Walaupun Totally Ridiculous, Niat Baik itu Sudah Dicatat
Niat adalah akar dari semua tindakan manusia.
Setiap langkah yang diambil, setiap kata yang diucapkan, dan setiap pikiran yang melintas di kepala kita, semuanya bermula dari niat.
Dalam ajaran Islam, niat baik memiliki tempat istimewa, bahkan lebih dari sekadar landasan tindakan.
Allah mencatat niat baik seorang hamba, bahkan ketika niat itu belum diwujudkan atau tidak jadi terlaksana.
Niat Baik Itu Sudah Dicatat, Kok Bisa?
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan dan keburukan.
Barangsiapa yang berniat untuk melakukan kebaikan namun tidak melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan.
Dan jika ia melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat kebaikan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini jelas menunjukkan betapa murah hati dan penyayangnya Allah kepada hamba-Nya.
Bahkan niat baik yang belum sempat terlaksana sudah mendapat pahala.
Itu artinya, kebaikan tidak hanya diukur dari hasil akhir, tetapi juga dari proses awal, yaitu niat.
Niat Baik yang “Ridiculous“?
Kita semua pernah mengalami momen di mana niat baik kita justru terlihat aneh atau bahkan absurd di mata orang lain.
Misalnya, kamu tiba-tiba mau melakukan sesuatu yang niatnya baik tapi malah membuat orang lain dan/atau temanmu bingung.
Pernahkah kamu mendapati dirimu dalam situasi seperti ini?
- Kamu ingin mengajak orang lain ikut dalam mobil yang kamu kendarai, tapi lupa kalau kursi belakang penuh dengan barang entah apa, sehingga tidak memungkinkan bagi orang yang hendak kamu ajak bareng untuk naik/ikut di mobilmu..
- Kamu sudah membawa makanan banyak untuk orang-orang, tapi dalam perjalanan menuju TKP, kamu baru ingat kalau mereka tidak sebaik itu ke kamu (akhirnya gak jadi ngasih)
- Kamu ingin menyemangati seseorang yang sedang sedih, tapi orang lain menganggap kamu ada niat lain yang “kurang ajar”.
Apakah itu berarti niatmu sia-sia? Tentu tidak.
Allah tetap mencatat niat baik itu sebagai amal kebaikan, walaupun proses maupun hasil akhirnya tidak selalu seperti apa yang diharapkan.
Kejadian Lucu di Balik Niat Baik
Niat baik seringkali membawa cerita lucu dan memorable.
Contohnya:
1. Stunned karena Niat Baik yang “Berlebihan”
Kadang, seseorang memiliki niat baik yang begitu besar hingga orang yang menerima kebaikan itu malah terdiam karena kaget.
Kamu mungkin berpikir, “Ini terlalu baik untuk terjadi di kehidupan nyata.”
Tapi sebenarnya, reaksi itu justru menunjukkan bahwa niat baikmu diterima, meskipun terlihat berlebihan, karena normalnya orang/manusia tidak sebaik itu.
2. Mendapatkan “Pukulan Maut” dari Si Baik (Sekilas Cerita)
Ketika Si Baik (Orang yang Baik) hendak melakukan kebaikan, tapi Krisna sama sekali tidak tahu niat kebaikan apa yang hendak Si Baik lakukan, karena dia lagi ngelamun.
Si Baik yang membawa mobil, menawarkan kepada Krisna untuk bareng ke suatu tempat, dan ketika hendak pulang, Si Baik yang baru saja membayar parkir liar di situ, tiba-tiba melihat temannya dan menghentikan kendaraannya.
Jadi. Krisna yang cuma “naruh badan” saja di situ, kaget karena Si Baik malah tiba-tiba menghentikan mobilnya, dan membuka kaca karena melihat temannya yang sedang menunggu kendaraan sewa-online, senyum tapi nggak ngomong apa-apa ke arah temannya (hanya senyum dan ngangguk saja katanya), lalu menutup kacanya lagi, tapi setelah itu terlihat panik gugup sendiri.
Krisna yang kaget, nanya, “Ngapain kamu buka kaca (dan berhenti)?”
Si Baik dengan gugup dan awkward berkata, “Tadi mau nyapa saja, karena ketemu mata saling lihat“.
“Tapi kamu nggak nyapa juga“, kata Krisna, yang bukannya nenangin, malah nambah buat panik Si Baik.
Si Baik menjawab, “Tadinya mau ngajak bareng, tapi di belakang, kursinya penuh barang, bahkan ada Car Seat (untuk bayi) juga…“.
“Terus, ngapain kamu berhenti dan buka tutup kaca segala?“, kata Krisna bingung.
Si Baik bilang, “Karena ketemu mata, masak nggak nyapa…?”
Krisna menjawab dengan entengnya, “Mereka nggak tahu itu kamu...”
Si Baik, tambah panik dan nervous, bilang, “Gimana nih Mas (Krisna), kita ajak nggak…?”
