Baca yang Bener, “Semua Setan Dikurung” di Bulan Ramadhan?
Ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa “setan dikurung” saat bulan Ramadhan tiba.
Mungkin banyak yang mengira ini berarti semua setan hilang total selama sebulan penuh.
Padahal, jika kita teliti lebih lanjut, kita akan memahami bahwa pernyataan tersebut memiliki makna yang lebih dalam dan kompleks.
Setan memang dikurung saat bulan suci Ramadhan, tapi bukan berarti semua jenis setan atau gangguan hilang sepenuhnya.
Semua Setan Dikurung, Tapi Tidak Semua Tingkatan
Dalam beberapa penafsiran, dijelaskan bahwa istilah “semua setan dikurung” ini berlaku hanya untuk setan pada tingkatan tertentu.
Setan yang memiliki kekuatan biasa atau kelas rendah memang dikekang di awal Ramadhan, namun peringkat yang lebih tinggi, seperti raja setan, demon, dan iblis, tidak semuanya mengalami pembatasan yang sama.
Hal ini membuat gangguan-gangguan tertentu tetap bisa terjadi, terutama jika ada energi atau gangguan yang berasal dari tingkat yang lebih kuat.
Awal Ramadhan: Saat Dimana Kebanyakan Setan Dikekang
Pengertian lain dari “semua setan dikurung” adalah kurungan ini berlangsung di awal bulan Ramadhan.
Pada saat bulan suci pertama kali datang, sebagian besar setan dari berbagai tingkatan dikekang sebagai bentuk penyambutan datangnya bulan penuh berkah ini.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kurungan ini tidak selalu bertahan hingga akhir Ramadhan.
Pada pertengahan atau menjelang akhir Ramadhan, gangguan dari setan bisa saja kembali muncul.
Setan, terutama yang kuat atau memiliki kedudukan tinggi, dapat kembali beraktivitas, bahkan lebih kuat karena “rasa marah” akibat kurungan tersebut.
Pengalaman Nyata: Bukan Sekadar Ilusi atau Salah Lihat
Pernah suatu ketika saya sendiri mengalami peristiwa yang menunjukkan bahwa gangguan tidak sepenuhnya lenyap selama Ramadhan.
Saat itu, saya merasa tenang karena percaya pada hadits ini.
Namun, apa yang saya dan teman-teman saya lihat di satu malam bukanlah ilusi.
Kami melihat sesosok manusia dengan mata menyala merah di tengah kegelapan, sosok yang tampak jelas, bahkan lebih jelas karena kami bersama-sama menyaksikannya.
Sosok itu seperti bayangan hitam tanpa warna, tampak berwujud manusia namun berbeda—seperti kehadiran yang tidak biasa, lebih menakutkan.
Hal ini membuat saya memahami bahwa tidak semua bentuk gangguan lenyap.
Hadits itu benar, tapi perlu pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana setan bisa tetap muncul di saat tertentu.
Mengapa Setan Tetap Tampak Menjelang Lebaran?
Satu pertanyaan yang sering muncul adalah, “Kenapa masih banyak setan di akhir Ramadhan, apalagi menjelang Lebaran?”
Jawabannya terletak pada pengertian bahwa setan memang dikurung di awal bulan, namun kurungan tersebut tidak selalu berlangsung sepanjang bulan.
Ketika masa kurungan berakhir, terutama di hari-hari menjelang akhir Ramadhan, para setan yang sempat dibatasi kembali bebas.
Mereka bisa muncul kembali, bahkan mungkin lebih agresif karena selama beberapa waktu mereka sempat tertahan.
Setan merasa seakan-akan mendapatkan energi baru untuk menebus waktu yang hilang, dan bagi sebagian dari mereka, kesempatan ini dimanfaatkan untuk menebar gangguan lebih gencar.
Setan dari golongan manusia pun bisa terpengaruh.
Di awal Ramadhan, saat setan qarinnya dikurung, mungkin kita melihat sifat mereka tampak lebih baik, lebih tenang.
Namun, di pertengahan dan terutama di akhir Ramadhan, sifat-sifat setan dalam diri bisa kembali muncul—dan lebih besar lagi.
Mereka bisa lebih bengis, mungkin karena menahan diri selama beberapa waktu.
Ini adalah fenomena yang kita lihat secara nyata di masyarakat, di mana sifat negatif bisa muncul lebih jelas di akhir Ramadhan, baik pada diri manusia maupun pada sosok-sosok tak kasatmata.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai hadits dan ayat Al-Quran yang terkait dengan “setan dikurung” selama Ramadhan.
Hadits tentang Setan Dikurung Selama Ramadhan
Ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa setan dikurung selama bulan Ramadhan, terutama yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Berikut adalah beberapa hadits yang terkait:
- Hadits Riwayat Al-Bukhari
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila bulan Ramadhan telah tiba, dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu.”
