Hukum Menolak Pemberian Orang

Hukum Menolak Pemberian Orang: Rezeki dari Allah yang Tidak Boleh Ditolak

Sebagai hamba Allah, kita diatur oleh konstitusi Ilahi yang sangat jelas tentang rezeki.
Dalam Islam, segala bentuk rezeki yang datang kepada kita, baik itu melalui jalur langsung maupun tidak langsung, semuanya berasal dari Allah.

Ada ketentuan yang mengatur bahwa kita tidak boleh menolak rezeki atau nikmat yang diberikan kepada kita, apapun bentuk dan dari mana pun datangnya.
Karena pada hakikatnya, rezeki itu dikirim oleh Allah melalui berbagai saluran.

1. Dari Mana Rezeki Itu Berasal?

Pertanyaan yang sering muncul adalah: Dari mana rezeki Allah datang?
Apakah Allah akan datang langsung mengantarkan sesuatu kepada kita, seperti dalam contoh Krisna, ini lontong sayur untuk kamu…?
Tentu saja tidak mungkin langsung seperti itu.
Allah memberikan rezeki melalui berbagai cara, baik itu melalui rekan kerja, atasan, orang asing, bahkan orang yang sebelumnya tidak kita kenal.

Rezeki bisa datang dalam bentuk apa saja, dari siapa saja, dan kapan saja, dan semua itu tetaplah berasal dari Allah.

Kita sering kali melihat pemberian seseorang sebagai “hadiah” atau “pemberian”, tetapi di balik semua itu adalah ketentuan Allah.

Setiap pemberian, baik besar maupun kecil, tetaplah rezeki yang Allah titipkan melalui tangan-tangan manusia.

2. Apakah Kita Boleh Menolak Pemberian Orang?

Jawabannya adalah tidak.

Secara hukum dalam Islam, menolak pemberian atau rezeki yang datang kepada kita tidak dianjurkan.
Sebab, menolak rezeki berarti menolak nikmat Allah.
Ini adalah bagian dari adab dan etika dalam menerima kebaikan dari orang lain.

Dalam Al-Qur’an dan Hadits, banyak sekali dalil yang menunjukkan bahwa menerima pemberian adalah bentuk syukur dan kerendahan hati di hadapan Allah.
Berikut beberapa di antaranya:

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(Q.S. Al-Baqarah: 172)

“Dan Allah melebihkan sebagian kalian dari sebagian yang lain dalam hal rezeki…”
(Surah An-Nahl (16:71):

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya melalui berbagai cara, termasuk melalui manusia lain.
Pemberian dari orang lain bisa jadi adalah bagian dari rezeki yang telah Allah tetapkan untuk kita.

Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Apabila seseorang diberi sesuatu, maka hendaklah ia membalasnya.
Jika ia tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka hendaklah ia memuji (pemberi tersebut).
Jika ia memuji, maka ia telah berterima kasih, dan jika ia diam maka ia telah mengingkarinya.”
(HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkan pentingnya menerima pemberian dengan cara yang baik, mengucapkan terima kasih, atau bahkan membalas kebaikan jika memungkinkan.
Diam atau menolak tanpa alasan yang tepat dianggap sebagai bentuk pengingkaran terhadap kebaikan yang diberikan oleh orang lain.

Hadits Riwayat Muslim:
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Barang siapa yang Allah datangkan kepadanya sesuatu dari harta ini tanpa dia memintanya, maka hendaklah dia menerimanya, karena sesungguhnya itu adalah rezeki yang Allah kirimkan kepadanya.”
(HR. Muslim)

Hadits ini dengan jelas menyatakan bahwa jika kita mendapatkan sesuatu yang baik dari orang lain tanpa kita memintanya, maka hal tersebut harus diterima sebagai rezeki dari Allah.
Menolak rezeki ini tanpa alasan yang kuat dapat dianggap sebagai pengingkaran terhadap rahmat Allah.

