Krisna, dulunya adalah makhluk Tuhan berwujud manusia yang sangat bebas tanpa ikatan sama sekali, tanpa kekang, dan tanpa kontrol.
Dia bebas melakukan apa yang dia suka tanpa batas sama sekali, ditangkap manusia pun sudah pernah, tapi dalam hitungan jam dia langsung bebas lagi, tanpa penyesalan, dan hanya tertawa.
Semua kebebasan itu hilang hampir tak berbekas ketika dia hampir terperangkap dalam arus kehidupan yang tidak dia inginkan, pernikahan yang salah.
Kehidupan Bebas yang Hilang
Krisna hidup dengan kebebasan yang luar biasa, melakukan apa saja yang dia mau tanpa memikirkan konsekuensinya.
Dia menjalani hidup dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang, menikmati kebebasan tanpa batas dan tanpa pertanggungjawaban.
Namun, titik balik terjadi ketika dia merasa hampir terperangkap dalam kehidupan yang tidak dia inginkan, yang memaksanya untuk merenungkan hidupnya dan mencari bantuan dari Pemilik Alam, yaitu Tuhan.
Dia menyembah Tuhannya, mengemis, dan menundukkan dirinya sedalam-dalamnya memohon kepada Tuhan untuk mengganti takdirnya, dengan harga yang tidak bisa dia tawar, kepatuhan.
Kepatuhan kepada Tuhan
Dengan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa, semua kebebasan tanpa batasnya hilang. Dia tidak bisa berbuat kejahatan lagi, tidak bisa menghancurkan harkat dan martabat orang lain, dan semua koneksinya ke dunia gelap seperti terputus tanpa bekas.
Transformasi Kehidupan Krisna
Setelah berkomitmen untuk patuh kepada Tuhan, kehidupan Krisna berubah drastis. Dia tidak lagi terlibat dalam tindakan penuh dosa dan/atau kejahatan, karena semua ikatannya ke dunia gelap terputus.
Dia sekarang hidup dalam dunia yang terang, dunia baik-baik, dunia Teletubbies kalau katanya setiap kali dia diminta mendeskripsikan kehidupannya yang sekarang.
Sekarang, dia hidup dengan banyak aturan dan larangan, serta ikatan yang dibuat sedemikian rupa agar dia bisa belajar sabar, untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi, yang tidak suka membuat kerusakan.
Dia menyadari bahwa perubahan ini terjadi bukan karena dia pintar, bukan karena dia licin, dan bukan pula karena koneksinya dengan dunia gelap di masa lalu, tetapi karena Tuhan.
Tuhan mendengar doa dan permintaannya, dan Dia, Maha Mengabulkan.
Sekilas tentang Allah Al-Mujib (Tuhan yang Maha Mengabulkan)
Al-Mujib adalah salah satu dari Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah SWT yang indah dan baik, yang mencerminkan sifat-sifat-Nya yang mulia.
Al-Mujib berasal dari kata “ajaba” yang berarti menjawab atau mengabulkan.
Allah SWT dengan nama Al-Mujib artinya adalah Dia (Tuhan) yang Maha Mengabulkan doa, permohonan, dan harapan hamba-hamba-Nya.
Penjelasan Tentang Al-Mujib
- Makna Al-Mujib:
Al-Mujib berarti “Yang Maha Mengabulkan” atau “Yang Maha Menjawab”.
Ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang mampu mendengar dan menjawab doa-doa dan permohonan makhluk-Nya.
Ketika seseorang berdoa dengan tulus dan penuh keikhlasan, Allah mendengar dan menjawab sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan-Nya. - Dasar dari Al-Qur’an:
Al-Mujib disebut dalam Al-Qur’an dalam beberapa ayat yang menggarisbawahi betapa dekatnya Allah SWT dengan hamba-hamba-Nya dan bagaimana Dia mengabulkan doa mereka.- Surah Hud (11:61):
“Dan Tuhanmu berfirman:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” - Surah Al-Baqarah (2:186):
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.
Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.“
KEP: “Siap Boss”
- Surah Hud (11:61):
- Hadits tentang Doa:
- Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pemalu lagi Maha Mulia.
Dia malu jika seorang hamba mengangkat kedua tangannya untuk berdoa kepada-Nya lalu mengembalikan keduanya dalam keadaan hampa.”
(HR. Tirmidzi) - Dalam hadits lain, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidak ada seorang Muslim yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa atau memutuskan silaturahmi, melainkan Allah akan memberikan padanya salah satu dari tiga hal:
(1) Allah akan segera mengabulkan doanya,
(2) Allah akan menyimpan (pahala) untuknya di akhirat, atau
(3) Allah akan menghindarkan darinya keburukan yang semisal.”
