Hari ini, saya mendapat kabar bahwa salah satu teman baik saya (dulu) meninggal dunia, walaupun dia masih bercanda beberapa hari yang lalu. Kaget? Shock? Jelas Iya. Tapi ini mengingatkan kita bahwa kita tidak punya kuasa sama sekali terhadap kisah penutup buku yang berjudul “berakhirnya waktu”, kapan nafasku akan menjadi yang terakhir berhembus di bumi, apakah saat itu saya masih berada di jalan yang benar, mengabdi kepada Allah?
Ketika Saya Sadar bahwa Nafasku yang Terakhir akan Datang
Allah mengkaruniai saya kemampuan berpikir yang, hmm, bisa dibilang: ‘luar biasa’, jadi saya mempunyai kemampuan analisis yang tajam, mendalam, komprehensif, dan cermat.
Jadi suatu ketika, pada hari minggu, saat saya tidak turut ayah ke kota, saya memikirkan sesuatu yang membuat saya terkena panic attack, dan itu adalah satu-satunya moment sepanjang hidup saya, bahwa saya mengalami sesuatu yang tidak ada jalan keluarnya, ya, saya menemukan fakta bahwa suatu saat saya akan mati, dan tidak ada cara apapun untuk menghindari kematian.
Quran Surah Ali Imran ayat 185
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”
(Q.S. Ali Imran 3:185)
Ketika tahu frasa “kesenangan yang menipu”, seketika itu juga saya sadar bahwa sesenang apapun saya di dunia ini, saya pasti ujungnya akan mati juga.
Jadi, jika saya melakukan lebih banyak keburukan daripada kebajikan, maka saya bisa saja tidak akan berada di sisi Allah setelah nafasku yang terakhir dihembuskan di dunia, yang merupakan suatu kerugian besar buat saya. (Naudzubillah).
Namun frasa itu juga membuka mata dan pengetahuan saya mengenai tipu daya yang ada di dunia ini, yang digunakan setan untuk orang lain, yang diarahkan ke saya, maupun yang digunakan setan level beginner (pemula) untuk mencelakakan saya. hahahahaha, Naudzubillah.
Note: Kalau gak dilarang Allah, I will hunt you, I will find you, and I will… (LoL)
Quran Surah Al-Ankabut 29 ayat 57:
“Tiap-tiap jiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”
(Q.S. Al-Ankabut 29: 57)
Tuh kan, pasti mati, sudah dijamin, gak mungkin kita immortal, mungkin immoral sih iya (Astaghfirullah al-Adzim), karena itu sudah jadi template standar untuk hamba Allah yang mempunyai pilihan bebas (free will).
Tapi jika ujung-ujungnya kita dikembalikan kepada Allah, atas dasar apa kita “wreak havoc here on earth“?
Kita tidak mungkin membuat kekacauan tanpa alasan yang sah, dan sejauh ini, kita tidak punya alasan yang dapat dibenarkan,
Jadi ya, sebaiknya mengabdi sama Allah saja, walaupun kadang menyebalkan juga jika ada orang yang berusaha merusak ketenangan jiwa kita.
Selama sisa waktu kita di bumi, kita bisa saja mendapatkan pahala, mengumpulkan amal untuk memperberat timbangan amal kita di akhirat, dan/atau hanya sekedar ikhlas saja membantu Allah, serta bersenang-senang di kala senggang (lol).
Kami ingin tenang, tapi itu tidak mungkin, karena di bumi dunia inilah kita diuji oleh Allah.
Ujian Allah
kehidupan di dunia ini bisa saja dipenuhi dengan ujian dan cobaan dari Allah SWT, yang bertujuan untuk menguji keimanan dan ketabahan kita.
Al-Qur’an secara eksplisit menyatakan bahwa manusia akan diuji melalui berbagai cara, termasuk dengan rasa takut, kelaparan, kehilangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan., sebagaimana ditegaskan dalam ayat Al-Quran di bawah ini:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali).
Mereka itulah yang mendapatkan doa dan rahmat dari Tuhan mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. Al-Baqarah 2:155-157)
Namun, melalui ujian-ujian ini, Allah SWT juga memberikan kesempatan kepada manusia untuk berkembang, belajar kesabaran, dan menunjukkan keimanan mereka.
Karena itu, penting bagi kita untuk selalu berjalan di jalan yang diridhai Allah, menyebarkan kebaikan, berbuat baik, mudah tersenyum, suka menolong (Qarin: “males gw”), dan tidak melakukan kejahatan kalau tidak perlu (LoL).
Minta kepada Allah
Ya Allah, Engkau adalah Pembimbingku, Penuntunku, dan Pemilik hatiku. Apa yang akan kulakukan ketika Engkau tidak menginginkanku berada di sisi-Mu?
Sejak pertama kali aku merasakan kehadiran-Mu, hatiku telah takluk kepada-Mu. Kemegahan dan keagungan-Mu telah meluluhkan kesombongan dan keangkuhanku.
Aku tidak peduli apakah aku akan berakhir di surga atau neraka. Satu yang kuinginkan, berada di sisi-Mu, matikanlah aku dalam keadaan yang benar, patuh, dan tunduk kepada-Mu, melaksanakan apa yang Engkau perintahkan.
Hidupku ini milik-Mu. Setiap nafasku adalah karunia-Mu.
Gunakanlah aku untuk mengabdi kepada-Mu.
Biarkanlah aku menghabiskan sisa hidupku untuk melakukan kebaikan, menebus dosaku, dan menyebarkan kebaikan-Mu, Ya Allah.
Ya Allah, berikanlah aku kekuatan untuk selalu berada di jalan-Mu.
Lindungilah aku dari segala godaan dan maksiat.
Bimbinglah aku agar selalu berpegang teguh pada ajaran-Mu.
Ya Allah, jadikanlah aku hamba-Mu yang terbaik.
Hamba yang selalu bersyukur atas nikmat-Mu.
Hamba yang bisa bersabar dalam menghadapi cobaan.
Hamba yang dapat ikhlas dalam menerima setiap ketentuan-Mu.
Ya Allah, saat nafas terakhirku tiba, ijinkanlah aku berada di sisi-Mu.
Matikanlah aku dalam keadaan yang husnul khotimah.
Aamiin ya Rabbal alamin.