Memiliki sifat yang mudah bosan biasanya menghalangi seseorang untuk tetap setia pada komitmen dan janji yang telah dibuat. Sebagai manusia yang masuk dalam kategori orang yang bosenan, membuat saya kadang diragukan bisa tetap setia pada NKRI, eh, istri saya, hahahahaha.
Tapi benarkah demikian?
Kebenaran yang Tersembunyi (Memang Bosenan)
Banyak orang mengira bahwa saya “PASTI” tidak setia, tidak bisa setia, karena tidak mungkin Krisna yang bosenan bisa setia sama satu wanita yang sama seumur hidup.
Ketika saya bilang tidak, mereka mengira saya beralih ke ACDC (you know what I mean, right?)
Tapi semua itu tidak benar, saya menyadari adanya impending disaster (bencana yang akan datang) kalau saya tidak membangun sesuatu yang bisa menjadi pegangan di masa depan.
Jadi selama itu saya, walaupun bosen hidup juga, harus membangun masa depan yang lebih baik untuk anak dan istri agar mereka tidak merasakan kesusahan apapun di dunia.
Daripada mikirin untuk menghancurkan rumah tangga dan masa depan anak calon penerus bangsa, lebih baik kita membangun sesuatu yang bisa menopang rumah tangga sekaligus sebagai pelindung bagi masa depan anak.
Too noble? (Terlalu baik dan mulia nasution?)
You are right (anda benar)
Di sela waktu perjuangan dan pertarungan membangun masa depan yang lebih baik, ada kalanya saya merasa capek, dan itu memerlukan “pijatan mesra” (normal massage) dari orang lain.
Intermezzo:
In case you are wondering what would my wife think of that (dalam hal kamu penasaran kenapa istri saya tidak keberatan).
Pada awalnya, saya ingin mengkursuskan istri saya jadi “pemijat pribadi untuk saya dengan skill profesional”, tapi seiring waktu saya menyadari bahwa dia juga sama, suka dipijat seperti saya, dan dalam waktu yang lama, sama seperti saya.
Kadang awalnya, sebelum menikah, kita ke tempat pijat profesional dan membooking ruang khusus untuk pijat.
Setelah menikah, kami sering memanggil tukang pijat ke tempat manapun kami berada, termasuk namun tidak terbatas pada rumah saja.
Dan karena saya tidak suka disentuh laki-laki, maka otomatis saya lebih nyaman jika massage therapistnya perempuan, dan karena dia biasanya tidak keberatan dengan itu, ya saya senang karena dia mengerti bahwa:
“Untuk pengobatan, ini halal”
(Kata Ibu Kost saya yang memberi saya Wine ketika saya sakit batuk di bulan puasa dulu saat saya pertama kali kos di Jakarta)
Artikel NKRI One ini akan membahas tentang bagaimana seseorang dengan sifat mudah bosan tetap berkomitmen untuk menepati janji dan komitmen yang telah dibuat. Ini menunjukkan pentingnya tanggung jawab dan integritas dalam karakter seseorang.
Orang Bosenan Kok Menikah?
Sejujurnya, saya tidak mau menikah,
karena khawatir saya tidak bisa bertahan dengan satu wanita seumur hidup untuk waktu yang lama secara terus menerus turun temurun sepanjang waktu.
Untungnya, manusia hanya hidup sekitar 100 tahun (maximal rata-rata), karena jika anda hidup di atas umur itu dan masih kelihatan muda seperti biasa, maka akan ada kemungkinan ada faktor x yang akan “mengamankan” anda.
Jadi, walaupun awalnya saya hendak “kabur ke luar negeri” dan mati konyol entah di mana, ketika Allah menganjurkan saya untuk menikah, maka saya patuh dan tunduk (karena calonnya baik, putih, cantik, perhatian, lemah lembut, dan penurut sama saya).
Perintah Nabi Allah, Muhammad SAW: Menikahlah
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang sudah mampu menanggung nafkah, hendaknya dia menikah.
Karena menikah lebih mampu menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
Sementara siapa saja yang tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa.
Karena puasa bisa menjadi tameng syahwat baginya.”
(HR. Bukhari no. 5066 dan Muslim no. 1400)
Based on that (berdasarkan itu) saya yang dulu sangat mampu membeli playstation lebih dari satu, membeli handphone terbaru setiap ada, dan sebagainya, tidak punya alasan untuk bilang “tidak mampu”.
Selain itu, wanita yang baik, sangat langka di dunia ini.
Jadi ketika anda menemukan satu (when you find one), sebaiknya anda tidak menolak “pemberian” Allah.
Sifat Bosenan dan Komitmen
Sifat mudah bosan sering dianggap sebagai hambatan dalam menjaga komitmen jangka panjang, meskipun begitu, saya yang aslinya sangat suka main game yang penuh tantangan, merasa ini bisa dilakukan dengan mudah ( ya kan?).
Kita bisa menjaga janji dan komitmen kita, dimanapun, kapanpun, dan atas apapun.
Semakin saya melihat dunia, semakin saya yakin bahwa orang yang bosenan adalah orang yang cerdas, dan orang yang cerdas tidak akan melakukan kebodohan dengan menghina kecerdasan intelektualnya sendiri.
Kecerdasan intelektual (pola pikirnya) menyatakan bahwa menjaga janji lebih mulia (noble) daripada mereka yang tidak bisa memegang janji.
Mengatasi Tantangan
Mengutamakan komitmen di atas kebosanan menunjukkan bahwa seseorang mampu mengatasi keinginan pribadi demi memenuhi tanggung jawab.
Apakah ada kucing yang menolak ketika diberi ikan?
Ketika pertanyaan itu muncul, yang terpikir dibenak semua orang biasanya jawabannya “tidak ada”.
Tapi saya sudah melihat sendiri seekor kucing (Kira, peliharaan di rumah) menolak ikan yang diberikan kepadanya, walaupun dia lapar, saya menyadari sesuatu, “bahwa Allah itu ada…”, ehem ya jelas itu, maksud saya, bahwa “memang ada oddities (keanehan-keanehan yang unik) di dunia ini”.
Nah, kalau kucing (binatang) saja bisa menahan hawa nafsu dan keinginan natural instinct yang dimilikinya, apalagi saya, Manusia, yang punya akal dan pikiran.
Kesimpulan NKRI One
Memiliki sifat yang mudah bosan tidak berarti tidak bisa berkomitmen atau menepati janji. Justru, kemampuan untuk tetap memegang teguh komitmen di tengah kecenderungan tersebut menunjukkan kekuatan karakter dan integritas yang tinggi. Ini adalah contoh bagaimana seseorang dapat menumbuhkan dan menunjukkan kualitas pribadi yang baik, responsible (bertanggung jawab).
Artikel NKRI One ini menyajikan perspektif tentang bagaimana seseorang dengan sifat mudah bosan tetap mampu menunjukkan komitmen dan integritas yang kuat dalam menepati janji.
Pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam karakter pribadi sangat terlihat dalam situasi seperti ini.
Jika anda mau menjadi orang lain (dengan tidak setia dan selingkuh sana sini), boleh, tapi tahukah anda bahwa orang lain (kebanyakan) akan menjadi bahan bakar neraka?