Terlalu Senang Dikirim Tuhan untuk Melawan Setan
Euforia berlebihan ketika diberi mandat Tuhan untuk menolong manusia dan melawan setan, membuat kita kadang melupakan fakta bahwa setan juga punya hak hidup.
Sementara kita, karena menganggap setan adalah pengganggu, memusnahkan, menginjak, dan menyiksa mereka sampai titik nadir terakhir.
Hal itu kadang menyebabkan kita mencari setan untuk diganggu sebagai hobi, bukan lagi tugas bukan lagi misi dari Tuhan, cuma murni keisengan dan kesenangan.
Mungkin itu yang membuat Tuhan menyita sebagian kekuatan dan menyandera kebebasan yang sempat dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Bagaimana Seharusnya ketika Kita DIkirim Tuhan?
Dalam menjalankan tugas sebagai hamba Allah, ada euforia yang bisa timbul ketika merasa mendapat mandat atau amanah langsung dari Tuhan untuk menolong manusia dalam melawan setan.
Euforia ini mungkin berasal dari rasa keberanian dan keyakinan bahwa kita berada di pihak yang benar, yaitu sebagai mujahid (pembela kebenaran) melawan keburukan.
Namun, penting untuk diingat bahwa dalam ajaran Islam, kesederhanaan dan keseimbangan sangatlah dianjurkan.
Bahkan dalam melaksanakan tugas yang mulia, jika disertai dengan rasa berlebihan atau merasa terlalu superior, hal ini justru dapat berbahaya.
Sombong adalah salah satu sifat yang sangat dilarang dan dibenci oleh Allah SWT dalam ajaran Islam.
Kesombongan, atau kibr dalam bahasa Arab, adalah perasaan merasa diri lebih baik, lebih tinggi, atau lebih mulia dari orang lain.
Sifat ini bertentangan dengan sikap tawadhu’ (rendah hati) yang sangat dianjurkan dalam Islam.
“Dan janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong;
karena sesungguhnya engkau sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali engkau tidak akan sampai setinggi gunung.“
(Q.S. Al-Isra (17:37)
“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.“
(Q.S. Luqman (31:18))
“…Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.“
(Q.S. An-Nisa (4:36))
Mengapa Euforia Dikirim Tuhan Bisa Menyesatkan?
Setan memang musuh yang nyata dalam pandangan agama, tetapi hal ini tidak berarti kita harus kehilangan arah atau mengubah tugas suci menjadi sesuatu yang didorong oleh ego atau keisengan.
Ketika perasaan senang ini berubah menjadi sesuatu yang berlebihan, kita bisa jatuh ke dalam jebakan yang sama seperti yang dilakukan oleh setan—yaitu sifat sombong, merasa lebih tinggi, dan menindas.
Setan memiliki hak untuk eksis sebagai bagian dari ciptaan Allah, dan kita harus ingat bahwa tugas kita adalah menjalankan perintah Allah, bukan mengikuti keinginan diri sendiri untuk ‘menghukum’ setan dengan cara yang berlebihan.
Menyerang dan menyiksa setan hanya karena dorongan iseng atau kebencian pribadi bukanlah tujuan dari peran kita sebagai hamba yang diamanahkan Allah.
Sebab Tuhan Menyita Kekuatan dan Menyandera Kebebasan
Ketika tugas melawan setan ini berubah menjadi keisengan atau kesenangan pribadi, maka kemungkinan besar Tuhan akan mengambil tindakan.
Allah dalam kebijaksanaan-Nya mungkin menyita sebagian kekuatan atau kebebasan yang pernah diberikan-Nya.
Ini adalah bentuk pengingat bahwa sebagai hamba, kita harus tetap berpegang pada jalan-Nya, bukan bertindak semaunya sendiri.
Contoh dari konsep ini dapat ditemukan dalam banyak kisah sufi atau ajaran Islam yang menekankan bahwa kekuatan spiritual atau karunia yang Allah berikan dapat ditarik kembali jika seseorang menyalahgunakannya atau lupa akan batasan yang ditetapkan.
Ini adalah pelajaran berharga tentang keikhlasan dan ketundukan mutlak kepada kehendak Allah.
Menghindari Kesalahan di Masa Depan
Untuk menghindari kesalahan ini, penting bagi kita untuk selalu menjaga niat yang murni ketika melaksanakan perintah Tuhan.
Mengapa kita melawan setan?
Bukan karena kebencian yang membara, tetapi karena kita diutus untuk menegakkan kebenaran dan mencegah keburukan.
Jika misi berubah menjadi sekadar alat untuk kesenangan pribadi atau hobi melihat setan menderita, maka hal itu akan menodai misi suci itu sendiri.
Beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga keseimbangan ini:
- Mengingat Keikhlasan Niat:
Selalu pastikan bahwa setiap tindakan yang diambil adalah atas dasar menjalankan perintah Allah, bukan untuk memenuhi keinginan pribadi. - Berdoa untuk Perlindungan dari Kesombongan:
Sering kali, kesombongan adalah pintu masuk bagi setan untuk mempengaruhi kita.
Memohon perlindungan kepada Allah dari kesombongan adalah salah satu cara terbaik untuk tetap rendah hati. - Tunduk pada Hukum dan Batasan Tuhan:
Ingat bahwa setiap kekuatan yang diberikan oleh Allah harus digunakan sesuai dengan aturan-Nya.
Melampaui batas bisa mengakibatkan penarikan karunia dan kekuatan yang dianugerahkan kepada kita.
Kesimpulan: Ketika Dikirim Tuhan untuk Melawan Setan
Melawan setan adalah tugas yang Allah berikan kepada setiap hamba Allah untuk menjaga kebenaran dan mencegah keburukan.
Namun, euforia berlebihan dalam menjalankan tugas ini bisa menyesatkan kita dari jalan yang lurus.
Kesadaran untuk selalu menjaga niat, tidak melampaui batas, dan tetap patuh pada kehendak Tuhan adalah kunci agar kita tetap berada di jalur yang benar.