Pejabat Pengecut yang Selalu “Cuci Tangan” (Mau Jabatan, Tapi Nggak Mau Tanggung Jawab!)
Kalau ngomongin pejabat pengecut, mungkin sebagian dari kita langsung terbayang beberapa wajah yang sering muncul di TV atau media sosial.
Pejabat jenis ini spesiesnya unik:
- Mau punya kekuasaan, tapi nggak mau tanggung jawab.
- Mau punya jabatan tinggi, tapi selalu “cuci tangan” begitu ada masalah.
Yang paling bikin sebel adalah gaya mereka yang selalu pura-pura nggak tahu atau bahkan melarikan diri dari tanggung jawab setelah mengeluarkan perintah atau kebijakan yang jelas-jelas menyalahi aturan.
1. Berani Mengeluarkan Kebijakan Kontroversial, Tapi Kabur Saat Dituntut Tanggung Jawab
Coba kamu perhatikan baik-baik:
- Ketika semua aman dan lancar, mereka tampil di depan kamera, bangga, gagah, seolah-olah mereka pahlawan.
- Begitu kebijakan mereka bermasalah atau terbukti melanggar aturan, tiba-tiba mereka hilang entah ke mana, nggak berani bertanggung jawab.
- Yang tampil di depan publik justru anak buah atau bawahannya, yang dengan muka lelah berusaha menjelaskan (alias pasang badan).
Kalau mereka yang punya jabatan ini nggak berani bertanggung jawab, kenapa mereka mau jadi pejabat?
Kalau cuma mau enaknya doang, jangan duduk di kursi jabatan, dong! (Tapi kenyataannya gitu)
2. Seringnya Pakai Jurus “Cuci Tangan”
Ciri khas pejabat pengecut yang paling menyebalkan adalah jurus “cuci tangan” yang mereka kuasai dengan sempurna.
Kalau ada masalah, mereka akan langsung bilang:
- “Oh, bukan saya yang bertanggung jawab.”
- “Saya cuma kasih arahan, yang jalankan kebijakan ini bawahan saya.”
- “Saya tidak tahu detailnya, yang mengurus itu staf saya.”
Padahal yang kasih arahan atau kebijakan jelas-jelas dirinya sendiri.
Tapi, begitu muncul masalah, mereka langsung pura-pura lupa, pura-pura bingung, bahkan pura-pura nggak tahu sama sekali.
Hebat, kan?
Tapi sialnya, rakyat yang dirugikan.
Rakyat yang menanggung akibat buruk dari keputusan mereka yang sembrono.
3. Tidak Punya Nyali Tapi Sok Jadi Pemimpin
Pemimpin sejati itu punya satu hal penting: nyali.
Mereka nggak takut ambil tanggung jawab, nggak takut mengakui kesalahan, dan selalu siap dengan konsekuensi dari keputusan mereka.
Tapi pejabat pengecut ini kebalikannya banget:
- Mereka nggak punya nyali sedikit pun.
- Mereka nggak punya integritas.
- Mereka nggak punya rasa malu.
Tapi anehnya, mereka tetap saja duduk nyaman di kursi jabatan, menikmati fasilitas negara, tapi begitu dihadapkan pada tanggung jawab, mereka langsung menghindar.
Lucu? Iya.
Menyedihkan? Banget.
4. Rakyat Jadi Korban dari Kebijakan Sembrono
Yang bikin situasi ini semakin tragis adalah rakyat yang menjadi korban.
Ketika pejabat pengecut ini membuat keputusan sembrono, rakyat yang harus menanggung akibat buruknya:
- Rakyat kehilangan haknya.
- Rakyat dirugikan secara ekonomi, sosial, bahkan hak asasi.
- Sementara pejabat pengecut itu malah hidup nyaman, aman, dan bebas dari konsekuensi.
Rakyat nggak pernah punya pilihan selain menerima konsekuensi buruk yang ditimbulkan kebijakan sembrono dari pejabat yang nggak punya tanggung jawab.
Sementara pejabatnya justru enak-enakan, pura-pura nggak tahu apa-apa.
5. Pejabat Tanpa Integritas, Layaknya Sampah
Aku harus bilang sejujurnya, pejabat jenis ini bukan cuma pengecut, tapi juga tidak bernilai sama sekali.
Mereka nggak lebih baik dari sampah, bahkan sampah pun mungkin masih bisa didaur ulang dan bermanfaat.
Pejabat pengecut yang nggak punya integritas sama sekali ini nggak layak memimpin, nggak layak dipercaya, dan nggak layak mendapatkan respek dari masyarakat.
Tapi herannya, kok masih banyak yang seperti ini duduk nyaman di jabatan penting?
Kenapa kita masih membiarkan mereka berkuasa?
Kesimpulan: Indonesia Nggak Butuh Pejabat Pengecut!
Kalau negara ini mau maju, pejabat pengecut seperti ini harus segera disingkirkan dari kursi kekuasaan.
Kita nggak butuh pejabat yang hanya bisa “cuci tangan,” kabur dari tanggung jawab, dan nggak punya integritas sama sekali.
Rakyat Indonesia butuh pejabat yang:
- Punya integritas tinggi.
- Berani mengambil tanggung jawab penuh.
- Berani mengakui kesalahan jika memang salah.
- Dan terutama, tidak pernah meninggalkan rakyatnya ketika ada masalah.
Kalau pejabat masih terus bersikap pengecut seperti ini, sampai kapan pun Indonesia nggak akan pernah maju.
Kita nggak bisa mengandalkan orang yang bahkan nggak punya nyali untuk mengakui kesalahannya sendiri.
Beranilah bertanggung jawab, atau turun saja dari jabatan itu.
Berani turun dari jabatan anda?