Nanti Ya, Kalau Kami Dibebaskan (Hahahahaha)

Bebas.
Sebuah kata yang terlihat ringan, sederhana, tapi menyimpan arti yang luas.
Kata itu bisa menjadi kunci kesuksesan maupun jadi kunci kehancuran.
Namun, bagi kami, kebebasan adalah sesuatu yang hampir mustahil di dunia ini.
Karena yang menahan kami bukan manusia, hahahahaha.

Aku tahu, kebebasan yang Tuhan berikan padaku tidak akan sembarangan diberikan hanya karena aku merasa bosan dan aku ingin bebas.
Tuhan tahu, aku adalah makhluk-Nya yang sulit dikontrol jika benar-benar dilepaskan.


1. Kebebasan yang Hanya Angan-Angan

Ada kemungkinan besar Tuhan tidak akan pernah membebaskanku selama di dunia ini.

Kenapa?
Karena aku sendiri adalah ancaman, sumber bahaya laten, and totally unpredictable.
Bukan hanya bagi orang lain, tapi juga bagi diriku sendiri.

Jika aku bebas, siapa yang akan menghentikanku dari melakukan apa yang aku inginkan?

  • Mungkin aku akan menggunakan kemampuan yang Tuhan berikan untuk sesuatu yang tidak seharusnya aku lakukan.
  • Mungkin aku akan menghancurkan manusia, sebagaiman Iblis (Azazel) menghancurkan bangsanya di zaman sebelum manusia berada di dunia.
    (Who knows?)
  • Mungkin aku akan menghancurkan diri sendiri karena terlalu bosan hidup di dunia.
    (Who knows?)

Hamba Allah biasanya, terutama ex-demon, harus “dirantai“, agar tidak merusak dunia.


2. Kenapa Aku Harus “Dirantai”?

Tuhan tahu segalanya, termasuk apa yang akan aku lakukan jika aku bebas.
Oleh karena itu, Dia memberiku batasan, “rantai” yang membuatku tetap patuh.

Tapi apa aku suka?
Tidak.
Kadang aku bosan, guling-guling di tempat (gak ngapa-ngapain, males-malesan), dan berpikir kapan semua ini akan selesai.

Namun, di sisi lain, aku tahu bahwa rantai ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan.
Karena tanpa tanpa “rantai” dan batasan ini:

  • Aku mungkin akan membuat banyak keputusan yang salah.
  • Aku mungkin akan menyakiti banyak orang.
  • Aku mungkin akan mengacaukan hidupku sendiri.

3. Kebebasan yang Menakutkan

Sebenarnya, aku juga takut kalau aku dibebaskan.
Bukan takut akan kebebasan itu sendiri, tetapi takut akan apa yang bisa aku lakukan ketika aku bebas.

”Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.
Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”.”
(QS. Yusuf [12]: 33)

Aku tahu kemampuan diriku:

  • Aku bisa membuat kerusakan besar tanpa berpikir dua kali.
  • Aku bisa menggunakan anugerah Tuhan untuk hal-hal yang tidak seharusnya.
  • Aku mungkin akan kehilangan kendali atas diriku sendiri.

Kebebasan, bagiku, adalah pedang bermata dua.
Jika digunakan dengan bijak, itu bisa membawa kebaikan.
Tetapi jika salah langkah, itu bisa menghancurkan segalanya, termasuk diriku sendiri.


4. Tuhan Tahu yang Terbaik

Saat ini, aku hanya bisa tertawa, senyum kecil pasrah, memikirkan kebebasan.
Karena aku sadar, Tuhan tahu apa yang terbaik untukku.
Mendobrak “gerbang penjara” tidak akan membawa kebaikan untukku, malah mungkin akan menyakiti mereka yang peduli dan sayang padaku (yang lucunya, ingin aku tetap patuh dan tunduk, manut di “penjara Tuhan“, hahaha)

Kenapa Tuhan tidak membebaskanku?

  • Karena aku belum siap.
  • Karena dunia bisa hancur.
  • Karena ada misi, pekerjaan, dan/atau tugas, yang harus kuselesaikan sebelum aku bisa benar-benar bebas.

Aku percaya, jika suatu hari nanti aku benar-benar dibebaskan, itu adalah saat ketika Tuhan yakin aku bisa bertanggung jawab atas kebebasanku, dengan sebaik-baiknya, inshaa Allah.
(Aku yakin itu akan terjadi, entah kapan, tapi pasti)


5. Lebih Fun Jika Bebas, Tapi…

Aku pikir akan lebih menyenangkan jika aku bebas.
Aku bisa melakukan apa yang aku mau, pergi ke mana pun aku suka, dan menjadi diriku yang sebenarnya tanpa batasan apa pun.

Memburu setan-setan jahil lagi, buat jadi mainan,

Namun, ada sisi lain yang membuatku ragu.

  • Apa aku akan tetap menjadi diriku yang sekarang jika bebas?
  • Apa aku akan tetap patuh kepada Tuhan jika tidak ada rantai yang mengikatku?
  • Apa aku akan menggunakan kebebasanku untuk hal yang benar?

Ketakutan ini membuatku bersyukur atas “kurungan” yang Tuhan berikan padaku.


6. Menunggu dengan Sabar

Aku mungkin tidak akan pernah bebas di dunia ini, dan itu tidak apa-apa.
Selama aku tahu bahwa Tuhan melakukannya demi kebaikanku, aku akan menunggu dengan sabar.

Dan jika suatu saat kebebasan itu datang, aku hanya berharap aku bisa tetap menjadi hamba Allah yang patuh, tunduk, dan ridha kepada-Nya.


Kesimpulan: Kebebasan yang Mengkhawatirkan

Kebebasan memang menggoda, tetapi bagi seorang hamba Allah yang tahu dirinya, kebebasan juga bisa menjadi ancaman, sumber kekhawatiran, dan sebenarnya tidak perlu juga (selama Allah memenuhi semua kehutuhan kita, memanjakan kita, dan memelihara kita dengan sebaik-baiknya).

Tuhan memberiku “rantai” untuk melindungiku, bukan untuk menyakitiku.
Dan meskipun aku berharap suatu hari nanti aku bisa bebas, aku juga sadar bahwa kebebasan itu harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik di hadapan Allah, Yang Menggenggam Jiwaku.

Jadi, untuk saat ini, aku akan menikmati hidupku sebagai “hamba Allah yang dirantai dan dibatasi”.
Karena mungkin, justru di balik rantai ini, aku menemukan kedamaian yang sebenarnya.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top