(HR. Ahmad)
- Nabi Muhammad SAW bersabda,
Bagaimana Merayu Al-Mujib untuk Mengabulkan Doa Kita?
- Berdoa dengan Keyakinan:
Mengetahui bahwa Allah adalah Al-Mujib mengajarkan kita untuk selalu berdoa dengan keyakinan dan harapan bahwa doa kita akan didengar dan dijawab oleh Allah. - Sabar dan Ikhlas:
Menyadari bahwa Allah menjawab doa-doa kita dengan cara yang terbaik dan pada waktu yang tepat mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas dalam menerima jawaban dari-Nya. - Meningkatkan Keimanan:
Kesadaran bahwa Allah SWT selalu mendengar dan mengabulkan doa kita meningkatkan keimanan dan ketergantungan kita kepada-Nya.
Al-Mujib adalah salah satu nama Allah yang menunjukkan bahwa Dia Maha Mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya.
Dengan memahami dan menghayati arti makna dari nama Allah yang satu ini, yaitu Al-Mujib, kita didorong untuk selalu berdoa dengan penuh keyakinan, sabar, dan ikhlas, serta meningkatkan keimanan mereka kepada Allah SWT yang selalu mendengar dan mengabulkan doa-doa mereka sesuai dengan kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya.
KEP: “Aamiin” (Dalem hati: ‘awas ya kalau nggak‘)
Menghadapi Pertanyaan dan Godaan
Banyak orang lama dalam hidupnya mempertanyakan perubahan yang terjadi pada Krisna. Mereka ragu apakah Krisna benar-benar berubah.
Namun, perubahan itu nyata. Dia sekarang bisa bangun pagi, tidak gampang marah, tidak hobi mencari masalah, dan lebih banyak diam ketimbang makan nasi.
Meskipun beberapa orang tetap meragukan, beberapa orang dari dunia lama, bahkan saling kasak kusuk di antara mereka, mempertanyakan kenapa dia bisa patuh, kenapa dia bisa terikat dan dikekang dengan sempurna.
Ini seperti Krisna yang di recall oleh pabrik dan dikeluarkan kembali dalam bentuk yang telah diperbaiki dan disempurnakan. (Tersangka: “Kok kayak mobil produk gagal yang ditarik kembali? Kurang ajar lu, yang nulis“)
Mengapa Tidak Kembali ke Dunia Gelap?
Ketika orang bertanya mengapa Krisna tidak mau kembali ke dunia gelap, jawabannya hanya satu, yaitu Allah.
Krisna telah melihat bahwa Allah itu berkuasa penuh, mutlak, dan absolut.
Merasakan kebesaran Allah dan kekuatan Allah membuat krisna merasakan bahwa dirinya diawasi setiap saat, 24/7.
Allah menjaganya, mengamankannya dari gangguan, baik ketika dia tidur maupun terjaga.
Dia telah melihat berbagai kebaikan dalam diri manusia, sehingga dia percaya bahwa sebagaimana banyak setan yang berbentuk manusia berkeliaran di bumi, hamba Allah jauh lebih banyak dan pasti menang, karena ya beking (backing)nya kan Tuhan,
Mau tau gambaran jumlah Malaikat Allah? Boleh
“Neraka (Jahannam) pada hari kiamat akan didatangkan, ia memiliki 70.000 tali.
Pada setiap talinya terdapat 70.000 malaikat yang menariknya”
(HR. Muslim no: 2842).
Hanya untuk menarik tali neraka saja, ada 70.000 x 70,000 = 4.900.000.000 (empat miliar sembilan ratus juta Malaikat bertugas di posnya masing-masing.
Anda kira kejahatan akan menang melawan Allah?
Oh, Allah kejauhan, di dunia ini masih banyak pembantu Allah yang siap melaksanakan apa saja hanya dengan “kata ‘ok'” dari Allah.
Hahahahaha.
Penjelasan dikit:
Pada dasarnya (hampir) semua hamba Allah itu brutal, tapi mereka takut sama Allah, full takut, bukan main-main atau pura-pura saja takutnya.
Penutup
Karena itu, walau langit runtuh, Krisna tidak akan pernah kembali ke dunia gelap, insya Allah. Krisna telah menemukan kedamaian dan petunjuk dalam dengan Tuhan.
Transformasi ini menunjukkan bahwa perubahan sejati datang dari ketulusan hati dan keyakinan yang mendalam kepada Allah, untuk tetap teguh pada jalan kebenaran dan terus mengabdi kepada Tuhan.
Lalu, ketika orang bertanya “apakah Tuhan itu ada?”,
dia biasanya akan tertawa, minimal tersenyum, karena dia hidup, berjalan di dunia terang sekarang, dan mempunyai banyak ikatan (seperti rantai), ya karena Tuhan.