Budaya “Jilat Menjilat”: Alasan Saya Enggan Terus Menjadi ASN/PNS

Dalam setiap institusi atau organisasi, ada dinamika tertentu yang mempengaruhi interaksi antara anggotanya. Salah satu dinamika yang sering ditemui di berbagai tempat, termasuk namun tidak terbatas hanya terjadi di lingkungan Aparatur Sipil Negara atau PNS di Indonesia saja, adalah fenomena yang dikenal dengan istilah “jilat menjilat” atau “pencitraan diri”.

Fenomena ini membuat saya mempertimbangkan kembali keinginan untuk terus menjadi bagian dari lingkungan tersebut.

Apa Itu “Jilat Menjilat”?

Budaya “jilat menjilat” mengacu pada perilaku seseorang yang berusaha keras untuk menyenangkan atasan atau orang dengan kekuasaan lebih dengan tujuan mendapatkan keuntungan, pengakuan, atau promosi.

Perilaku ini sering kali tidak didasari oleh prestasi atau kompetensi nyata, melainkan oleh keinginan untuk tampil baik di mata orang lain, meskipun itu berarti merugikan atau mendiskreditkan kolega.

Mengapa Saya Tidak Nyaman dengan Budaya Ini?

  1. Kurangnya Meritokrasi: Budaya ini cenderung mengesampingkan prinsip meritokrasi, di mana orang dinilai berdasarkan kinerja dan kompetensi mereka, bukan berdasarkan seberapa baik mereka menjilat.
  2. Membuat Lingkungan Kerja Tidak Sehat: Ini dapat menciptakan suasana kerja yang penuh intrik dan kompetisi tidak sehat, di mana karyawan lebih fokus pada pencitraan daripada kontribusi nyata.
  3. Menghambat Inovasi: Jika karyawan terlalu takut untuk memberikan pendapat atau ide yang berbeda dari pemikiran mainstream karena takut tidak disukai, hal ini bisa menghambat inovasi dan pertumbuhan.
  4. Menurunkan Integritas Individu: Mengutamakan pencitraan daripada integritas dapat menyebabkan individu membuat keputusan yang tidak etis atau merugikan.

Ke depannya

Kritik terhadap budaya “jilat menjilat” bukan berarti menggeneralisasi seluruh ASN/PNS. Banyak di antara mereka yang bekerja dengan integritas tinggi dan dedikasi.

Namun, fenomena ini menjadi gambaran betapa pentingnya pembaruan budaya kerja di berbagai institusi.

Agar meritokrasi, integritas, dan dedikasi menjadi nilai utama, perubahan paradigma dalam pemilihan dan promosi pejabat harus dilakukan.

Dengan adanya pemahaman dan kesadaran bersama, diharapkan budaya kerja yang lebih sehat dan produktif dapat tercipta, menjadikan ASN/PNS sebagai motor penggerak perubahan positif bagi bangsa.

Pendapat Pribadi Admin NKRI One

Sejujurnya saya agak jijik dengan budaya jilat menjilat ini, hal itu menbuat saya demotivasi untuk terus melihat hal ini setiap hari.

Saya selalu berusaha profesional, anti korupsi, dan kolusi, namun seperti halnya jika anda bekerja di lingkungan penuh sampah, bau sampah juga mau tidak mau akan melekat pada diri anda.

Di luar hal yang tidak menyenangkan seperti itu, sebenarnya bekerja untuk negara sedikit banyak menyenangkan, karena walaupun mungkin hanya sebutir debu, kita ikut membangun bangsa ini.

Namun, dengan semakin maraknya prosesi jilat menjilat di lingkungan kerja, membuat saya mulai menyangsikan realita yang harus saya hadapi kalau saya terus bekerja di tempat ini.

Naudzubillah.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Most Read
Scroll to Top