameng dari penderitaan batin akibat jauh dari orang yang kita sayangi.

Namun demikian, bekerja jauh dari rumah yang penuh kehangatan, senyum, dan canda tawa, juga banyak dirasakan para pencari nafkah dari berbagai kalangan, sebagai realitas yang dihadapi banyak orang, membuat penderitaan batin ini dianggap biasa, walau sebenarnya ini adalah sebuah jenis siksaan yang paling tepat untuk saya, jauh dari orang yang saya sayangi.

Seorang Bapak Tidak Boleh Menangis dengan Mudah

Jika rumah tangga adalah sebuah bangunan, maka seorang Bapak adalah tiang penyangga utamanya, jika seorang Bapak lemah, mudah patah, dan/atau rapuh, bagaimana menurut anda kondisi rumah itu?

Karena itu, seorang Bapak tidak boleh cengeng, walaupun setiap hari rasanya hati kita disayat dan merasa lebih baik mati, tapi kita memiliki tanggung jawab untuk kesejahteraan istri, anak, dan keluarga, menyediakan masa depan yang lebih baik bagi mereka sebelum kita meninggalkan dunia ini.

Sementara orang lain berjibaku menelan, mengunyah, dan meminum api neraka dengan memakan uang haram, kita berjuang santai mencari uang halal untuk keluarga kita.

Tidak Perlu Panik

Ketika mendengar cerita teman istri sudah beli 3 (tiga) rumah untuk masing-masing anaknya, hati saya terasa tercekat, segala macam simulasi langsung berjalan tanpa henti di kepala saya selama beberapa menit, dan betapa ngenesnya ketika saya mengetahui hasil simulasi itu tidak ada satupun yang menunjukkan hasil yang memuaskan jika saya terus bekerja di tempat saya bekerja sekarang. Di tempat ini, tidak terhitung berapa peraturan yang sudah saya buat, menghasilkan miliaran bahkan triliunan rupiah untuk negara dan berapa saya dibayar per bulan ataupun jika dijumlahkan per tahun, membuat saya merasa sedih.

Tapi kita tidak perlu panik dan berhenti secara tiba-tiba, karena sudah janji sama Istri, hahahahaha.

Kenapa harus panik, bukankah rezeki sudah dijamin Tuhan?

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Q.S. At-Talaq: (2-3)

Walaupun saya merasa bahwa ini sia-sia dan hanya membuang waktu berharga untuk kita membangun empire bisnis, tapi kita tidak bisa meninggalkan bagian kita di dunia, sebagaimana perintah Allah dalam Surah Al-Qasas ayat (77) sebagai berikut:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q,S.Al-Qasas: 77)

Apa yang ada di ayat itu?

  1. Disuruh mencari apa yang Allah anugerahkan pada kita;
  2. Dilarang melupakan bagian kita di dunia;
  3. Disuruh berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepada kita; dan
  4. Dilarang membuat kerusakan di Bumi.

Menghancurkan sesuatu itu lebih mudah daripada membuat sesuatu, menjaga sesuatu, dan/atau melindungi sesuatu.

Pencerahan Stasiun Kereta

Ketika saya melihat banyak ojek online berkumpul di sekitar stasiun, saya merasa mendapat pencerahan karena hal itu seperti mengajarkan saya bahwa seorang Bapak tidak seharusnya menyerah pada keadaan, bermalas-malasan, serta selalu berusaha untuk meningkatkan tingkat ekonomi demi kebaikan dan kesejahteraan keluarganya.

Tanggung Jawab Bapak sebagai Pencari Nafkah

Keputusan untuk merantau sering didorong oleh kebutuhan untuk menyediakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya, walau kadang ada konflik internal yang dialami, di mana kebutuhan untuk mencari nafkah bertentangan dengan keinginan untuk dekat dengan anak dan istrinya.

Pentingnya Kesetiaan Ibu dan Bapak dalam Keluarga

Jauh dari keluarga, jauh dari pasangan kita, bukan berarti kita jauh dari Allah pula.

Miris memang melihat banyaknya kasus perselingkuhan yang banyak terjadi di sekitar kita, tapi pikirkanlah kemurnian DNA, kemurnian genetik anda, dan kemurnian jiwa anda, sebelum anda memutuskan untuk menceburkan diri ke lautan dosa yang dapat membahayakan kestabilan kejiwaan keluarga kita, baik dalam lingkup keluarga kecil maupun keluarga besar.

Charger dan Pasangannya

Pernahkah anda memakai handphone merek tertentu yang hanya bisa dicharge dengan charger merek yang sama dengan voltase ampere yang cocok dan sesuai?

Jika anda memakai charger lain, maka itu tidak akan cocok, malah akan merusak port di handphone anda.

Jika pun anda menemukan charger yang mempunyai colokan yang cocok dengan port di handphone anda, tapi voltase ampere tegangannya mungkin saja beda walaupun misalnya hanya 1 VA, dan walaupun colokannya tidak merusak port handphone anda, tapi internal hp anda mungkin akan mengalami kerusakan permanen dari charger yang memang bukan peruntukannya.

Psikologis Bapak yang Merantau

Merasa kesepian dan terisolasi adalah perasaan yang biasa dirasakan seorang Bapak dan Suami yang jauh dari wajah-wajah ceria menyenangkan yang bisa membuat jiwanya tenang.

Walaupun menyenangkan juga bisa melakukan apapun yang kita suka ketika jauh dari keluarga, tapi rasa kangennya kadang melebih rasa senangnya, misalnya ketika makan sesuatu yang enak, terpikir keluarga, seperti:

“Oh, Istriku pasti suka makan di sini”, “Anakku pasti seneng banget kalau diajak ke restoran ini”, “Mertua saya pasti seneng jalan-jalan ke tempat ini”, dan/atau “Orang tuaku pasti mau kalau diajak jalan ke sini”.

Dan pikiran itu akan membuat sedikit lemas, namun seharusnya itu menjadi motivasi untuk terus berusaha keluar dari kurungan yang tidak perlu.

Obat Kangen via Teknologi

Alhamdulillah, dunia teknologi sudah berkembang pesat sekarang (dibandingkan 20 tahun lalu) panggilan video (video call) dapat membantu meringankan rasa sakit sejenak, meskipun tidak begitu memuaskan dan menggantikan kehadiran fisik.

Kesimpulan Bapak untuk Masa Depan

Tidak bisa, saya tidak bisa terus bekerja di sini (tempat saya bekerja saat ini), rasanya mau nangis kenapa saya tidak terpikir dari dulu dan memulai bisnis lebih awal.

Kita tidak boleh malas lagi atau merasa takut kaya seperti dulu, seperti halnya kita siap menghadapi kesulitan, kita juga harus bisa menerima kemudahan tanpa merasa takut.

Penderitaan seorang bapak yang bekerja jauh dari anaknya adalah realitas yang menyakitkan, namun diwarnai oleh cinta dan komitmen untuk menyediakan yang terbaik bagi keluarganya. Ini adalah perjuangan yang diam-diam dihadapi oleh banyak orang, menunjukkan kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan hidup.


Artikel ini menggambarkan secara mendalam tentang perjuangan emosional yang dialami oleh seorang bapak yang harus bekerja jauh dari anaknya. Kisah ini memberikan wawasan tentang tantangan dan kekuatan emosional yang terlibat dalam situasi seperti ini.

Salam NKRI One.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top