Jangan Intervensi Ketika Melihat Manusia “Diingatkan” Allah, Kecuali Diminta
Jangan intervensi ketika anda melihat Allah “menegur” (mengingatkan) hamba-Nya.
Proses ini sering kali tidak bisa dipahami sepenuhnya oleh manusia (kita juga manusia, last time I checked).
Tugas kita bukanlah untuk ikut campur, tetapi untuk mengamati, belajar, dan hanya bertindak jika benar-benar diminta atau diizinkan oleh orang yang sedang mengalami ujian tersebut.
Saya paham jika sifat asli kita adalah baik, tapi, belajar dari pengalaman, menolong orang yang sedang mengalami ujian itu tidak mudah, merepotkan, bahkan tidak jarang mengorbankan keamanan dan kenyamanan diri kita sendiri, jadi, ketika tidak dimintai tolong secara langsung, sebaiknya jangan jadi “Pahlawan Kesiangan” (lagi, LoL).
Kenapa Kita Tidak Boleh Intervensi?
- Proses Pembelajaran dari Allah
Ketika seseorang sedang “diingatkan” oleh Allah, itu adalah bagian dari pelajaran hidup yang khusus diberikan kepadanya.
Intervensi kita justru bisa mengganggu proses ini.
“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan di sisi Kamilah perbendaharaannya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”
(QS. Al-Hijr: 21) - Allah yang Mahatahu
Hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik untuk setiap hamba-Nya.
Tindakan kita yang sembrono bisa saja memperburuk keadaan atau mengaburkan hikmah dari ujian tersebut.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216) - Menghormati Privasi Spiritual
Setiap manusia memiliki hubungan unik dengan Allah.
Masalah yang mereka hadapi bisa jadi merupakan panggilan Allah untuk lebih dekat kepada-Nya, yang tidak seharusnya kita intervensi tanpa hak.
Kapan Kita Boleh Membantu?
- Ketika Diminta
Jika seseorang memintamu untuk membantu atau menemaninya menghadapi ujian, barulah kamu bisa menawarkan bantuan, doa, atau nasihat yang baik. - Ketika Kondisinya Darurat
Dalam kondisi tertentu, seperti bahaya yang mengancam nyawa atau situasi yang membutuhkan tindakan segera, kita boleh membantu, tetap dengan niat baik dan menghormati perintah Allah. - Ketika Tidak Ada yang Lain
Jika orang tersebut benar-benar sendiri dan membutuhkan dukungan moral atau fisik, kita bisa bertindak sebagai “perpanjangan tangan” (sarana kebaikan) Allah untuknya.
KEP: “Remember, no one will believe you (except for a few), and these kinds of things could hurt you, insult you, and eventually hit you hard.”
Apa yang Harus Kita Lakukan Saat Melihat Orang Lain Diingatkan Allah?
- Berdoa untuk Kebaikannya
Doa adalah kebaikan yang dianggap manusia sebagai hal terbaik dan teraman yang bisa mereka lakukan..
Berdoalah agar mereka dikuatkan dalam menghadapi ujian dan mendapatkan hikmah dari proses tersebut. - Jangan Menghakimi
Jangan berpikir bahwa seseorang yang sedang diuji adalah orang yang buruk.
Ujian tidak selalu berarti hukuman; bisa jadi itu adalah bentuk kasih sayang Allah. - Jangan Ikut Campur Tanpa Diminta
Jangan mencoba “menyelamatkan” seseorang yang sedang diuji kecuali kamu benar-benar yakin itu dibutuhkan.
Ingat, intervensi yang tidak tepat bisa mengaburkan hikmah yang seharusnya mereka pelajari.
Hikmah dari Tidak Mengintervensi
- Melatih Kesabaran
Dengan tidak ikut campur, kita belajar untuk bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah. - Memperkuat Tawakal
Kita belajar untuk percaya bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya. - Menghormati Takdir Orang Lain
Tidak semua hal perlu campur tangan kita.
Ada momen di mana kita hanya perlu mengamati dan mengambil pelajaran. - Aman
Tidak ikut kena getahnya, makan nangkanya kagak (gw gak suka nangka), kena getahnya iya.
Kotor kan jadinya “baju: kita, hmph! - Tidak Rugi
Minimal, jika kita “bergerak” itu akan membutuhkan waktu, tenaga, kekuatan mental (mental strength), senyum (kok senyum dihitung?), dan/atau dana operasional.
Kesimpulan: Jangan Intervensi kecuali Diminta
Ketika melihat manusia “diingatkan” oleh Allah, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari rencana besar-Nya.
Jangan tergesa-gesa untuk membantu kecuali benar-benar diminta.
Hormati prosesnya, doakan yang terbaik, dan biarkan mereka menghadapi hal itu dengan cara dan pilihannya sendiri.
Tugas kita bukanlah memperbaiki semua hal, tetapi menjadi saksi yang penuh hikmah atas apapun yang kita ketahui, kita lihat, dan/atau kita rasakan.
Kita aslinya hanya pengamat (bystander) jika tidak ada penugasan dari Allah untuk special ops.
Dan jika kita mengorbankan diri untuk orang lain, yang ada kita bisa terluka, sakit, dan/atau melarat.
So, be careful.
Tanpa perintah, green light, dari Allah, sebaiknya kita tidak melakukan apa-apa.
Oh, jika menurut anda saya dingin, tidak pedulian, dan/atau cuek,
anda harus melihat ini:
FAQ:
Apa saya tidak bisa terluka? Bisa
Apa saya bisa merasakan sakit? Bisa
Apakah saya sedih dimarahi orang? Iya
Apakah saya bisa mengeluarkan air mata?
Hamba Allah adalah seseorang yang berhati lembut karena Allah, dan orang yang berhati lembut lebih sering mengeluarkan air mata dibandingkan mereka yang berhati keras (yang nagis kalau lagi drama saja).
Apakah seseorang bisa menghina saya? Sering
Apakah saya sering mengalami kesulitan?
Bangun pagi adalah salah satu hal yang sulit bagi saya (hahahahaha).
Dan hampir setiap hari saya harus bangun pagi.
Apakah saya tidak punya hati?
Setiap manusia, biasanya punya hati, dan saya juga manusia.