Orang Artificial Cocok Untuk Anda, tapi Tidak untuk Saya
Ada orang yang menurut saya lebih cocok dengan teman-teman artificial.
Kenapa?
Karena mereka orang yang selalu sopan, beretiket, dan berpenampilan baik di depan semua orang.
Orang-orang seperti ini membosankan untuk saya, tapi tidak akan membuat hidup Anda sulit, ribet, dan/atau penuh risiko.
Mereka akan selalu berusaha tersenyum dan memperlihatkan sisi terbaik mereka, bahkan saat mungkin di belakang anda, mereka tidak sepenuhnya jujur.
Namun, untuk sebagian besar manusia, orang artificial ini nyaman untuk dihadapi karena tidak akan ada kejutan, tidak ada yang menarik, dan selalu terlihat biasa.
Orang Artificial Menawarkan Kenyamanan dan Keamanan
Orang artificial akan selalu menuruti kehendak anda, mereka akan selalu menampilkan sisi yang menyenangkan dan menerima segala sesuatu tanpa mempertanyakan kebenarannya.
Mereka tidak akan bisa memasuki sisi terdalam siapapun dan itu pas buat anda, jika anda memerlukan banyak teman, circle yang luas, mereka adalah pilihan yang pas.
Teman artificial ini mengerti peraturan main di dunia sosial: tampil baik, aman, dan tidak terlalu dekat.
Di satu sisi, itu mungkin memang hal yang dicari sebagian orang—hubungan yang aman, tidak terlalu dalam, dan tidak berisiko.
Orang seperti itu memang tidak akan berbahaya, like me (the highly dangerous person, lol).
Mereka tidak akan menantang pikiran, perasaan, dan/atau norma Anda.
Tidak akan ada gejolak, tidak ada sesuatu yang exciting, dan semuanya akan terlihat seindah permukaan air danau yang tenang.
Saya yakin itu yang cocok dan Anda butuhkan.
Saya Tidak Cocok untuk Anda
Saya, di sisi lain, tidak bisa terus-terusan memainkan peran yang seperti itu, saya orang yang berpikiran bebas.
Walau “kekang Tuhan” mengikat saya, tapi tetap saja, (bahkan menurut saya sendiri) berbahaya.
Saya tidak terbiasa berpura-pura dan mengikuti jalur biasa yang standar.
Saya tidak suka menampilkan senyum yang hanya untuk menjaga marwah, apalagi berdekatan dengan seseorang yang saya tahu artificial.
Saya tidak cocok untuk berada di lingkungan di mana kesopanan selalu dipaksakan, kebenaran diabaikan, dan penjilatan dibiasakan.
Jika dengan menjadi teman anda, saya berarti harus sering bertemu dengan orang yang bermuka dua, terbiasa berbohong, dan palsu, saya lebih baik sendiri.
Bukan karena saya tidak bisa berteman, tapi karena saya merasa tidak nyaman hidup dalam kepalsuan.
Saya lebih suka kejujuran, walaupun itu menohok dan/atau mengagetkan.
Saya lebih suka seseorang yang membuat saya bisa jujur apa adanya, daripada dengan orang yang penuh kepalsuan dan tidak menarik sama sekali seperti artificial people.
Saya Bukan Artificial People
Banyak orang yang lebih memilih hidup dalam zona aman dengan orang-orang artificial ini. Mereka mungkin tidak sadar atau tidak peduli dengan kedangkalan hubungan mereka, dan bagi mereka itu sudah cukup.
Namun, bagi sebagian kecil yang ingin hubungan yang lebih kuat dan lebih dalam, kejujuran dan otentisitas menjadi mutlak.
Jadi, jika Anda adalah seseorang yang suka berbohong dan tanpa kejujuran yang terlalu brutal (banyak filter), orang artificial adalah pilihan yang cocok untuk Anda.
Mereka baik untuk Anda, tidak akan menantang anda untuk jujur, dan saya pikir itu lebih baik bagi anda.
Saya tidak tahu cara untuk menyampaikan ini kepada anda tanpa menyakiti perasaan anda sebagai manusia, karena itu saya menulis di sini, semoga kelak anda bisa membacanya ketika anda menemukan ini.
Oh iya, saya memang an expert in pushing people away, saya tidak menyangkalnya.
Karena memang waktu saya terbatas, dan saya tidak ingin menghabiskan waktu dengan orang artificial bahkan tidak bisa jujur dengan dirinya sendiri.
Kesimpulan: Saya Tidak Cocok dengan Orang Artificial
Saya lebih senang dengan manusia yang jujur, walaupun kejujurannya akan terdengar sangat brutal tapi saya senang mendengarnya, karena kejujuran seorang teman baik itu tentunya tidak bermaksud buruk, kecuali memang mengatakan yang sebenarnya apa yang mereka rasakan, persepsi mereka, dan komplain mereka.
Teman itu adalah aset berharga bagi saya, tempat dimana saya bisa bercerita apa saja, meminta pendapat tentang apa saja, dan tidak takut itu menjadi bumerang. (Vice Versa)
Tidak semua orang bisa cocok dengan saya, dan itu tidak masalah bagi saya, karena pada dasarnya, saya lebih suka sendiri daripada menghabiskan waktu 1 detik pun dengan orang yang tidak saya suka.
Dan, jika bersama anda berarti saya harus selalu bertemu, beramah tamah, dan sopan dengan orang-orang artificial yang tidak saya suka, maka mungkin lebih baik Anda bersama mereka saja.
Saya tidak bisa pura-pura, dan saya tidak bisa berpura-pura suka dengan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip saya.
Saya lebih suka kejujuran, kebenaran, dan otentisitas, meskipun itu berarti saya harus tidak bersama anda.
Teman, lebih baik Anda bersama dengan orang-orang yang satu frekuensi, sesuai dengan standar dan cara hidup Anda,
karena saya tidak cocok dengan kehidupan artificial dan akan tetap berpegang teguh pada prinsip hidup saya sendiri.
Jangan pernah melihat ke arah saya lagi, karena jika saya tidak merespon tatapan mata anda dengan baik, itu justru akan menyakiti anda.
Dan saya tidak mau menyakiti siapapun dengan sengaja, kecuali yang berusaha menyakiti saya dengan sengaja.
Perintah Allah tentang Orang yang Jujur (Non Artificial People)
“Hai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
(Q.S. Surah At-Taubah (9:119))
Ayat ini mengandung perintah kepada orang-orang beriman agar senantiasa berada di tengah-tengah orang-orang yang jujur dan benar dalam perkataan dan perbuatan.
Jujur (shidq) adalah sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Rasulullah SAW bahkan menyebutkan bahwa kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga.
Kejujuran adalah salah satu ciri utama dari orang yang bertakwa.
Orang yang bertakwa tidak hanya menjalankan perintah Allah dalam ibadah, tetapi juga dalam interaksi sosial, dengan bersikap jujur, adil, dan amanah dalam setiap aspek kehidupannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga.
Dan seseorang senantiasa bersikap jujur dan berusaha untuk jujur hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.
Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa kepada neraka.
Dan seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menekankan betapa pentingnya sifat jujur, dan bagaimana kejujuran akan membawa seseorang menuju kebaikan dan surga.
Sebaliknya, kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan neraka.