Si Bodoh, I Prefer Her Happiness Over Mine, Malah Curiga Sama Aku?
Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana Anda melakukan segalanya demi kebahagiaan seseorang, namun tetap dicurigai?
Jika iya, Anda pasti tahu betapa menyakitkannya hal tersebut.
Orang-orang sering kali salah paham dengan niat baik kita.
Itu normal dan kita tidak merasa aneh dengan hal-hal seperti itu.
Tapi ketika orang (si bodoh) yang berdoa kepada Tuhan agar kita berada di sini, untuk kesenangan pribadinya, malah curiga dan/atau mempertanyakan hal itu,
kenapa mereka tidak men-delete kita dan menggantikan kita dengan orang lain.
Tidak peduli seberapa tulus hati dan usaha kita untuk membuat mereka senang dan bahagia, selalu ada momen di mana niat itu diragukan.
Artikel ini akan mengupas bagaimana rasanya menjadi hamba Allah yang menjalankan amanah serta tugas-Nya dengan sepenuh hati tetapi tetap menghadapi tuduhan yang tidak berdasar.
1. Tugas dari Tuhan yang Harus Dijalani dengan Suka Cita
Sebagai hamba Allah, menjalankan tugas bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan.
Ketika Allah memberikan tugas kepada seorang hamba Allah, tugas itu harus dijalankan, tidak peduli apakah itu menyenangkan atau melelahkan.
Namun, ada kebijaksanaan dalam cara menjalani tugas tersebut.
Kita punya dua pilihan: menjalankannya dengan bersungut-sungut (mengeluh, malas-malasan, dan/atau tidak bersemangat) atau menikmatinya dengan sepenuh hati (tunduk dan nurut pada ketentuan Allah).
And I choose the latter.
Kenapa memilih bersungut-sungut?
Hidup sudah cukup berat tanpa harus menambah beban dengan keluhan.
Jadi, mengapa tidak menikmatinya saja?
Ketika kita menikmati tugas yang diberikan Tuhan, bukan berarti kita melupakan beratnya tanggung jawab dan betapa membosankannya tugas ini.
Itu hanyalah cara kita menghormati amanah Tuhan dan menunjukkan rasa syukur atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.
(Jika saya diperbolehkan dan diperkenankan meminta sesuatu padamu, si bodoh, please:
“Delete me, free me from this binding resolution, dan kamu tidak perlu curiga atau mempertanyakan ketulusanku lagi, deal?”)
Namun, ternyata, ada orang yang salah paham. Mereka mengira ketika kita tampak menikmati tugas, itu berarti kita punya agenda tersembunyi.
Padahal, kenikmatan itu murni datang dari upaya kita untuk menjalani hidup dengan lebih ringan dan ikhlas.
(Agenda tersembunyi apa?
Malam minggu saya nonton bola, main game, nonton anime, tidak clubbing, tidak keluyuran, tidak minum alkohol, tidak bicara dengan wanita lain, dan tidak pula melakukan tindakan kriminal.)
2. Mengutamakan Kebahagiaan Si Bodoh di Atas Kebahagiaan Diri Sendiri
Sebagai manusia, mencintai seseorang berarti kita sering kali menempatkan kebahagiaan mereka di atas kebahagiaan kita.
Hal ini menjadi lebih intens ketika seseorang adalah hamba Allah yang menjalankan tugas khusus. Dalam beberapa kasus, tugas itu melibatkan memberikan kenyamanan dan kebahagiaan kepada orang lain.
Bahkan jika itu berarti kita harus mengorbankan kenyamanan dan kebahagiaan kita sendiri.
(Hiks)
Namun, tidak semua orang memahami konsep pengorbanan seperti ini.
Ketika seseorang curiga bahwa niat kita tidak murni, itu seperti tamparan keras bagi hati yang telah tulus mencintai karena Allah.
Kenapa?
Karena tuduhan seperti itu tidak hanya menyakiti perasaan kita tetapi juga menunjukkan ketidakpercayaan mereka terhadap integritas kita.
Sebagai hamba Allah, kita belajar bahwa cinta sejati adalah cinta tanpa syarat.
Namun, cinta semacam itu tidak mudah ditemukan atau dipercaya.
Bahkan, cinta yang tulus sekalipun dari seorang hamba Allah, akan sangat dicurigai dan dipertanyakan, walaupun dia tidak meminta bayaran apapun dari manusia yang dia cintai,
tidak kesetiaannya,
tidak pula tubuhnya,
apalagi jiwanya,
sebagaimana ketika dia masih “bebas”.
3. Kecurigaan Si Bodoh yang Tidak Masuk Akal
Mengapa seseorang yang telah menerima begitu banyak perhatian dan kasih sayang masih bisa curiga?
Jawabannya sering kali terletak pada rasa tidak aman yang mereka miliki.
Ketakutan akan dikhianati atau ditinggalkan membuat mereka sulit mempercayai niat baik dan ketulusan kita.