(HR. Bukhari, no. 1899) - Hadits Riwayat Muslim
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyatakan:
“Apabila bulan Ramadhan telah datang, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu.”
(HR. Muslim, no. 1079)
Dalam dua hadits ini, “setan dibelenggu” dapat diartikan bahwa sebagian dari setan, terutama yang memiliki derajat lebih rendah atau yang bertugas menggoda manusia dengan hal-hal kecil, benar-benar dibatasi pergerakannya.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian ulama menafsirkan hadits ini sebagai “pengurangan aktivitas setan,” bukan berarti seluruhnya hilang.
Sehingga, pada dasarnya, setan dengan kedudukan lebih tinggi, seperti iblis atau demon, mungkin masih memiliki pengaruh tertentu selama bulan Ramadhan.
Penjelasan dan Tafsir Ulama Mengenai Setan yang Dikurung
Para ulama memiliki berbagai penafsiran terkait makna “setan dikurung” dalam hadits ini:
- Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa maksud dari “dibelenggu” adalah setan dipersempit dalam pengaruhnya.
Beliau menambahkan bahwa pengaruh dan kemampuan setan untuk menggoda manusia berkurang secara signifikan karena keberkahan bulan Ramadhan dan ibadah puasa yang dilakukan oleh umat Islam. - Syaikh Ibn Utsaimin menjelaskan bahwa pembelengguan setan ini adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umat Islam agar mereka bisa lebih mudah mendekatkan diri kepada-Nya dan lebih fokus dalam beribadah selama Ramadhan.
Namun, beliau juga mengakui bahwa tidak semua gangguan hilang, terutama yang berasal dari nafsu manusia dan setan dari golongan yang lebih tinggi.
Ayat Al-Quran tentang Setan dan Gangguan dalam Ibadah
Beberapa ayat Al-Quran juga membahas tentang pengaruh setan dan godaan yang mereka berikan.
Berikut beberapa di antaranya:
- Surah Al-A’raf Ayat 27
Allah berfirman:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga;
ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya
Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(QS. Al-A’raf: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa setan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengintai manusia tanpa disadari.
Bahkan selama bulan Ramadhan, meskipun sebagian besar setan dibelenggu, masih ada setan atau musuh yang tetap mengintai manusia, terutama yang memiliki kekuatan atau pengaruh lebih besar. - Surah An-Nas Ayat 4-5
Allah berfirman:
“Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.”
(QS. An-Nas: 4-5)
Dalam ayat ini, disebutkan bahwa setan menggoda manusia dengan cara membisikkan kejahatan dalam hati.
Meski sebagian besar setan dibelenggu selama Ramadhan, godaan dari setan golongan jin dan manusia masih mungkin terjadi. - Surah Al-Baqarah Ayat 168
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 168)
Ayat ini adalah peringatan Allah kepada manusia untuk menghindari langkah-langkah setan.
Ini menunjukkan bahwa setan selalu mencari cara untuk menyesatkan manusia, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.
Langkah-langkah setan mencakup segala bentuk godaan yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan maksiat.
Kesimpulan: Setan Dikurung di Bulan Ramadhan
Hadits tentang “semua setan dikurung” adalah pengingat bahwa bulan Ramadhan memiliki berkah khusus yang membuat manusia lebih mudah dalam beribadah.
Meskipun sebagian besar setan dibelenggu, masih ada godaan yang datang, baik dari diri sendiri, dari manusia lain, maupun dari setan-setan yang memiliki kedudukan lebih tinggi.
Oleh karena itu, menjaga niat, memperbanyak ibadah, dan selalu memohon perlindungan kepada Allah adalah kunci untuk tetap teguh dalam menghadapi gangguan setan, baik selama Ramadhan maupun di luar bulan suci tersebut.
Memahami Lebih Dalam Arti “Semua Setan Dikurung”
Hadits tentang “semua setan dikurung” adalah pengingat akan keberkahan bulan Ramadhan.
Namun, perlu dipahami bahwa pernyataan ini tidak berarti semua bentuk gangguan dari setan hilang total sepanjang bulan.
Setan memang dikekang di awal bulan, terutama yang berkekuatan lebih rendah.
Namun, tidak semua tingkatan dan tidak semua waktu dalam bulan Ramadhan bebas dari gangguan.
Maka, bagi kita yang menjumpai kejadian aneh atau merasakan kehadiran yang tidak biasa selama bulan puasa, hal tersebut tidak perlu membuat kita ragu.
Hadits tersebut tidak salah, hanya saja membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam.
Kita tetap bisa menjalani ibadah Ramadhan dengan tenang dan yakin, meskipun gangguan masih ada, karena pada akhirnya, perlindungan terbaik tetap datang dari Allah.