Krisna: “…” (nggak jawab apa-apa…sekitar 3 detik, karena mobilnya sudah jalan lagi dan sedang memikirkan dampak perekonomian dunia yang sedang lesu pada ekonomi Indonesia)
Tiba-tiba…POW, “pukulan maut” mendarat di lengannya dari Si Baik yang panik dan merasa “dikacangin (dicuekin)” Krisna yang seharusnya dan biasanya menjawab dengan cepat.
“Aw…“, kata Krisna, pukulannya nggak sakit, tapi dia kaget dengan familiarity seseorang untuk memukulnya seperti itu, “Kenapa…?“
“Ya kamu jawab, aku nanya malah diem aja, kita ajak atau nggak?!“, kata Si Baik yang malah tambah panik.
Actually, mobilnya sudah meluncur jalan sekitar 30-50 meter dari lokasi dia melihat dan hendak mengajak temannya tadi.
Krisna dengan santainya bilang, “Ini mobil sudah jalan agak jauh, mau muter balik?”
Si Baik bertanya lagi, “Jadi kita muter nih mas?”
“Ya enggaklah, ngapain? Kata kamu, di belakang, nggak muat orang duduk.”, kata Krisna mulai agak takut karena Si Baik tidak terlalu konsentrasi sama jalan di depannya karena panik, padahal dia yang nyetir.
“Lah, kata kamu tadi muter balik!!“, kata Si Baik mulai menyalak dengan ciri khas kebiasaannya.
“Saya kan nanya, bukan nyuruh, lagian kursi belakang nggak muat, dan kamu mau mengajak orang yang akan membuat kamu kaku dan jadi diam saja di mobilmu sendiri? Sepanjang jalan?“, kata Krisna.
“Ya enggaklah“, kata Si Baik.
“Ya sudah, nggak usah, santai saja nggak usah panik“, kata Krisna yang memang kadang suka memberi alasan yang logis kepada orang lain.
“Mereka nggak papa (apa-apa)?“, kata Si Baik lagi, mencari kata “iya” dari Krisna yang menurutnya lebih tahu perasaan orang lain.
“Nggak apa-apa, malahan mereka belum tentu mau juga kamu ajak“, kata Krisna lagi, “Tapi niat baik kamu sudah dicatat kok“.
Sebenarnya jika kamu punya niat baik kepada orang lain, jika tidak ada kesempatan dan keadaan tidak memungkinkan, niat baik itu sudah dicatat, jadi tidak perlu memaksakan diri untuk berbuat kebaikan yang justru akan kamu sesali. (Santai saja)
3. Niat Baik yang Bikin Malu Sendiri
Itu contohnya di atas, malah jadi awkward (kaku dan aneh) kan?
Menghentikan mobil, lalu hanya buka tutup kaca saja, nggak ngomong apapun.
Saya bilang ke Si Baik, “Itu kayak kamu (cuma) pamer mobil, kayak ‘Hei this is I, punya mobil nih‘”, hahahahaha.
Walau saya tahu dia tidak seperti itu, tapi tetap lucu saja, kenapa dia harus mikirin perasaan orang lain yang tidak mikirin perasaan dia ketika dia membutuhkannya.
Belajar dari Niat Baik yang Absurd
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman niat baik yang terlihat ridiculous:
- Niat Baik itu Murni
Niat baik, bahkan ketika hasilnya tidak sempurna, tetap menunjukkan ketulusan hati.
Tidak semua orang memiliki keberanian untuk berbuat baik, apalagi ketika risikonya adalah “anggapan orang lain apa”. - Kebaikan Diterima dengan Cara Berbeda
Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menerima kebaikan.
Tidak semua niat baik langsung dimengerti, tetapi itu tidak berarti niatmu sia-sia. - Awkward Moments Adalah Kenangan
Hal-hal yang terasa memalukan saat itu sering kali menjadi cerita lucu di masa depan.
Tetaplah Berniat Baik, Apapun Hasilnya
Allah tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga proses dan usaha kita.
Niat baik adalah investasi spiritual yang tidak pernah merugikan.
Bahkan jika orang lain tidak mengerti atau menghargai niat baikmu, Allah sudah mencatatnya sebagai kebaikan.
Kita tidak bisa mengontrol bagaimana orang lain merespons niat kita, tetapi kita bisa memastikan niat kita selalu tulus. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesimpulan
Meskipun niat baikmu kadang terlihat ridiculous atau bahkan awkward, jangan pernah berhenti melakukannya.
Setiap niat baik adalah cerminan hatimu yang tulus, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa diukur oleh manusia.
Allah telah mencatat niat baik itu sebagai amal, bahkan sebelum kamu melakukannya.
Jadi, teruslah berniat baik, meskipun hasilnya tidak selalu seperti yang kamu harapkan.
Karena pada akhirnya, niat baikmu adalah bentuk ibadah yang membuatmu semakin dekat dengan Allah.