Dalam era yang serba cepat dan penuh tuntutan, banyak dari kita merasa terbebani untuk selalu memberikan yang terbaik dalam segala hal. Termasuk dalam tugas dan kewajiban kita sebagai hamba Allah. Namun, terkadang kita lupa bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas. Dalam konteks membantu sesama, prinsip ini juga berlaku. Menolong seorang manusia sebagaimana perintah Tuhan Pemilik Jiwa Kita dengan tulus bisa memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada membantu banyak orang tanpa kesungguhan dan ketulusan.
Menolong Seorang Manusia Lebih Penting
Kita hanya punya satu botol air minum, sementara kita melihat ada ribuan manusia kehausan, apa artinya jika kita membagikan sebotol air yang kita miliki kepada semua orang?
Seperti itulah waktu yang kita miliki, kita hanya mempunyai sedikit waktu untuk menolong orang lain, karena itu, daripada menolong orang yang tidak tahu berterima kasih, ada baiknya kita fokuskan bantuan dan perhatian kita kepada 1 (satu) orang saja, yang terbaik di antara mereka.
1. Kedalaman Interaksi dan Bantuan yang Terfokus
Ketika kita fokus menolong seorang manusia, kita memiliki kesempatan untuk benar-benar memahami kebutuhan dan permasalahan yang dialami manusia yang kita tolong.
Dengan demikian, bantuan yang kita berikan akan lebih tepat sasaran dan bermakna bagi kehidupannya.
2. Pembentukan Hubungan yang Kuat
Dengan membantu seorang manusia saja, kita dapat membangun hubungan yang lebih erat dan mendalam, serta bisa mengajarkannya apa yang kita ketahui tanpa khawatir bocornya “rahasia alam”.
Hubungan ini nantinya bisa menjadi sumber dukungan timbal balik yang kuat, salah satunya, kamu bisa belajar tentang kebaikan dan kelemahan manusia serta alasan kenapa banyak manusia suka berbuat dosa dan korup.
Tidak Repot walau kadang Malas
Mungkin terdengar aneh, tetapi pada dasarnya, sebelum diperintah “Yang Menggenggam Jiwa Saya”, saya mempunyai ide yang sama dengan Iblis, yaitu memusnahkan manusia korup.
Namun demikian, berdasarkan hasil pergaulan saya dengan manusia baik (yang saya tahu), tidak selamanya manusia korup itu jahat, tidak selamanya pezina itu hina, dan tidak selamanya manusia beragama itu baik.
Amazing kan?
Fakta-fakta itu tidak akan saya temukan dalam ajaran baik para ustad yang pernah saya temui, dan sekarang saya sadar bahwa semua makhluk, baik atau buruk, itu memiliki fungsi tersendiri, dan tidak boleh dimusnahkan semau kita.
1. Fokus pada Esensi
Dengan pendekatan tidak perlu repot, mengurus satu manusia, menasehatinya ketika diperlukan, mendengarkan ceritanya, dan menolongnya ketika dibutuhkan, jauh dari kata repot.
Malah, itu membuat kita merasa nyaman, berbuat baik tanpa perlu repot.
Daripada mencoba membantu banyak orang, yang mungkin tidak akan pernah merasa puas, kita memilih untuk fokus membantu seorang manusia yang benar-benar membutuhkan bantuan dari Allah di saat yang tepat.
2. Keberlanjutan Bantuan
Tuhan tahu kita sebenarnya adalah hamba yang terkadang malas membantu orang, karena itu Dia memberi kemudahan kepada kita.
Ketika tanggung jawab kita terbatas pada 1 (satu) orang dan/atau 1 (satu) keluarga, kita cenderung memberikan bantuan yang berkelanjutan dan konsisten secara terus menerus tanpa merasa lelah, letih, lesu, dan/atau tidak bergairah.
Tentu saja tugas utama kita adalah menyelamatkan diri sendiri, tapi membagikan pengetahuan kita, ilmu agama yang kita miliki, pengenalan Tuhan kepada orang yang membutuhkan, dan menjelaskan keburukan, bisa menyelamatkan hidup orang lain, it might.
Pesan Allah di Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, surat Al-Maidah ayat 32, Allah berfirman: “barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Q.S. Al-Maidah: 32).
Ayat ini mengajarkan kita tentang betapa besarnya dampak membantu seorang manusia dan memudahkan kita dalam mewujudkan cita-cita untuk menyelamatkan manusia.
Kesimpulan NKRI One
Dalam dunia yang serba cepat ini, terkadang kita terjebak dalam jumlah dan kuantitas, seperti abang-abang viral yang bilang dia “memelihara puluhan anak yatim”.
Jika benar dia memelihara mereka, saya salut, karena kata memelihara itu bukan hanya memberi makan, tapi jauh lebikh kompleks daripada itu. Pemilik hewan yang memelihara sesuatu di rumahnya tahu arti “memelihara” tidak sesimple itu.
Dan memelihara manusia, jauh lebih repot daripada memelihara hewan.
Kembali ke topik utama, dalam hal menolong seorang manusia, kualitas bantuan yang kita berikan jauh lebih penting.
Jadi, kenapa harus repot menolong orang banyak yang belum tentu akan berterima kasih dan/atau bersyukur kepada Allah atas bantuan yang kita berikan (sebagai hamba Allah, semua kebaikan yang kita lakukan adalah karena Allah)?
Fokuslah membantu seorang manusia dan lihat bagaimana dampak positif yang kita ciptakan..
Salam damai NKRI One!