  • Dari ayat dan hadits ini, kita memahami bahwa menerima pemberian adalah bagian dari adab dan rasa syukur.
    Bahkan, kita dianjurkan untuk mendoakan orang yang telah memberi kita sesuatu.
    Menolak pemberian tanpa alasan yang jelas bisa dilihat sebagai bentuk kesombongan atau tidak bersyukur terhadap rezeki Allah.

3. Logika di Balik Menolak Pemberian Orang

Secara logika, menolak pemberian dari orang lain bisa memiliki dampak sosial yang negatif.
Ketika kita menolak pemberian seseorang, itu bisa menciptakan jarak atau kesalahpahaman.
Orang tersebut bisa merasa tersinggung atau merasa bahwa kita tidak menghargai kebaikan mereka.

Jika kita terus-menerus menolak, orang tersebut mungkin tidak akan berani memberi lagi, bahkan mungkin akan berpikir bahwa kita tidak mau dibantu atau tidak menghargai kebaikan mereka.
Pada akhirnya, ini bisa membuat hubungan sosial kita menjadi renggang, dan kita mungkin kehilangan kesempatan-kesempatan baik yang datang dari orang-orang di sekitar kita.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasa bahwa kita tidak memerlukan sesuatu, atau merasa malu untuk menerima pemberian orang lain.

Tapi, perlu diingat bahwa menolak rezeki yang datang dari orang lain bukanlah hal yang bijak.
Bisa jadi, itu adalah cara Allah untuk menguji apakah kita bersyukur dan rendah hati dalam menerima nikmat-Nya, sekecil apapun itu.

4. Pentingnya Menerima dengan Rasa Syukur

Salah satu aspek penting dalam menerima pemberian adalah rasa syukur.
Ketika kita menerima pemberian, kita tidak hanya bersyukur kepada orang yang memberi, tetapi juga kepada Allah yang telah mengatur rezeki tersebut sampai kepada kita.

Menerima dengan hati yang ikhlas adalah bentuk dari keimanan bahwa segala sesuatu yang datang ke dalam hidup kita adalah bagian dari rencana Allah.

Rasulullah SAW selalu menganjurkan untuk menerima kebaikan dari orang lain dengan lapang dada dan penuh rasa syukur.

Ketika seseorang memberi kita sesuatu, kita tidak hanya menerima barang atau benda, tetapi juga menerima niat baik dan kebaikan hati dari orang tersebut.
Menolak pemberian bisa berarti menolak hubungan baik dan rasa saling menghargai.

5. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan dengan situasi di mana seseorang memberi kita sesuatu.

Mungkin kita merasa bahwa kita tidak membutuhkannya, atau kita merasa malu untuk menerima.
Tapi, perlu diingat bahwa setiap pemberian adalah bagian dari ujian dan pelajaran dalam bersyukur.

Berapa banyak dari kita yang sering merasa tidak enak saat menerima hadiah atau pemberian? Tapi ingatlah, menolak rezeki itu sama saja dengan menolak nikmat Allah. Ketika kita menolak dengan alasan yang tidak jelas, kita bisa kehilangan pahala, serta keberkahan dari pemberian tersebut.

Penutup: Menerima Pemberian adalah Bentuk Syukur

Pada akhirnya, hukum menolak pemberian dalam Islam sangatlah jelas: tidak dianjurkan menolak rezeki yang datang dari Allah, apa pun bentuknya, dari siapa pun sumbernya.

Sebagai hamba Allah, kita harus bersyukur dan menerima segala nikmat yang datang kepada kita dengan tangan terbuka dan hati yang lapang.

Ini adalah bagian dari adab dalam berinteraksi dengan sesama manusia, sekaligus bentuk dari kecintaan kita kepada Allah yang selalu memberikan rezeki-Nya dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya di NKRI One

Populer Bulan Ini
Most Read
Scroll to Top