Tidak Pilih Kasih dalam Menolong Orang Lain (Agama Apapun)
Di dunia yang penuh dengan perbedaan, baik dari sisi agama, budaya, dan pandangan hidup, nilai kemanusiaan seharusnya tetap menjadi landasan utama dalam setiap tindakan.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam, mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada siapa pun tanpa membedakan latar belakang.
Dalam ajaran Islam, tolong-menolong, kasih sayang, dan adil tidak hanya terbatas kepada sesama Muslim, melainkan kepada seluruh manusia, seluruh makhluk Allah, dan seluruh semesta alam (entah ke siapa maksudnya ini).
1. Prinsip Berbuat Baik untuk Semua Manusia
Al-Quran mengajarkan untuk selalu berbuat baik dan berlaku adil kepada siapa saja.
Dalam surat Al-Mumtahanah (60): 8, Allah berfirman:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mencintai mereka yang adil dan berbuat baik kepada siapa saja yang hidup damai dengan kita, tanpa memandang perbedaan agama atau keyakinan.
Jadi, tolong-menolong dalam kebaikan adalah sikap yang harus selalu ada dalam diri setiap Muslim (especially hamba Allah), meskipun kepada mereka yang berbeda keyakinan.
2. Tolong-Menolong dalam Kebaikan dan Takwa
Dalam Al-Quran surat Al-Ma’idah (5): 2, Allah juga berfirman:
“Dan hendaklah kamu tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
Ayat Al-Quran ini mengajarkan bahwa tolong-menolong yang benar adalah untuk hal-hal baik yang membawa kebaikan bersama.
Sikap tolong-menolong ini mencakup semua orang, tanpa memandang agama atau latar belakang mereka.
Dengan berpegang pada prinsip ini, kita diajarkan untuk memperlakukan setiap manusia dengan nilai kemanusiaan yang setara, mengutamakan rasa peduli dan tanggung jawab bersama sebagai makhluk ciptaan Allah yang seharusnya menjaga semua ciptaan-Nya tanpa perlu alasan lain kecuali karena Allah saja.
(Sejujurnya kadang gw bingung mau jawab apa ketika ada orang nanya, “Kenapa kamu baik sama aku?”
Masa gw jawab: “Karena body kamu bagus...” (WTF??)
Gw gak suka body, gw suka wajah, wajah yang enak dipandang, yang tidak membuat saya bosan memandangnya walaupun seharian saya misalnya harus memandang wajah yang sama.
Ketika gw jawab, “Karena kamu cantik...”, jangankan orang lain, Istri gw pun gak percaya (walaupun dia senang dalam hati)
Manusia, eh, orang, selalu bertanya ketika kita baik, alasan kita apa, padahal kita tidak perlu alasan sama sekali untuk berbuat baik.)
Dan kalau kita jawab dengan alasan sebenarnya, “Karena Allah”, sebagian besar orang akan bereaksi seperti ini:
KEP: “Eh, btw, obat ini manjur juga, padahal kita sakit gigi dan migrain selama hampir 2 minggu… dimana obat biasa dan obat dokter gratisan tidak bisa mengatasi sakit luar biasa itu.
(Aduuh, mata gw pedih, ngucek mata pake tangan yang abis megang cabe ijo (belum cuci tangan), segala pake terharu karena beli obat mahal eksklusif yang kantep dan manjur, terima kasih Apoteker yang menyarankan obat ini, Alhamdulillah kita bisa tidur bentar lagi tanpa rasa sakit setelah nulis artikel ini)
3. Menjadi Manusia yang Peduli terhadap Sesama
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan dan memiliki keterkaitan satu sama lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan contoh tentang pentingnya sikap peduli terhadap sesama, seperti dalam hadits ini:
“Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat.
Barang siapa yang membuat mudah (urusan) orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat.“
— HR. Muslim
Hadits ini mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang peduli dan peka terhadap kesulitan orang lain.
Allah menjanjikan pahala bagi mereka yang membantu sesama, terlepas dari siapa mereka.
Menolong orang lain tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga membawa berkah bagi diri kita sendiri.
(KEP: “It’s True“)
4. Menebar Kedamaian bagi Semua Orang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mendorong umatnya untuk menebarkan kedamaian dan kebaikan kepada semua orang.
Beliau bersabda:
“Sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, shalatlah di waktu malam saat orang lain tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat.”
— HR. Ibnu Majah
Salam adalah tanda kedamaian yang diucapkan kepada siapa saja, bahkan mereka yang berbeda keyakinan.
Dengan berbagi makanan, menjaga hubungan baik, dan berbuat baik kepada semua orang, kita menunjukkan Islam sebagai agama yang penuh kedamaian dan rahmat.
5. Menghormati Setiap Jiwa Manusia
Dalam satu peristiwa, ketika jenazah seorang non-Muslim dibawa lewat di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berdiri untuk menghormatinya.
Ketika para sahabat bertanya, beliau menjawab:
“Bukankah dia juga jiwa seorang manusia?“
— HR. Bukhari dan Muslim
Kisah ini mengajarkan pentingnya menghormati setiap manusia tanpa memandang agama atau latar belakang mereka.
Rasulullah menekankan bahwa setiap manusia memiliki kehormatan yang harus dihargai, dan ini merupakan nilai kemanusiaan yang mendasar.
6. Mengapa Tidak Memilih Kasih dalam Menolong?
Islam (Allah actually) mengajarkan bahwa sikap pilih kasih dalam menolong adalah hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama (perintah Allah).
Kita diperintahkan untuk menolong sesama tanpa melihat perbedaan.
Menjadi manusia yang bermanfaat bagi seluruh alam adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.
Dengan menunjukkan rasa peduli kepada siapa saja, kita mencerminkan ajaran Islam yang luhur dan universal (originalnya kayak gini lho Islam, bukan penuh kebencian apalagi memandang rendah manusia lain).
Kesimpulan: Tidak Pilih Kasih dalam Menolong Orang Lain (Agama Apapun)
Tindakan menolong orang lain, tanpa memandang siapa mereka, adalah wujud dari nilai-nilai Islam yang menekankan kedamaian, kepedulian, dan kasih sayang.
Dalam ajaran Islam, setiap manusia (seharusnya) dihargai dan (sebenarnya) diperintahkan untuk saling menolong dalam kebaikan. Islam tidak mengajarkan pilih kasih dalam menolong, tetapi sebaliknya, mengajak kita untuk menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kasih sayang terhadap semua manusia.
Dengan demikian, kita dapat menjadi contoh yang baik bagi sekitar, menebar rahmat dan kedamaian, serta mencerminkan nilai agama Islam yang sesungguhnya.
(Ya karena gw Islam, makanya gw ngomong dari sudut pandang Islam,
sebenarnya ajaran untuk berbuat baik itu ada di dalam ajaran agama manapun, yang benar ya, bukan yang ngawur total)