Kadang kita pikir:
1. Apakah kita khianati saja ya sekalian? Daripada dicurigai terus (hahaha).
2. Kenapa kita tidak diganti saja ya, dengan orang yang tampak baik-baik, ya setidaknya yang lebih terlihat baik dan sesuai keinginan mereka saja.
Apakah itu adil? Tidak.
Ketika seseorang mencurigai niat baik kita tanpa bukti, itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan.
Itu menunjukkan bahwa mereka lebih percaya pada prasangka mereka daripada kejujuran kita. Padahal, Allah adalah saksi dari setiap tindakan kita, dan Dia tahu niat kita lebih baik daripada siapa pun.
(Itu cukup sih, tapi aku bosan dicurigai terus)
4. Bagaimana Seharusnya Kita Merespons?
Sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk bersabar.
Namun, kesabaran tidak berarti kita harus menerima semua tuduhan tanpa melawan.
Ada cara-cara untuk merespons tanpa kehilangan kehormatan kita:
- Jelaskan Niat Anda dengan Jelas
Jika seseorang mencurigai Anda, cobalah untuk berbicara dengannya dengan tenang.
Jelaskan apa yang menjadi motivasi Anda dan pastikan bahwa mereka memahami bahwa niat Anda murni. - Tetap Lakukan yang Terbaik
Jangan biarkan kecurigaan mereka menghalangi Anda dari menjalankan tugas Anda.
Ingat, Anda bertanggung jawab kepada Allah, bukan kepada manusia. - Berdoa untuk Kebaikan Mereka
Ketika Anda merasa disalahpahami, jangan ragu untuk berdoa agar Allah menggantikan anda dengan yang lain, yang mereka inginkan agar anda terbebas dari manusia bodoh seperti itu.
Doa adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan kata-kata.
5. Menikmati Tugas Tidak Sama dengan Tidak Serius
Poin lain yang sering disalahpahami adalah ketika seorang hamba Allah terlihat terlalu menikmati tugasnya, itu berarti dia tidak serius dengan komitmen yang dia “iyakan” (setujui).
Padahal, menikmati tugas adalah tanda seorang hamba Allah memahami pentingnya tugas itu. Sebagai hamba Allah, kita tahu bahwa tugas yang diberikan Tuhan adalah sesuatu yang serius. Namun, kita juga tahu bahwa cara kita menjalankannya mencerminkan sikap kita terhadap Tuhan.
Ketika kita menjalankan tugas dengan senyuman dan rasa syukur, itu adalah bentuk penghormatan kita kepada Allah.
Jadi, jika ada yang berpikir bahwa kita tidak serius hanya karena kita terlihat menikmatinya, itu adalah salah mereka, bukan kita.
6. Apa yang Sebenarnya Kita Harapkan dari Si Bodoh?
Sebagai hamba Allah, kita tidak mencari pujian atau penghargaan dari manusia.
Apa yang kita harapkan hanyalah keridhaan Allah.
Namun, bukan berarti kita kebal terhadap rasa sakit.
Ketika seseorang yang kita sayangi, si bodoh, meragukan niat kita, itu tetap menyakitkan.
Tetapi, kita harus ingat bahwa penghargaan terbesar kita tidak berasal dari manusia, melainkan dari Tuhan.
Kesimpulan: Tetaplah Tulus Melayani Ego Si Bodoh, Apa Pun yang Terjadi
Hidup sebagai hamba Allah bukanlah jalan yang mudah.
Ada banyak rintangan, termasuk kecurigaan dan kesalahpahaman.
Namun, jangan biarkan itu menghalangi Anda dari menjalankan tugas Anda.
Tetaplah tulus dan percayalah bahwa Allah lebih tahu apa yang anda rasakan saat anda menuruti kehendak si bodoh, tapi malah dicurigai.
Jika Anda pernah merasa disalahpahami, ingatlah bahwa itu adalah bagian dari ujian Anda sebagai hamba Allah.
Nikmati tugas Anda, jalankan dengan sepenuh hati, dan biarkan Allah yang menilai.
Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati adalah ketika kita tahu bahwa kita telah melakukan yang terbaik untuk Tuhan dan perintah yang diamanatkan pada kita.
Pesan Layanan Hamba Allah untuk Si Bodoh:
- Minta sama Tuhan untuk menggantikan kami, please, aku mau bebas;
- Minta sama Tuhan agar ada yang menggantikan posisi kami, secepatnya, karena aku sudah bosan;
- Jangan ngadu sama Tuhan kalau kami yang minta dibebastugaskan dari posisi klami, tapi lebih karena anda tidak yakin sama kami dan curiga sama kami;
- Jangan pernah melihat kami lagi setelah kami digantikan apalagi meminta kami kembali (That would be disastrous because we would get angry and send someone to destroy you.)
- Di dunia ini banyak orang lain, tidak harus kami kan?
Replace us!
P.S.
Do it as soon as possible, we want to be free ASAP.